chapter 7: Lukisan

17 8 0
                                    

"Seru ya?" tanya salah satu anak yang memakai baju kodok.

"Iya seru banget," jawab anak laki-laki yang memiliki tubuh agak berisi.

Tak jauh dari kedua anak laki-laki yang sedang bermain jungkat-jungkit, ada seorang anak kecil yang tengah menonton mereka berdua. Tak ada satupun anak yang mau mengajaknya untuk bergabung.

Anak laki-laki yang mempunyai mata indah kini memilih meninggalkan taman bermain. Ketika sedang melewati sekumpulan anak perempuan yang sedang asik bermain ayunan, dia tidak sengaja bertatapan dengan makhluk yang berada di samping anak perempuan berkuncir kuda.

Makhluk itu langsung masuk ke dalam tubuh anak perempuan berkuncir kuda namun anehnya tidak terjadi apa-apa pada anak itu. Dia masih bermain-main dengan temannya sambil sesekali tertawa.

Anak laki-laki itupun kembali melangkahkan kakinya keluar dari taman bermain yang membosankan itu. Baru beberapa langkah dia berjalan, dia mendengar suara teriakan yang berasal dari ayunan tempat anak perempuan tadi bermain.

Dia melihat anak perempuan yang tadi masih tertawa, saat ini tengah meronta-ronta dengan suara mirip binatang buas. Mendengar adanya teriakan, semua orang tua segera keluar dari kelas dan berlari menuju tempat anaknya berada.

Anak laki-laki itu masih diam di tempat dan memperhatikan anak perempuan yang sekarang tengah berusaha menyerang teman di depannya. Dia berhasil mengigit lengan anak perempuan yang memakai kacamata membuatnya teriak kesakitan.

Orang tua dari anak perempuan yang saat ini tengah mengamuk segera membawa anaknya menjauh dari anak-anak lain. Si anak perempuan dibawa masuk ke dalam kelas untuk diobati oleh orang pintar yang sebentar lagi akan datang.

Di saat orang lain berlari dan menyelamatkan diri, namun tidak dengan  anak laki-laki tadi yang masih diam di tempatnya, berusaha mencerna apa yang baru saja terjadi.

"Adek," ucap Ibu dari anak laki-laki yang masih menatap ayunan.

Mendengar ada yang memanggil namanya anak laki-laki itupun berbalik badan dan menemukan sang Ibu yang tengah tersenyum ke arahnya. Ibu dari anak laki-laki itu segera membawa anaknya pergi dari taman bermain untuk kembali pulang ke rumah.

Sesampainya di rumah dia masih melihat anaknya yang masih diam dan tidak mengatakan apapun. "Adek kenapa?" tanya Prisa pada putranya.

"Anak itu mau dibawa ke tempat dia," jawab Lyam dengan tatapan kosong membuat Prisa diam seribu bahasa.

Tadi sebelum Prisa bertemu Lyam di taman bermain sekolah, dia mendengar obrolan orang tua murid yang sedang membicarakan tentang anak perempuan yang tengah dirasuki oleh makhluk tak kasat mata.

Mendengar jawaban Lyam tadi membuat Prisa lemas tak mampu berdiri. Lyam saat ini masih berumur empat tahun tetapi dia sudah bisa melihat hal-hal yang manusia biasa tidak bisa lihat.

Sebenarnya Lyam sudah bisa melihat mereka ketika usia Lyam menginjak tiga tahun karena kecelakaan yang hampir membuatnya meninggal dunia. Prisa yang masih lemas berusaha bangun dan membawa Lyam menuju sofa.

Prisa masih melihat Lyam yang masih melamun dengan tatapan kosong. "Adek jangan ngelamun," ucap Prisa memberitahu putranya.

"Dia senyum ke Adek."

"Apa?" tanya Prisa yang tak paham.

"Dia senyum ke Adek," ulang Lyam yang masih menatap ke depan.

"Siapa?"

"Itu," tunjuk Lyam pada makhluk yang saat ini tengah berdiri di depannya.

Prisa mengikuti arah yang Lyam tunjuk tapi dia tidak menemukan apa-apa. Dia hanya melihat lukisan sebuah rumah yang berada di dekat danau yang ia dapatkan dari temannya bulan lalu.

Find out the world Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang