Pagi Yang Menegangkan

72 4 0
                                    


Chapter 23 : Pagi Yang Menegangkan.

...

Mata terbuka, birunya langit bahkan terkalahkan dengan indahnya. Dengan penuh rasa malas menggerakkan tubuhnya,

Perlahan bangun namun rasa malas menduduki tubuhnya.

Matanya sedikit terbuka lagi, sinar mentari begitu indah dipagi hari. Dengan dada ditutupi jubah mandi berjalan menghadap jendela dengan sebilah rokok disela jarinya,

Balkon terbuka luas dengan pemandangan sang Duke sudah terbangun dipagi hari, bersama jubah mandi dan rokoknya santai menikmati pagi dihari liburnya.

"Kau secantik mawar, tapi kau ingin sebebas dandelion." gumamnya, "Tanpa sadar bahwa dunia begitu berbahaya." ia tersenyum,

Saat asap itu mengelilinginya dengan ganas, tapi dengan mudah ia menyingkirkannya. Rambut yang berantakan dan tubuh yang kuat itu sungguh jadi sebuah objek indah dipagi hari,

"Ini cukup membosankan untukku, membosankan karena hanya jalan ditempat tanpa adanya sebuah kemajuan.-

Hubungan ini,

Sedangkan aku membutuhkannya. Ini menguntungkan untukku juga dirimu, dan aku tak berniat untuk melepaskan mu juga.

Untuk..

Selamanya."

Noah terdiam, ia sudah menunggu lebih dari sebulan untuk diagnosa Lydia dikeluarkan. Kesulitan untuk mengambil sampel juga hal lainnya jadi kendala, bagaimana agar gadis itu tak curiga juga pemeriksaan yang selalu diundur-undur karena masalah yang terjadi.

Walau Duke sedikit geram karena keterlambatan itu, dan masalah yang tak kunjung selesai karena memang tak ada jalannya. Dia sulit mengendalikannya karena tak memahami isi kepada Lydia,

Matanya mengarah ke gerbang mansion yang tertutup. Mereka menghindari tamu yang berkunjung sejak lama, berharap itu tak menjadi gunjingan karena akan terlihat kasar.

Kamar yang bersampingan itu hanya terpisah satu tembok, namun itu cukup untuk meredam segalanya suara karena dibuat untuk pengantin. Dan, kamar itu nampak sepi karena Lydia sudah bangun pagi sekali dan berkeliaran entah kemana.

Ia baru mendengar bahwa salah satu pelayan mereka berhenti, gadis keturunan suku timur tengah bernama Aisha itu berhenti dengan alasan tak jelas dan setelah kunjungan Edward ke mansion Duke.

Dugaannya juga tak meleset bahwa itu ulah saudara sepupunya itu, berharap Putra Mahkota sialan itu membereskannya dengan baik hingga tak meninggalkan noda ditempat mereka.

Dan di malam pesta musim semi lalu mungkin jadi pertama kali untuk Noah merasa bahwa Edward adalah ancaman untuknya. Bagaimana cara Putra Mahkota itu mengajak Duchess berbicara dipojokan bersamanya dan bisa menimbulkan kecurigaan pada seorang Duchess muda yang tak tau apapun,

Namun. Bukan itu yang ia rasakan, melainkan rasa dada yang terbakar dan emosi yang mengepul dikepalanya. Selama ini, ia selalu membiarkan Edward memiliki hal yang sama dengannya, karena sejak dulu Edward selalu menginginkan miliknya dan mengalah demi keluarga mereka.

Tapi, kali ini berbeda. Bahkan Edward tak layak untuk menatapnya,

Segalanya tentang gadis itu, siapapun tak layak mendapatkannya. Kecuali dirinya, dengan rasa egois dibumbui keserakahan dengan sadar bahwa ia inginkan wanita itu hanya untuknya.

Hanya ada satu Lydia didunia, dan miliknya.

Dan rasa itu mulai menggoyahkan jiwanya, tak terkendali dalam amarah juga resah nya. Dan menjadi bukti bahwa wanita akan jadi racun yang berbahaya, wanita adalah bahaya dari segalanya.

LYDIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang