Thrity-six

540 26 0
                                    

Seketika amarah Demian mereda digantikan dengan perasaan takut saat melihat pujaan hatinya berteriak marah

Anaya menatap tajam Demian berusaha meredakan amarah yang menyelimuti dirinya

Setelah sedikit tenang, Anaya bergegas mendekati Liu untuk mengecek kondisi Liu apakah parah? Atau tidak?

"Liu! Liu!" Anaya menggoyangkan tubuh besar Liu berusaha mengecek kesadaran Liu

Merasa tidak ada respon perasaan Anaya menjadi takut, Anaya menempelkan wajahnya kedada Liu untuk mengecek detak jantungnya

"Huftt...... Alhamdulillah masih hidup" perasaan tenang sedikit menimpa Anaya tapi tidak bertahan lama

Jantung Liu tiba-tiba melemah membuat Anaya terkejut dan takut, Anaya bergegas mengangkat Liu menggunakan sihir gravitasi nya berlari menuju hutan tanpa mempedulikan Demian yang masih berdiri memandangi kepergian Anaya dengan tatapan sendu

*Dihutan

Kini Anaya telah tiba di tempat awal Anaya bertemu dengan Liu yang tidak jauh dari desa Deir, Anaya menyusuri hutan hingga menemukan sebuah gua

Anaya menurunkan perlahan tubuh Liu ke atas batu yang pipih membentuk seperti tempat tidur batu yang terletak didepan gua yang tak jauh dari danau tempat Anaya beristirahat dulu

Anaya bersandar ke salah satu pohon untuk beristirahat dan memulihkan mananya yang telah habis terpakai setengah karena menggunakan sihir teleportasi dan gravitasi

"Bau apa nih? Kok kayak bau dupa?" Indra penciuman Anaya menangkap bau yang hampir mirip seperti dupa tetapi samar

Mengurungkan niat untuk beristirahat Anaya memilih mengikuti bau dupa yang diciumnya, meninggalkan Liu sendirian di depan gua

"Loh kok......." Langkah Anaya terhenti ketika matanya hanya melihat pemandangan Padang rumput hijau yang luas

Anaya berbalik dan melihat sekelilingnya. Tubuh Anaya menegang saat tak menemukan hutan yang ia singgahi tadi

"L-liu?! Liu!!" Ucap Anaya berlari kesana-kemari sembari meneriaki nama Liu

*Dihutan

Liu dengan keadaan jantung yang semakin melemah berusaha untuk bangun walaupun mustahil, rubah itu bersuara seperti sedang mencari pertolongan

*Kembali ke gang gelap

Demian masih betah berdiri layaknya patung, padahal sudah lama Anaya pergi tapi Demian tak bergeming sama sekali di tempatnya

Sampai.....

"UHUK!!!" Demian memuntahkan darah berwarna hitam dari mulutnya

Demian yang melihat darah hitam itu terkejut, tangan Demian bergetar hebat setelah melihat darah hitam itu

"Tidak! Tidak! Kali ini aku tidak akan membiarkan kau mengambilnya lagi!!" Suara Demian bergema di gang itu saat angin berhembus entah dari mana Demian menghilang seketika

*Dihutan

Demian tiba di depan gua dimana Liu sedang terbaring tak berdaya, Demian yang melihat Liu hampir kehilangan kesadarannya segera menyembuhkan luka dalam Liu

Liu yang tidak merasakan rasa sakit lagi segera bangun dan berdiri di hadapan Demian memberikan isyarat untuk naik ke atas tubuhnya

Demian yang mengerti segera menaiki tubuh besar Liu, Liu berlari kencang mengikuti aroma Anaya yang masih sedikit tercium

2 jam lamanya Liu dan Demian menyusuri hutan, Demian yang merasakan aura aneh keluar dari dua pohon yang berdiri sejajar

Demian menepuk tubuh Liu memberikan isyarat untuk berhenti, Liu pun memelankan larinya hingga Liu dan Demian didepan dua pohon sejajar itu

Demian turun dari tubuh Liu, Liu pun berubah menjadi manusia setengah rubah mengikuti langkah Demian dari belakang

Demian memperhatikan aura aneh yang keluar dari pohon itu bersama dengan Liu

*Kembali ke Anaya

Sudah 2 Minggu Anaya berada di Padang rumput luas itu

"Hiks...hiks bundaaa.....ini dimana?! Liu gimana? Ini dimana?! HUAAAA!!!!IAN!! TOLONG AYA!!!! HUAAAAA BUNDA!!!!" Tangisan kencang Anaya menarik perhatian roh-roh elemen, perlahan para roh menunjukkan wujud mereka dan mendekati Anaya

Sebelum para roh menyentuh Anaya, para roh lebih dahulu menghilang saat merasakan aura besar yang sedang menuju kearah gadis yang membuat mereka penasaran itu

Para roh menjauh sejauh-jauhnya dari gadis itu, hingga aura besar yang dirasakan para roh semakin dekat dengan Anaya

Anaya yang masih sesegukan karena menangis dengan posisi menenggelamkan wajahnya di antara kedua lututnya

Seorang pria berjubah hitam berharap kisaran 20 langkah dari tempat Anaya berjalan mendekati Anaya

Sampai pria itu berada didepan Anaya, pria itu ingin menyentuh kepala Anaya tapi ia urungkan saat Anaya terlebih dahulu menatapnya, pria itu berdehem, menarik kembali tangannya

Anaya mendongkak saat merasakan kehadiran seseorang didekatnya, mata Anaya menangkap seorang pria yang seperti baru kepergok nyuri uang koin

"Sape lu?! Apa mau lu? Mending lu jauh-jauh deh gw lagi bet mut!!" Anaya mengibaskan tangannya memberikan isyarat mengusir pria didepannya tapi tak dihiraukan, pria itu terus menatap Anaya membuat Anaya sedikit risih

"Tuh mata mau gw colok? Kalo mau sini gw tusuk pake tusuk konde!!" Ancam Anaya menarik tusuk rambut dengan gantungan kupu-kupu di ujungnya, ia arah kan ke pria didepannya

Pria itu terkekeh, membuat Anaya berdecih sambil menatap Sinis pria didepannya ,'orang gila lepas pengawasan!' batin Anaya kesal

"Mari ikut denganku ratuku" suara berat pria itu terdengar, Anaya menatap mata tajam pria didepannya

"GA!" Pekik Anaya keras

(Pekik itu apasih? Gatau artinya Rara asal ngetik aja:) )

"Ikut denganku sebelum aku menggunakan cara kasar" nada rendah pria itu terasa menakutkan membuat Anaya sedikit takut hanya sedikit

"GA!! gw gamau ikut kalo bukan Demian yang jemput!! Titik!" ucap Anaya membalas perkataan pria didepannya

Pria berjubah itu menatap marah Anaya saat mendengar nama Demian keluar dari mulut Anaya

"Akh!!" pria itu mencekik leher Anaya kuat, meskipun tidak terasa sakit ataupun kesulitan bernafas, tetap saja Anaya kaget bjir!

"Beraninya kau menyebutkan nama Bajingan itu!!" Teriak pria itu marah dengan tangan mencekik leher Anaya kuat

Anaya memegang tangan pria didepannya berusaha untuk melepaskan cekikan di lehernya

"L-lepaskan!!" Pekik Anaya keras sambil menatap tajam pria yang mencekiknya

"ANAYA!!!"

FRUIT GIRL [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang