🍀²⁴ Papaa

269 18 2
                                    

Selamat datang readers FB. Thank you sudah mau mampir. Sudah baca part pasar malam belum nih? Pasti sudahlah ya. Okay itu aja kalimat pertama dari saya. Happy Reading😁

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Boneka punya arti tersendiri
buat kami

[Vitore Darha]

.
.
.











Dringg

Suara telepon menggema di ruang kamar. Sedangkan sang pemilik berada di dapur untuk membuat makan siang.

Dringg

Telepon kembali menyala setelah beberapa detik suara meredam.

Dringg

Tidak ada tanda-tanda kemunculan sang pemilik. Telepon mati.

Di sisi lain.

"Nggak diangkat Pa" adunya pada sang Ayah

"Sibuk paling, coba telepon suaminya" perintah sang Ayah

Menuruti ucapan Ayahnya, dia menutup room chat dengan gadis yang tak kunjung menerima teleponnya dan berganti ke nomor lain.

"Bro" sapanya pertama kali ketika terdengar jawaban dari nomor yang dihubunginya

"Gue pulang" jawabnya ketika mendengar sebuah pertanyaan

"Gue telepon Cilla nggak diangkat-angkat"

"Kalo nggak sibuk"

"Gue tunggu"

Tak lama panggilan terputus, ia segera memasukkan teleponnya ke dalam saku jaket dan melanjutkan makan siangnya.

"Bagaimana Vitore?"

"Zeyn sama Cilla nanti jemput Ma"

"Mama nggak sabar, gimana ya nanti reaksinya"

Nadira senyum-senyum sendiri membayangkan reaksi putrinya saat tahu mereka pulang.

Memang, mereka tidak mengatakan jika akan balik ke Indonesia. Tentu, ini semua adalah kejutan. Ia tidak sabar memeluk kembali putri kesayangannya. Gadis mungil yang selalu membuatnya tersenyum, bahkan hanya sekedar menatap wajahnya.

"Hadiahnya sudah kan, Pa?" tanya Nadira antusias kepada suaminya

Darha tersenyum tipis lantas mengangguk. "Sudah Ma" ucapnya

Di sisi lain.

"ARGH" raung Zero

"Kami minta maaf Pak" ucap salah satu karyawan dan diangguki karyawan lain

Finally Bersamamu (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang