kangen eyang ( chapter 38)

12 2 0
                                    

welcome semua jangan lupa vote dan follow makasih sayang sayang kuh

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
happy reading

rumi yang tengah berada dirumah muak akan ocehan mama gisell sendari tadi rumi terus menerus dibandingkan dengan kakaknya

"kamu itu beda banget sih sama kakak mu !! lihat kakakmu udah bisa faham sama keadaan lah kamu apa??? cuman bisa nyusahinnn ajaaaa !!!!" ucap mama gisell dengan nada tinggi

"iya ma iyaaaa aku tau aku ga bisa apa apa aku cuman numpang disinii!!! iyaa kakak bisa cari duit sendiri sedangkan aku belum karnaa aku belum kerjaa maa" balas rumi dengan air mata yang tak berhenti  menetes

"emang kamu itu ga tau diriii !!! nurutt sekali ajaa kenapa sih?!!" bentak mama gisell

"aku kurang nurut apa lagi maa!! aku udah selalu turutin apa yang mama mauu!!!" balas rumi

"halahhh ngurusin kamu itu ga akan ada habisnyaa suka ngelawan cuman buang buang tenaga ajaa " ucap mama gisell

"halahhh gatauu maa!! capek aku"balas rumi

"kamu itu ya anak terakhir!!! pembangkangg lagii , siapa yang ajarin kayak gitu ha?!" ucap mama gisell

"ga ada tuh" balas  rumi

"masih ngelawan teruss kalau dibilanginn !!!" tegas mama gisell

"gatau capek aku salah mulu iya emang kakak paling baik paling benerrr aku mah ga ada apa apa nya , aku keluar duluu" ucap rumi

"dasar anak pembangkangg" pungkas mama gisell

rumi pun langsung keluar begitu saja
dan menuju sebuah tempat .

aku mendatangi sebuah tempat lahan sederhana yang menjadi alasan kedukaan banyak orang. ada sebuah doa yang mengalir, ada lontaran kata-kata yang diiringi air mata, dan ada bunga yang ditebarkan di atas tanah. tempat ini hanya diisi dengan banyak duka dan tangis tulus dari para manusia yang merasakan sebuah kehilangan abadi.

"kurasa suatu saat nanti aku juga akan abadi didalam tempat ini" ucap rumi

"assalamu'alaikum eyangg" lanjut rumi lirih dan duduk disebelah makam sang kakek ia pun membacakan surat yasin berserta tahlilnya setelah itu ia pun curhat pada eyang nya  dan menulis surat dibawa ini . tak lupa ia teruss menerus memeluk erat batu nisan itu

ilustrasi surat

Dear eyang

eyang cucu mu sudah besar yang dulu sering sekali menyembunyikan tongkat mu kini dia sudah tumbuh dewasa sudah mengerti dunia bahwa emang dunia sekejam itu. aku ingin hidup lama eyang cuman makin kesini kurasaa lebih baik tiadaaa . eyang aku rindu kamu andai eyang masih hidup mungkin eyang akan jadi tempat keluh kesah ku . anak yg masih berusia belasan taun ini sudah capek akan hidup nya . aku ingin bertemu denganmu walau cuman mimpi berikan aku semangat eyang agar aku mampu terus hidup dan mengejar gelar sarjana ku walau dengan penuh tangisan .  eyangg aku iriiiii katanyaa anak terakhir paling disayang tpi aku kebalikan nyaaaaaaaaa kakak ku hidup enakkk eyangg aku enggak . eyang baik baik ya diatas tolong awasi dn jaga cucu mu ini hehe kapan kapan aku kemakam eyang lagi yaa aku kangenn banget sama eyang. kangen ku eyang ga bisa diucapkan lewat kata2 hehe segitu dulu ya untuk hari ini love you eyang aku sayang eyang....

mata rumi kini sudah membengkak akibat tangis yang sendari tadi tak terhenti . isak tangis yang ia tahan pun kini terlepas secara perlahan.

"makasih eyang udah dengerin curhatan rumi" batin rumi

" yaudah rumi pamit ya mau nyenengin hati rumii , rumi mau beli es cream babayy eyangg" ucap rumi

ia pun pergi meninggalkan kakeknya . namun disisi lain ada yang diam diam mengikuti rumi . ...

sesampainya rumi ditokoh es cream ia pun ingin memesan es cream coklak

"mbak mau pesan es cream coklat " ucap rumi kepada mbak kasir

"atas nama rumi ya mbak??" tanya mbak kasirnya

"loh iyaa kok tauu" balas rumi

"oh iya untuk pemesanannya tidak usah bayar tadi sudah ada yang memesankan mbak es cream coklat" jelas mbak kasir

"loh siapa ya mbak kira kira??" tanya rumi

"maaf untuk sebelumnya nama orang nya disuruh dirahasikan mbak" ucap mbak kasirnya

"okee baik mbak makasih" balas rumi

rumi pun mencari tempat duduk yang sejuk dipinggir jalan  setelah itu ia pun mengeluarkan ponselnya .

"suntuk banget irfan ga ngasi pesan sama sekali dari tadi " batin rumi

"dorrrr"

"udah lama?" tanya irfan

" lohh?! lo disini?? kok bisa?" heran rumi

"jangan jangan lo yang pesen es cream tadi ?" tanya rumi

"hehehe iyaaa btw nih coklat silverqueen buat lo jangan sedih sedih mangkannya kalau ada masalah tuh cerita jangan dipendam sendiri " balas irfan

"hehe masalah sepele kok " ucap rumi

"masaa masalah sepele sampe kemakam kakek" balas irfan

"heheh lo ngikutin gua yaaa !!" ucap rumi

"hehhee iya karna tadi kebetulan lewat depan makam kok lihat lo jadi sekalian hehe , nih tadi gua metik bunga didepan sana" balas irfan

"makasihhh yaaa lo selalu adaa buat gua " ucap rumi

"sama samaa lain kalii jangan lupa cerita kalau ada masalah ga baik dipendam sendiri " balas irfan mengeluss pelan kepala rumi

"ini ya mbak untuk pemesanan nya " ucap mbak kasir memberikan es cream tersebut ..

"makasih " balas rumi

"ir jangan nyebat didepan guaaa " ucap rumi yang melihat irfan mengeluarkan rokoknya

"iya iyaa nanti asapnya gua telen sendiri " ucap irfan

"beneran ya!!" tegas rumi

"heh ya enggaklah nanti asepnya gua buang ga kearah lo kok tenang , gua tau lo ga suka asep rokok" balas irfan

"kok tau??" tanya rumi

"rahasiaaa" balas irfan

"kebiasaann" ucap rumi mencubit pelan lengan irfan













gimana nih tanggapan kalian tentang chapter kali ini?? maaf ya kalau banyak typo jangan lupa vote

Berakhir tanpa memulai (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang