petir dan gelap

913 44 5
                                    

Jaemin membawa Sakuya ke minimarket membeli beberapa camilan dan tentu saja es cream favorit mereka.

"Sakuya, kamu pake ini ya pokoknya jangan di lepas"

Tiba tiba saja Jaemin memakaikan kalung berliontin sayap itu pada Sakuya

Sakuya menatap kagum pada liontin itu.

"Wah bagus ya Bang liontinnya" ucap Sakuya.

"Kalo suka pake terus ok ?" Sakuya mrngangguk patuh lalu mereka lanjut mendorong troli belanjaan.

Beberapa orang menatap gemas interaksi Kakak beradik itu.

Rintik hujan turun membasahi tanah semakin deras.

Duar....

Petir menggelegar dengan refleks Sakuya meremat jaket sang Abang

Jaemin yang peka langsung mendekap sang adik tak lama setelah petir menggelegar lampu kota padan membuat Sakuya semakin takut.

Lengan kanan Jaemin mendekap tubuh mungil Sakuya dan lengan kirinya meronggoh saku mencari ponsel

Duar....

Brak...

Kembali petir menyambar tampak kilat cahaya di susul suara barang jatuh dan kini Sakuya semakin takut.

"Abang Kuya takut" rengeknya

"Bentar dek, kamu pegangan ke Abang sini hp Abang jatuh"

Lengan Jaemin meraba lantai sampai akhirnya dia menemukan ponselnya yang tadi terjatuh beramaan dengan petir.

Cepat Jaemin menyalakan senter dan membawa Sakuya pergi dari sana karena suasana tak memungkinkan.

"Kita ke supermarket lain aja"

Lengan Jaemin mengengam erat telapak tangan kecil adiknya menuntun hingga sampai di parkiran.

"Kita langsung pulang aja ya dek, pesen online aja belanjanya" Sakuya hanya bisa mengangguk dengan wajah pucat.

"Ya ampun pucat banget, kamu gak apa apa kan ??. Mau ke dokter ??" tanya Jaemin khawatir

Sakuya menggeleng lemah
"Pulang aja, Abang jangan tingalin Sakuya sendirian ya ??. Kuya takut"

Jaemin mengusap lembut rambut coklat Sakuya.
"Abang di sini, jangan takut lagi"

Semua itu mengingatkan Jaemin pada satu kejadian.

Malam itu lampu kota padan dan di luarpun hujan turun deras bersamaan petir yang menggelegar.

Sakuya yang sudah berumur 3 tahun di wajibkan tidur terpisah sendirian membuat Jaemin khawatir.

Isak tanggis terdengar dari arah kamar Sakuya

"Kuya, kamu kenapa ??"

Berbekal senter ponsel Jaemin masuk ke kamar Sakuya yang ternyata pintunya tidak tertutup rapat

Melihat sang adik meringkuk ketakutan dengan pungung bergetar membuat Jaemin panik

Sedikit berlari Jaemin langsung memeluk tubuh kecil Sakuya.

"Cup cup, baby kenapa ??"

Duar...

Tangisan Sakuya semakin kencang membuat Jaemin akhirnya tau apa yang membuat adiknya ketakutan

Muncul rasa ingin melindungi dalam diri Jaemin.

"Hey, baby dont cry. Abang di sini baby jangan nangis"

[1]My Anggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang