kabar

97 7 1
                                    

Sudah satu tahun sejak saat itu waktu berjalan dengan cepat dan terkadang juga lambat.

.
.

7 remaja berkumpul di rumah Chenle untuk merencanakan liburan akhir tahun akan ke mana.

"Korea" saran dari Riku membuat semuanya diam

Jika di ingat kembali 'Korea' adalah satu negara yang menelan keberadaan orang yang mereka sayang.

Entah kenapa Riku ingin sekali ke Korea mungkin sekedar mencari keberadaan Abangnya .


Lama mereka diam larut dalam fikiran masing masing akhirnya salah satu dari mereka angkat bicara.

"Jepang, aku sedang tidak inggin ke Korea" semua mata tertuju pada Jaehee.

Riku mengangguk paham
"Aku akan pesan tiket"

Selanjutnta mereka menjalankan aktifitas seperti biasanya ada yang main pubg, makan, nonton dan rebahan.

Drrtt...drrttt..
Getaran ponsel mengalihkan atensi mereka.

"Nomor aja gak ada namanya" ucap Sakuya memperlihatkan layar ponselnya yang menunjukkan nomor negara Korea.

Yushi terbelalalak melihat angka akhir nomornya, nomor yang sama dengan orang aneh waktu itu.

"Biar aku saja" Sakuya memberikan benda persegi itu pada Yushi.

Yushi pun menjauh dan mengangkat telfon yangentah mengapa lenyap selama hampir 1 tahun lamanya.

"Kenapa kau menelfonku lagi ??"

"Err.., kau bukan Sakuya kan ??, di mana anak itu aku perlu bicara" Yushi menggertakkan giginya.

"Kau sebenarnya siapa ??, mengaku saja" Yusi berbicara datar meski emosi.

"Aku Soobin teman dekat Jaemin"

Yushi tidak mudah percaya meski memang Abang mereka punya banyak teman di seoul.

"Apa buktinya ??" tanya Yushi

"Dasar tidak percayaan tapi bagus sih tidak mudah percaya pada orang asing, aku ingin bicara dengan Sakuya atau kalian semua termasuk Minjae"

Kening Yushi berkerut 'mengapa dia rau ada Minjae di sini.'

"Chenle yang memberitahuku bahwa Minjae akan datang ke sana" Yushi kaget tantu saja sejak kapan orang biasa tau fikiran kita.

"Percaya saja, nyalakan speaker nya agar mereka tau" lanjutnya lagi.

"Baik atau buruk ??" Yushi memastikan.

"Hah, sudahlah kau saja nanti beri kabar pada Sakuya tapi bicara pelan pelan ok ??"

Yushi terdiam lalu berfikir sejenak.

"Beri tahu aku saja"

.
.
.
.
.
.
.
.

"Bagaimana ??, sudah ??" tanya Yushi memberikan ponsel Sakuya

Sakuya menerimanya lalu menatap Yushi penuh tanya, Yushi yang peka hanya tersenyum dan menggusak rambut Sakuya.

"Nanti Kakak beri tahu"

Untunglah Sakuya penurut jadi tidak banyak bertanya karena Sakuya sendiri tidak ingin membuat Yushi tertekan.

"Ya, sudah sekarang kita gofod lalu istirahat untuk hari esok" ucap Sion.

Tak lama bel rumah berbunyi.

"Permisi, atas nama Minjae ??"

.
.
.
.
.
.

Malam malam Yushi, Riku, Sion, Minjae, dan Jaehee berkumpul di perpustakaan pribadi rumah Chenle atas permintaan Yushi.

"Ada apa ??" Sion bertanya setelah meletakkan ponselnya.

"Jangan terkejut dan jangan negatif thingking dulu" Yushi menarik nafas panjang membuat ke empat lainnya penasaran.

"Jadi..."










Brakkk....

"Jangan bercanda !" Minjae menggebrak meja dengan nafas memburu.

Yushi hanya bisa mengguasap wajahnya gusar.

"Sudah aku bilang jangan ribut dan jangan langsung percaya, aku juga masih menyelidikinya" Riku menggusap punggung Yushi.

Jaehee dan Sion mencoba menenangkan Minjae.

"Untung kedap" lirih Jaehee.

"Kita harus tau kebenarannya, kita gak noleh berspekulasi karena suara seseorang yang bahkan kita tak tau wajahnya" ucap Riku.



Di balik pintu yang sedikit terbuka itu ada seorang remaja dengan baju tidur bermotif kelinci tengah berusaha berfikir panjang di tengah menahan isak tanggisnya dengan kedua telapak tangan.

'Semuanya gak mungkin, semua itu belum pasti, Soobin Hyung pasti bohong'
















Nah loh kabar apa kah gerangan ??.

Hai, udah pada tidur kah ??.

Aku up lagi untuk menghilangkan kesedihan.

Jan jadi pembaca gelap loh dukung tulisanku dengan Voite dan Komen.

22.33wib
17-04-2024

[1]My Anggle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang