Istriku 2 : Duchess Sempurna

53 5 0
                                    


...

Semua orang dalam ruangan itu tersenyum, Raja tertawa dengan keberanian cucu laki-lakinya. Sang penguasa bahkan takluk oleh keberanian seorang ksatria dihadapannya, mereka sedang menghadapi dewa yang membela dewinya.

"Cucuku...kau suami yang begitu menyayangi istrimu?" ucap pemimpin negeri itu, mata biru yang seiras dengan putra putrinya menatap sehangat lautan damai. "Kau memang benar, bahkan ketika kau acuh pada dunia. Kau tidak boleh acuh pada istrimu, benarkan Istriku?"

Ratu tersipu, tersenyum malu. Lydia sedikit geli dengan suasana itu, namun ia berusaha berbaur lebih baik lagi.

"Maka dari itu kau juga harus menikah Rosetta, agar kau mengerti." sahut Putra Mahkota Evander pada putrinya,

"Kau selalu saja begitu pada putrimu, Kakak." ucap Grand Duchess Belina, "Tidak sayangku, Ayahmu memang begitu. Maafkan dia." katanya kembali dengan lembut pada Putri Rosetta.

Suasana itu begitu hangat, Lydia tersenyum tanpa sadar akan Noah yang menatapnya. Wajah yang melingkar senyuman manis itu baru terlihat sekarang setelah ia melihat amarahnya yang meluap hanya karena masalah kecil, dia memahaminya bahwa Lydia masih sangat muda untuk mengontrol emosinya.

"Kau terlihat begitu cantik sekarang,

Kau begitu sempurna, bahkan melebihi semesta dan ciptaannya.

Apakah ini terlalu awal? Untuk aku,

Merasakan..

Bahwa, aku mulai mencintaimu?"

Hatinya berbicara saat mulutnya sudah tak bisa berkata-kata. Sudah banyak respon yang ia lihat dari Lydia sejak pertemuan pertama mereka, bagaimana tumbuh kembang gadis itu bahkan apa yang ia sembunyikan darinya sekarang.

Seseorang yang menyembunyikan banyak hal semakin menarik baginya, ditambah orang itu adalah gadis kecil yang manja juga cengeng seperti Lydia.

Tapi sekarang dia bukan lagi gadis kecil itu, dia sekarang adalah seorang The Duchess of Dynne dan istri dari Noah De Vierreth.~

Senyum gadis yang merekah itu menutupi hatinya yang terbakar dan setengahnya sudah menjadi abu. Menatap kasih yang berhamburan sementara ia kehilangan segalanya saat ia sedang menginginkannya,

Belaian ibunya yang hangat berubah menjadi pukulan tanpa ampun, nyanyian merdu dan lelucon ringan berubah menjadi hinaan dan umpatan gila yang memenuhi isi kepalanya. Semuanya menjadi satu dan menghancurkan jiwa sehatnya,

Melihat Putri Rosetta yang mendapat tumpahan kasih sayang sampai dirinya dewasa sungguh menyakitkan, bahkan ia sekarang sendirian disana. Kecuali, ada Noah yang hanya diam tanpa ekspresi disampingnya.

Bahkan dia tak ikut tertawa bersama mereka, pria jarang sekali tertawa.

Pria itu sesekali menghirup kopinya dan kembali duduk juga berbicara ketika diperlukan, ia tak ingin membuat mulutnya pegal karena banyak bicara dan tertawa.

"Ku dengar bahwa Putra Mahkota Edward lebih dulu menyambangi mansion mu sebelum ia sampai kesini, dia datang lebih awal?" tanya baginda Ratu,

Noah mengangguk. "Ya Nenek, dia datang lebih awal bahkan lebih awal dibanding diriku." katanya, menatap neneknya.

Ratu terkejut, menghela nafasnya dan menatap Lydia. Kini semua mata kembali mengarah padanya,

"Jadi, kau yang menyambut Putra Mahkota Edward waktu itu?" tanya Ratu,

"Iya nenek, aku yang menyambutnya. Aku juga terkejut atas kunjungan mendadak itu bahkan kami tak punya persiapan, tapi aku senang karena dia memberi hadiah dan ucapan selamat pada kami." jawab Lydia santai,

LYDIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang