Di kelas 12 A1, semua murid di kelas tersebut sedang melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan seorang guru yang terkenal tegas dan menakutkan.
Bu Tasya saat ini tengah menuliskan sesuatu di papan tulis, tak lama mereka semua yang berada di dalam kelas mendengar suara ketukan pintu.
Pintu pun terbuka dan menampilkan seseorang dengan pakaian berantakan tengah tersenyum kikuk kearah Bu Tasya yang sekarang tengah melipat kedua tangannya di depan dada.
"Siapa yang mengizinkan kamu masuk ke kelas saya?" tanya Bu Tasya dengan nada yang terdengar amat menyeramkan.
"Pak Eko Bu," jawabnya enteng.
"Ryoji, sekarang kamu keluar dari kelas saya."
"Gak mau Bu, saya kan mau belajar." Ryo yang tadi tengah menggaruk-garuk kepala langsung berhenti seketika.
"Kalau kamu ingin belajar dengan saya kamu juga harus menaati peraturan yang saya berikan, contohnya tidak boleh datang terlambat saat pelajaran saya." Bu Tasya mengambil buku catatan siswa-siswi yang melanggar peraturan.
"Tapi kan saya kejebak macet Bu," ucap Ryo tidak ingin melewatkan pembelajaran.
"Saya tidak mau tahu, kamu keluar sekarang juga sebelum saya memberikan hukuman lebih dari ini."
Dengan berat hati Ryo pun keluar dari dalam kelas tak lupa untuk menutup kembali pintu. Bu Tasya pun menyimpan buku catatan tadi dan kembali mengambil buku pelajaran bahasa Inggris.
"Lyam tolong nanti kamu kasih lihat catatan yang kamu tulis pada Ryo, jangan sampai dia ketinggalan materi." Bu Tasya masih menuliskan sesuatu ke papan tulis.
"Baik Bu," ucap Lyam lalu kembali mencatat materi yang diberikan oleh gurunya itu.
Semua murid pun kembali melanjutkan pembelajaran yang tadi sempat tertunda. Di tempat yang berbeda, saat ini Ryo tengah berjalan-jalan dengan wajah masam. Dari arah depan ada bola voli yang tiba-tiba muncul mengenai kepala Ryo yang membuatnya kehilangan keseimbangan dan akhirnya terjatuh.
Ryo yang tadi terjatuh pun langsung berdiri meskipun kesusahan. Dia memegang kepalanya yang sedikit pening ini, lalu dia menemukan bola voli yang tadi sempat mencium kepalanya.
"Siapa yang lempar ini ke kepala gue?!" teriak Ryo marah.
"Eh maaf gue gak sengaja." Nusa berlari menghampiri Ryo.
"Nih, lain kali hati-hati." Ryo memberikan bola voli pada Nusa.
"Makasih, sekali lagi gue minta maaf." Nusa menerima bola yang diberikan Ryo.
Ryo pun hanya mengangguk singkat lalu kembali berjalan menuju perpustakaan. Nusa pun menghampiri teman-temannya dan memberikan bola tadi pada Pak Syam, guru penjaskes kelas 12.
***
Lyam Mahatma adalah seorang indigo, yang membuat dirinya tidak memiliki satu orang teman pun dan dijauhi oleh orang-orang karena satu rumor. Lyam selalu pergi ke satu tempat yang menjadi andalannya jika waktu istirahat tiba.
Saat ini Lyam tengah berjalan menuju gudang lama untuk membaca buku, loh kenapa tidak membaca di perpustakaan saja? Sebenarnya Lyam sudah pergi ke sana tapi ternyata perpustakaannya terkunci.
Jadi Lyam pun memilih gudang untuk menjadi tempat membaca buku setelah perpustakaan. Di koridor Lyam harus berhadapan dengan orang-orang yang membenci dirinya. Siswa-siswi yang melihat Lyam langsung berbisik-bisik sambil memberikan tatapan tak suka.
Lyam terus berjalan tanpa memperdulikan ucapan dan tatapan dari mereka semua. Lyam akhirnya sampai di depan gudang lalu masuk ke dalam gudang, sekedar info gudang ini memang sudah sangat lama tidak digunakan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find out the world
Teen FictionLyam Mahatma adalah seorang indigo yang membantu Asha, teman hantunya untuk menemukan jasadnya. Lyam akan melalui berbagai macam masalah yang berkaitan dengan kematian Asha. "Lo itu pembunuh!" "Pembunuh gak pantas sekolah di sini, mending pindah aja...