🍀¹⁸ Ragu. Lagi?

374 24 3
                                    

Selamat datang readers FB. Thank you sudah mau mampir. Sudah baca part putri saya belum nih? Pasti sudahlah ya. Okay itu aja kalimat pertama dari saya. Happy Reading😁

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Nangis gak papa, kamu berhak mengekspresikan sakitmu.

[Alzeyn Catsa]

.
.
.











"Kira-kira siapa yang berani ngadu tentang kejadian kemarin?"

Zero mengumpulkan keluarganya kecuali Cilla di ruang tamu pagi ini. Mengenai kejadian kemarin yang benar-benar bocor dan mengancam kelangsungan perusahaannya.

Marah? Tentu.

Flasback on.

"Mata-mata mereka nggak ada di sini Yah" ucap Zakira menenangkan suaminya yang terlihat frustasi

"Lihat? Di luar sepi. Lagian mana mungkin mereka sampai sini. Di luarkan banyak satpam" lanjut Zakira

Dring.

Belum merespon apapun saku celana Zero bergetar yang membuat sang empu langsung mengambil handphonenya.

Di sana tertera nama Boni yang merupakan sekretarisnya.

"Halo Bon" sapa Zero datar

"Gawat Pak" ucap Boni dengan nada khawatir

"Gawat kenapa?" tanya Zero tetap dengan nada datar. Namun tidak dengan jantungnya yang sudah berdegup kencang, entah karena apa.

"Hampir seluruh kerjasama kita dengan perusahaan besar diputus begitu saja secara mendadak Pak. Ini sangat membahayakan perusahaan kita Pak" papar Boni

'Ternyata Darha tidak main-main' batin Zero marah

"Nanti saya urus" pungkas Zero dan mematikan telponnya

Tak lama setelah panggilan terputus, handphone Zero kembali berdering. Tanpa basa-basi ia pun mengangkatnya.

"Masih berani mengingkari janji tuan Zero yang terhormat" suara itu terdengar penuh penekanan

"Nikmati saja penyesalan atas perbuatan keluargamu" kalimat terakhir membuat Zero mengepalkan tangannya

Nut.

Panggilan diputus sepihak. Zero melempar handphonenya ke atas kasur.

Flasback off.

Finally Bersamamu (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang