"YA!! AKU BAJINGAN, AKU BODOH
AKU BODOH MEMBERIKAN RAMUAN ITU KEPADA ANAYA, aku bodoh...."Bab sebelumnya 😉
————
Levin mengelus sebentar kepala putranya, kemudian bangkit berjalan mendekati GD
"Bangun." Perintah Levin pada Demian yang meringkuk diatas lantai
Mendengar nada dingin dari Levin Demian segera bangun dari posisi meringkuknya
"Apa alasanmu memberikan gadis itu ramuan terkutuk itu?" Tanya Levin pada Demian dengan wajah datarnya
"Itu karena......." Levin menaikkan satu alisnya menunggu kelanjutan perkataan Demian
"Karena pengikisan jiwa sialan itu membuatku terpaksa memakai ramuan terkutuk itu!" Tegas Demian melanjutkan ucapannya
"TERPAKSA KATAMU?!!!!" Tidak, bukan Levin yang berteriak melainkan Gerrard
Gerrard ingin menghajar Demian lagi tetapi dihalangi oleh Levin, membuat Gerrard hanya bisa menahan kekesalannya itu dengan menendang dinding kamar
"Aku tau perasaan mu kaisar....tetapi cara yang kau gunakan sangat salah dan menentang keras garis takdir, dengan kau memberikan ramuan itu kau sama saja sedang menyiksa gadis itu!" Nasihat Levin kepada Demian
"Lebih baik menerima takdir meskipun itu sulit, habiskan lah waktu bersama gadis itu hari ini karna besok akan segera melaksanakan acara pendo'a an untuk gadis itu" ucap Levin panjang kali lebar kali tinggi
Demian yang mendengar itu hanya bisa mengepalkan tangannya hingga kukunya menembus kulit telapak tangannya, sedangkan Gerrard sudah pergi dari kamar Anaya
Levin mendekati Liu kembali "tolong sampaikan pada pendeta untuk menyiapkan acara pendo'a an mengerti?"
Liu mengangguk lemah dan bangkit keluar dari kamar Anaya menuju gereja yang berada tak jauh dari istana
Levin mendekati Anaya yang berbaring di atas kasur, kemudian membisikkan sesuatu ditelinga Anaya
Levin berjalan meninggalkan Demian dikamar Anaya untuk menghabiskan malam terakhir sebelum Anaya di doakan, Dengan gontai Demian berjalan mendekati Anaya
"Vie-ku tidak pernah berubah yah......selalu sama seperti dulu" ucap Demian lirih di akhir
Suasana sangat tenang dan sunyi di istana Aldatu, Air mata yang selama ini Demian tahan perlahan keluar bersamaan dengan isakan kecil dari bibirnya
"Maafkan Ian Vie......Ian selalu tidak berguna saat Vie kesusahan...." ucap Demian diiringi air mata yang keluar dari pelupuk matanya membuat aliran air dipipi Demian menetes mengenai kening Anaya
Cahaya berwarna Ungu bersinar dikening Anaya tanpa Demian sadari, perlahan cahaya itu memudar bersamaan dengan Demian yang membuka matanya
Demian mengelus lembut kepala Anaya dan mengecup punggung tangan Anaya yang sudah berubah warna menjadi agak kebiru-biruan efek samping dari ramuan Terkutuk itu
Demian berbaring disamping raga milik Anaya, memeluk tubuh itu meskipun terasa dingin Demian tetap memeluk tubuh Anaya Erat, perlahan mata Demian tertutup dan menyelam kedalam as lam mimpi miliknya
PAGI PUN TIBA
Digereja ibukota Aldatu, Demian, Gerrard,Liu,Levin, dan Dewi Vanersie beserta penghuni geraja sedang berada di aula geraja untuk melakukan acara doa untuk Anaya
Sang pendeta yang memimpin acara doa mulai membacakan doa yang ada dikitab suci gereja tersebut, semua orang yang hadir berdoa dengan khusyuk untuk Anaya
Cahaya putih menyelimuti seluruh tubuh Anaya, perlahan tubuh Anaya mulai terurai dan terbang ke atas langit, Demian dll yang melihat itu menitikkan air mata yang sudah berusaha mereka tahan
Acara doa pun selesai dengan terkirimnya tubuh Anaya kelangit menuju para dewa-dewi, Sanga pendeta pun menutup acara doa dengan doa pula
[dimulai dengan doa, diakhiri dengan doa pula]
semua orang kembali ke kerajaan mereka masing-masing termasuk Gerrard dan Demian yang juga kembali ke negara mereka
DITEMPAT YANG JAUH
Cahaya berwarna ungu bersinar terang di dalam sebuah gua yang jauh didalam hutan, menarik perhatian para roh dan monster yang tinggal dihutan itu
Para roh dan monster berjalan mendekati cahaya berwarna ungu yang menarik perhatian mereka
Sebelum mereka berjalan lebih dekat tubuh semua mahluk itu hancur karna gelombang yang sangat kuat keluar dari dalam gua itu
Dari dalam gua keluar lah seorang gadis dewasa menggunakan gauh berwarna ungu dengan kipas baja ditangan gadis itu
"Alendius ya? Menarik" mata tajam gadis itu menatap sekitarnya yang dipenuhi oleh darah mahluk mahluk yang ia bunuh
Bibir gadis itu terangkat membentuk seringai yang menyeramkan
"Rènwù yǐ jiēshòu" Gumam gadis itu kemudia menghilang
~TAMAT~
——————
Dah tamat ya guys ya, soalnya mau bikin book baru, tapi versi temenku yang bikin, aku yang disuruh ngetik🤡
Yah kalau endingnya kurang memuaskan maaf ya? Soalnya aku terinspirasi dari dracin yang aku tonton endingnya ngegantung begini🙉
KAMU SEDANG MEMBACA
FRUIT GIRL [REVISI]
Fantasy"Gak!!" Ucap si gadis "Dan stop panggil Nona, Namaku bukan Nona" ucap gadis itu dengan nada kesal karena acara makannya diganggu "Panggil Anaya, Anaya Evie Tamalanrea" ucap gadis itu atau kita panggil saja Anaya "Baiklah No- Anaya" Happy reading and...