tentang luka

249 11 1
                                    

Haechan bisa lihat Jaemin lagi mandang langit sambil foto foto karena flash kamera .

"Jaem lo malaikat"

Kedua lengannya di masukkan ke saku celana lalu dia mendongak menatap langit

"Hah, Her lo kangen gak sama gue ??, adik lo ini kangen berat loh hehe"

"Hera kamu bahagia di sana kan ??, menurut Hera Echan itu gimana ??, apa udah jadi yang terbaik untuk Yushi atau jadi yang terburuk ??"

"Capek banget ya Allah, Echan cape gini terus jadi beban Daddy"

"Herin bawa Abang ke sana, Abang susul kamu boleh gak ??, jujur aja Abang belum ikhlas"

"Ikhlasin Bang, Kak Hera pasti sedih lihat Abang nyerah gini"

Haechan tersenyum lalu mencengkram kedua bahu Yushi

"Kalo Abang gak sembuh jaji jaga Mommy sama Daddy ok ?" Yushi menggeleng dengan mata berkaca

Jika sudah membucarakan hak itu Yushi benar benar tak bisa

"Ngak, Abang sembuh pasti Yushi tau Abang kuat"

.
.
.
.
.
.
.
.

Renjun menatapi langit ber dua dengan Yangyang sang Ayah di halaman belakag rumah yang luas.

"Kamu kangen gak sama Ibu ??" tanya Yangyang

"Kalo di tanya hati sih iya tapi kalo logika ngak" jawaban Renjun cukup jelas bagi Yangyang.

Tentu saja, Ibu yang seharusnya menjadi tempat nyaman bagi anak anaknya malah pergi dengan pria lain tanpa pernah peduli pada Ryo yang masih berumur 2 bulan.

"Orang tua harus selalu bisa jadi cinta pertama bagi anak anaknya, rumah ternyaman, guru terbaik, dan contoh nomor satu"

"Kelak jangan pernah meninggalkan anak anakmu, Jun. Istri / suami bisa jadi mantan tapi anak ??, gak akan pernah bisa di pungkiri ikatan darah. Gak ada yang namanya mantan anak"

"Baba maafin Renjun belum bisa jadi yang terbaik buat Baba sama buat Ryo" Renjun menunduk memainkan rumput.

"Renjun udah jadi yang ter hebat, Abang yang baik, dan bertanggung jawab. Baba tau Renjun udah semakin dewasa punya pilihan"

Melepas putra pada pilihan jalannya memang cukup berat tapi Renjun anak lelaki yang punya banyak kewajiban dan tanggung jawab, harus lebar langkah jangan monoton.

"Melepas bukan berarti membiarkan tapi memberi waktu di mana hanya ada kamu dan diri kamu sendiri, mencari jalan hidup untuk masa depan jangan stuck di satu tempat"

"Anak cowok tanggung jawabnya besar untuk keluarga, istri dan anak anaknya kelak, untuk diri nya sendiri'

Sesekali nasihat dan bimbingan baik orang tua di perlukan untuk anak muda zaman sekarang agar tidak salah arah atau pun salah kaprah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Bang Jen ngapain ??" Sion datang dengan dua cangkir susu hangat

Jeno menoleh lalu menyuruh Sion mendekat dan duduk di kursi sebelahnya.

"Lihat mereka, kamu tau apa yang mereka bicarakan ??" Jeno menunjuk dua kakak beradi di roftoop yang sama sama memandang langit .

Sion tersenyum tipis
"Hmm, memang apa ??" rasa penasaran muncul.

Jaeno menghela nafas sejenak dan menghembuskannya kasar, kepalanya mendongak menatap langit

"Tante Yoona how are you to day ??, apa semuanya baik, apa lebih bahagia di sana ??"

Sion mengerti apa yang di maksud Jeno

"Tante Yoon, Jaemin dan Sakuya mereka masih butuh banget pelukan hangat di tengah dinginnya malam"

"Mereka terbiasa di peluk gelapnya malam di tengah angin yang berhembus, terbiasa menanggis bukan dalam pelukan hangat melainkan dalam pelukan dingin tetesan kristal dari langit"

"Terbiasa membiasakan tumbuh dalam kesendirian tanpa adanya hangat pelukan, terbiasa memakai topeng ke palsuan meski aku tau semua orang memakai nya, terbiasa melindungi tanpa bisa melindungi dirinya sendiri. Dia Jaemin manusia ber hati malaikat" Jeno memgakhirinya.

Semua yang di ungkapkan Jeno benar adanya.

"Hai Tante, Sion tau Sakuya kesepian meski Abangnya ada tapi Sion janji akan selalu di sisinya"

"Tante, Sakuya memang anak yang polos dan jujur tapi Sakuya bukanlah anak yang dapat dengan mudah mengatakan masalahnya"

"Sion tau Sakuya terbiasa dalam bias cahaya lentera yang meredup tapi Sion takut saat lenteranya tak lagi menyala"

"Bukankah benar yang paling Ceria adalah yang paling hebat menutupi lukanya ??, Sion akan jadi lentera bagi Sakuya dan menuntunnya keluar dari kegelapan ini"

Mereka tau buruknya memendam dari pada mengeluarkan karena masa lalu mengaharkan mereka arti sebuah pertemanan dan persaudaraan.
.
.
.
.
.

"Nanti ko akan mengerti"

"Stelah sa hilang dan sa jauh tuk pergi"

"Ko akan tau bagaimana sa sayang ku tapi sa rasa percuma"

"Ko trus ungkit ungkit luka lama"

Jisung merasakan sesak menyeruak di dadanya

"Bunda Jie berusaha Bun tapi kenapa lagi lagi gagal ??, kenapa Bunda harus pergi tinggalin Jie sendirian di tengah kegelapan dan kencangnya badai petir ??"

Jisung tak menyalahkan siapapun meski ya sedikit kecewa.

Bundanya meninggal saat melahirkan Riku, Jisung tak menyalahkan adiknya karena dia tau bayi itu tak berdosa dan bayi itu titipan yang harus di jaga bukan di siksa.
.
.
.
.
.



Voite and komen guys.

19 : 46 WIB
27.03.2024

[1]My Anggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang