🍀¹² Pulang

419 27 2
                                    

Selamat datang readers FB. Thank you sudah mau mampir. Sudah baca part best home belum nih? Pasti sudahlah ya. Okay itu aja kalimat pertama dari saya. Happy Reading😁

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Aku ingin tahu, apa kehadiranmu sekarang untuk menetap?

{Anonymous}

.
.
.










Keesokan paginya, Cilla sudah diperbolehkan pulang. Berdasarkan pemeriksaan semua sudah normal dan aman. Cilla yang mendengar dirinya diperbolehkan pulang pun langsung senang.

Namun sayang, kesenangan itu tidak berlangsung lama setelah mendapat kabar dari Zeyn jika keluarga pamannya pergi ke Indonesia untuk pernikahan Arce.

Dirinya sempat bingung juga, setelah kepulangan ini dirinya mau tinggal di mana. Namun Zeyn bilang jika ia akan tinggal bersama di apartemennya untuk sementara waktu dalam masa kontrol. Ya meski sudah normal, namun Cilla masih diminta untuk kontrol 2 minggu sekali untuk penyembuhan total. Dan itu hanya selama 1 bulan ke depan.

Cilla juga sempat ditawari untuk tinggal di rumah Nadira, namun itu ditolak oleh Darha karena beliau ingin memberikan waktu untuk Cilla bisa menyesuaikan diri dengan Zeyn yang noteabenya adalah suaminya.

"Kak Zeyn, bonekanya yang kecil jangan dimasukin koper ya. Mau aku bawa aja" ujar Cilla dan diangguki oleh Zeyn

"Sudah siap pulang?" ucap Zeyn setelah beres merapikan baju-baju dan lainnya

"Ayo pulang" ucap Cilla

"Saya sudah mempersiapkan kamar di sana. Tenang, ruang kamar kita berbeda karena memang saya milih yang mempunyai lebih dari satu kamar" jelas Zeyn yang membuat Cilla sedikit lega

Dirinya bingung, kenapa bibinya membiarkan dirinya satu apartemen dengan laki-laki yang baru ia kenali. Padahal awalnya ia mau tinggal di rumah bibinya saja, namun malah tidak diperbolehkan. Alasannya 'nanti kamu sendirian di sana, kamu baru sembuh'.

Cilla dan Zeyn keluar menyusuri koridor untuk kembali pulang. Meski dekat, dirinya tetap memesan jasa tumpangan. Dekat, belum tentu bisa dijangkau hanya dengan jalan kaki. Karena tidak mungkin dirinya mengajak Cilla jalan kaki.

Cilla sendiri, dirinya tidak membawa tas atau apa. Ia hanya membawa boneka kecil, karena Zeyn yang tidak memperbolehkan dirinya untuk ikut membantu membawa.

Sesekali ia melayangkan boneka ke atas dengan masih dipegangi oleh dua tangan.

Contoh boneka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Contoh boneka. Sc: Pinterest

Tanpa diketahui, Zeyn tersenyum tipis melihat apa yang istrinya lakukan. Sangat lucu, pikirnya.

"Kak Zeyn, nanti aku kalau sekolah gimana?" bukan pertanyaan random namun ada niatan untuk memastikan. Karena kata bibinya dia sudah lulus 3 tahun yang lalu. Sedangkan ia tak mengingatnya.

"Kamu kan sudah lulus 3 tahun yang lalu" jawab Zeyn seadanya

"Em"

'Berarti dia juga sudah lulus, kita kan satu angkatan' batin Cilla termenung

Tak terasa mereka sudah sampai di dekat taksi yang Zeyn pesan. Koper dan tas di taruh di bagasi oleh Zeyn, sedangkan Cilla ia suruh untuk masuk terlebih dahulu.

Setelah semua beres, Zeyn naik dan mobil mulai berjalan menuju tempat tujuan. Selama perjalanan Cilla hanya diam dengan pikiran yang berputar. Mencoba menghadirkan memori sebelum dirinya koma.

Namun nahas, bukannya ingat dirinya malah harus merasakan pusing yang menghantam tanpa perantara.

"Pusing lagi?" tanya Zeyn dengan nada khawatir

"Sedikit kok kak, nggak papa"

Bohong, nyatanya sekarang ia  benar-benar sudah tak mampu untuk sekedar menumpu tubuhnya. Padahal ia dalam posisi duduk. Pandangannya mulai berkunang-kunang, secara tidak sadar kepalanya jatuh di sofa belakang.

Reflek Zeyn langsung menuju kursi belakang karena memang tadi posisinya ia duduk di depan samping supir. Ia kembali mendudukan Cilla dan menyenderkan kepala sang empu di dada bidangnya.

"Do we have to go back to the hospital again, sir?" tanya supir karena juga khawatir dengan keadaan Cilla

"No need sir, just go straight to the address" jawab Zeyn mantap

Memang kata dokter akan ada efek samping. Salah satunya adalah pusing yang sampai menyebabkan pingsan jika terus-terusan di paksa untuk menghadirkan memori dari luar.

Sang supir mengangguk dan sedikit mempercepat jalannya supaya cepat sampai alamat yang di tuju. Tak lama mereka memasuki gerbang apartemen dan berhenti di depan pintu masuk.

Zeyn keluar dari mobil dengan Cilla yang berada di gendongannya. Tak lupa ia juga meminta bantuan kepada security untuk mengantarkan barang mereka di lantai dua kamar nomor 11. Untuk taksi, ia sudah membayar via transfer.

Sampai di apartemen miliknya, Zeyn segera membaringkan Cilla di kasur. Ia juga menghirupkan minyak angin kepada Cilla supaya segera sadar.

"Excuse me"

Mendengar itu, Zeyn keluar dari kamar dan membuka pintu untuk mengetahui siapa yang datang. Ternyata itu adalah security yang ia mintai tolong untuk mengantarkan barang miliknya. Termasuk boneka kecil yang semula di pegang Cilla, karena dirinya tadi lupa untuk membawanya.

Setelah mengucapkan terima kasih, security itu pamit.

Zeyn kembali ke kamar Cilla untuk mengecek kembali dan berencana untuk menata pakaian nanti setelah kondisi Cilla membaik.

Ia duduk di tepi kasur dengan masih menghirupkan minyak angin di hidung Cilla.

"Ayah, jangan pergi"

Sebuah jemari mungil menggenggam tangannya, Zeyn yang awalnya ingin mengambil tisu pun terhenti.

"Jangan pergi"

Genggaman itu mengerat.

"Saya di sini, bersamamu" ucap Zeyn sambil mengusap air mata Cilla yang berada di ujung.

"Jangan dipaksakan sayang, suatu saat nanti kamu akan ingat sendiri"

"Berat ya masalahnya? Sampai kaya gini. Jika saya bisa berbicara dengan masalah, saya akan minta untuk dia tidak datang dulu. Supaya kamu tidak tersiksa" monolog Zeyn menatap Cilla sendu

Perlahan genggaman mengendur, dan mulai terdengar dengkuran halus dengan napas yang teratur.

"Tapi, saya bisa minta sama sang ilahi mengenai itu dan minta untuk mengizinkan kamu terus bahagia dalam dekapan saya. Dan mengizinkan saya menjadi sarana penenang untuk menuntunmu dan mengajak untuk berlari bersama di jalan-Nya." lanjutnya

,
,
,
,
,
,
,

Ingin rasanya terus bersamamu sembari membisikkan untaian kata bahwa "aku tak ingin jauh darimu".🌵

Selamat melanjutkan perjalanan, sampai bertemu di titik end yang semoga seperti yang diinginkan ☺

{🚣‍♀️🚣‍♂️ > > > > > > > end.}

Finally Bersamamu (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang