Heelloo para manusia penghuni bumi!!
Ada rencana mau pindah planet gaa??
Kalo ada, aku bantu support aja deh:)Ah gajelas
Okey konflik di cerita kali ini sebenernya ga terlalu rumit karena males mikir tapi pengen nulis
Maaf kalo ga sesuai ekspektasi kalian, dan maaf kalo ada typo atau kesalahan penulisanJangan males juga buat nge-vote dan komen
Baru kali ini idup pengen banget di komen orang anjir
Astaghfirullah
Happy reading!!!!
••●ෆʕBIG BABY ʔෆ●••
✧Pengagum rahasia✧
Seorang remaja dengan ransel hitam di punggung nya kini tengah berlari dengan terburu-buru sambil terus melirik ke arah jam tangannya. Ia terus mengumpat sepanjang jalan karena motor yang ia tumpangi tiba-tiba mogok, padahal ia sudah telat ke sekolah karena bangun terlalu siang.
Begitu sampai di depan gerbang, ia dibuat kesal setengah mati karena gerbang hitam yang menjulang tinggi itu ternyata sudah tertutup dengan gembok di bagian dalam.
Dugh!
Jeno menendang gerbang tersebut dengan emosi. Ia diam sesaat lalu berfikir cara masuk ke dalam area sekolah nya tanpa ketahuan salah satu guru dan tentu saja masuk kelas dengan selamat.
Lagi-lagi ia melihat ke arah jam tangannya, masih lima belas menit lagi untuk guru mata pelajaran hari ini masuk. Ia segera berlari ke arah gerbang di samping sekolah nya. Tinggi, Jeno tak bisa memanjat dinding itu, ia bukan Mark yang memiliki keturunan Spiderman.
Jeno kembali berlari ke arah pagar belakang. Jeno tersenyum saat mendapati salah satu adik kelasnya tengah mencoba mendorong meja bekas yang ada di sana untuk memanjat tembok tersebut.
Deg!
Jantungnya tiba tiba berdegup kencang saat menyadari ternyata itu adik kelas yang ia taksir selama ini. Sejak pria manis itu mengikuti masa orientasi sekolah, Jeno sudah mengincarnya, tapi malah sampai sekarang tetap menjadi pengagum rahasia nya tanpa berani mendekat.
"Hei!" Panggil Jeno.
Siswa yang tengah mengelap keringat nya langsung menoleh dengan tatapan sayu namun menusuk dan bibir yang jarang sekali mengulum senyum. Tapi di mata Jeno, tanpa tersenyum saja hatinya sudah menghangat melihat pria manis itu di hadapannya.
"Kenapa?" Tanya Jaemin dengan suara seolah malas berbicara.
Jeno paham, ia cukup memahami siswa itu selama dua semester ia mengagumi nya. Jeno tak hanya mengamati asal kalian tau. Jeno memperhatikan setiap hal yang kerap dilakukan Jaemin, menghafal setiap kebiasaan nya di sekolah, meneliti kepribadian Jaemin lewat sikapnya setiap hari bahkan kerap menjadi paparazi untuk siswa manis tersebut.
"Telat juga?"
Jaemin hanya mengangguk pelan, lalu kembali melanjutkan kegiatannya mendorong meja mendekat ke arah tembok tinggi di hadapan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Big Baby [NOMIN]
FanfictionKisah Jeno yang naksir adek kelas padahal bentar lagi dia mau lulus.