Mari, Lady?

767 49 3
                                    

Pagi hari yang cerah, setelah malam yang panjang penuh argumen rumit dengan ibunya sendiri. Belina De Vierreth mendadak melemparkan tawaran yang harus diterima putranya itu sedikit membuat Noah berontak, rencana pernikahannya yang begitu mendadak dengan gadis bangsawan sudah ditentukan ibunya setelah ia baru saja kembali dari perjalanan bisnisnya.

Noah berdiri menghadap jendela, udara segar pagi hari dengan aroma mawar dari taman yang menusuk penciumannya. Ia melarikan diri ke paviliun ditengah malam akibat bosan dengan cemoohan ibunya yang tak henti,

Noah menghembuskan asap rokok ke udara, bau manis bercampur pahit itu hilang sekejap terbawa angin. Suara kicauan burung pagi dihutan Ophelia begitu memikat, damai dan tenang setelah malam yang panjang.

"Lydia, Lydia von Brielle?" Gumamnya,

Nama yang menggelitik bibir itu sedikit menganggu nya, bagaimana bisa ibunya memberikan tawaran sekejap mata padanya. Bahkan gadis itu akan datang hari ini,

"Entah apa yang ada dalam pikiran ibu sehingga memintaku menikah dengannya, gadis yang dulunya sering datang ke wilayahku dan bertindak seolah-olah dia pemiliknya. Anak yang cengeng dan manja, tidak ada yang bisa ia lakukan selain bersimpuh dipangkuan ibunya dan memerintah orang lain."

"Entahlah, aku tak peduli, dan Cukup menikah saja dan jalani hidup seperti biasa."

"Pernikahan ini mempertaruhkan kekuasaan dan posisiku sebagai pewaris, jika posisi Duchess sudah terisi maka semuanya akan lebih mudah."

Matahari semakin muncul, redup terlindung pepohonan hutan yang rimbun. Bagai surga pagi yang indah,  Ophelia diselimuti keindahan nya yang mengagumkan.

Noah terlarut dalam lamunannya hingga menghabiskan sebilah rokok yang sejak tadi berada disela-sela jarinya. Namun, akhirnya suara pintu yang terbuka menyadarkannya. Seorang pria masuk, itu adalah Evan yang merupakan pelayan pribadinya.

"Sepertinya anda harus segera bersiap tuanku, Lady Brielle akan segera tiba dan kita harus kembali ke rumah"

Pria itu menunduk hormat, melihat tuannya itu gagah dan tegas dengan pakaian mandi yang masih dipakainya. Segera Evan menyiapkan pakaian yang akan dikenakan oleh Noah,

"Pakaian ini aromanya begitu terasa" ucap Noah,

Evan hanya tersenyum, ia sudah menyiapkan pakaian yang bersih dan wangi setiap harinya untuk tuannya itu namun kali ini ia lebih detail lagi. Evan yang tau tentang tuannya suka merokok dipagi hari mungkin akan meninggalkan aroma yang pahit disekitar tubuhnya,

Lady Lydia von Brielle yang akan mereka sambut kedatangannya akan mencium bau tersebut mungkin akan sedikit mengganggunya. Sehingga ia memberi pewangi lebih pada pakaian tersebut,

"Makanlah satu permen terlebih dulu, agar aroma rokok anda hilang" ucapnya,

Noah hanya mengangguk, meraih sebiji permen yang diberikan pelayannya dan mengunyahnya.

"Apa dia datang bersama ibunya?"

"Tidak tuanku, Beliau hanya datang bersama para pelayannya. Saya dengar Madam Brielle akan datang saat upacara saja" jelas Evan.

Anggukan lembut kembali diperlihatkan pada sang asisten, Noah De Vierreth tampil rapi dengan stelan jas berwarna coklat susu yang menawan. Wajah tampannya yang jadi perbincangan hangat banyak gadis kota itu terpancar indah, garis rahangnya yang tajam memukau bagai mewahnya pandai dan laut yang berpadu. Sorot mata berwarna biru yang mewah itu lembut juga tenang, teduh tatapannya bagai endapan embun pagi di laut yang luas, sungguh keanggunan yang tiada tara.

Noah keluar dari paviliun nya, menuju mobil yang sudah Evan siapkan untuk sang Duke. Meninggalkan paviliun dengan taman yang indah itu untuk menyambut kedatangan calon istrinya, Lydia von Brielle.

LYDIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang