Lingkaran sihir muncul mengelilingi si rubah, cahaya keluar dari telapak tangan Anaya, perlahan luka yang ada ditubuh Rubah kecil menghilang
Anaya segera mengecek kondisi Rubah kecil, Anaya tersenyum saat melihat kondisi Rubah kecil membaik bahkan jauh lebih baik
Anaya menghela nafas lega,Anaya merebahkan dirinya di samping Rubah kecil, tubuhnya kelelahan karena menggunakan elemen Cahaya
Perlahan mata Anaya tertutup dan semuanya menjadi hitam, sosok hitam yang berada di sebrang jurang setelah Anaya pergi dari jurang kini berada di samping Anaya yang tertidur
Sosok hitam itu mengelus pipi Anaya menggunakan tangannya yang dingin seperti es membuat tidur Anaya sedikit terganggu
"Masih sama" gumam sosok itu kemudian menghilang menjadi asap hitam yang berubah menjadi pelindung transparan disekitar Anaya
Matahari terbit menunjukkan jika hari sudah pagi, Anaya terbangun karena cahaya matahari mengenai kelopak matanya
"Ugh? Udah pagi?" Ucap Anaya sambil menutup mulutnya yang menguap, Anaya pun merenggangkan tubuhnya yang terasa sedikit pegal karena tidur di atas tanah
"Kok bisa ada dihutan?" Tanya Anaya pada dirinya serndiri kebingungan mengapa dirinya bisa berada dihutan
"Oh.......baru inget" ucap Anaya sambil menggaruk-garuk pipinya, dengan wajah baru bangun tidur, Anaya berjalan menuju sungai untuk mencuci wajahnya
"Ahh....... segarnya" ucap Anaya setelah mencuci wajahnya di air sungai yang sejuk Rubah kecil hanya diam memperhatikan Anaya dengan kebingungan
Anaya berdiri ingin melanjutkan perjalanannya mencari desa terdekat hingga ia lupa dengan Rubah kecil yang ia bawa sampai kesini
Anaya berjalan menyusuri hutan sambil menyenandungkan sesuatu membuat para hewan dihutan yang mendengarnya mengikuti langkah Anaya
Senandung lembut membuat para hewan tertarik untuk mendengarkannya hingga selesai, Anaya terus berjalan tidak menyadari jika berbagai macam hewan mengikutinya di belakang
Saat Anaya sedang asik menikmati angin pagi yang sejuk dan nyaman serta jalan-jalan pagi
Telinga Anaya denger bunyi aduan pedang yang tak terlalu jauh dari tempat Anaya berjalan para hewan yang mengikuti Anaya berlarian entah kemana saat mendengar suara aduan pedang itu
PRANGGG
SRANGGG
Kaki Anaya mulai berlari dan melompat ke dahan Pohon satu ke lainnya diikuti oleh Rubah kecil yang mengikutinya dari belakang
Anaya melompat disalah satu pohon menuju puncaknya untuk melihat dari manakah asal suara pedang itu
Anaya tersenyum saat menemukan lokasi tempat pertarungan terjadi, Anaya menjatuhkan dirinya ketanah yang sudah ditunggu oleh Rubah kecil
Anaya belari kencang dan kembali melompat dari satu dahan pohon ke dahan pohon lainnya diikuti juga oleh Rubah kecil
Bunyi pedang saling beradu terdengar lebih jelas ditelinga Anaya, Anaya mencari tempat yang bagus untuknya menonton pertarungan itu
Saat menemukan tempat yang bagus Anaya mengeluarkan buah aneh yang tak sengaja ditemukannya kemarin dan selalu ia bawa dibalik kain hanfu lapisan pertama
"Kali ini anda tidak akan selamat pangeran!" Teriak pria yang menggunakan pakaian seperti jenderal kepada pria satunya yang menggunakan pakaian layaknya seorang pangeran
"Hahaha....bunuh aku jika kau bisa" Balas pangeran itu dengan nada merendahkan lawannya
'kurasa aku tidak terlambat' batin Anaya senang
KAMU SEDANG MEMBACA
FRUIT GIRL [REVISI]
Fantasy"Gak!!" Ucap si gadis "Dan stop panggil Nona, Namaku bukan Nona" ucap gadis itu dengan nada kesal karena acara makannya diganggu "Panggil Anaya, Anaya Evie Tamalanrea" ucap gadis itu atau kita panggil saja Anaya "Baiklah No- Anaya" Happy reading and...