07. Cewek Centil

11.9K 491 28
                                    

Sebelum baca pencet bintang nya gees biar aku tambah semangat lagi nulisnya, ayo kerjasama nya

50 vote kita lanjut.....bisa gak yaa? Kalo belum nyampe ttp update tapi agak lama ya


S e l a m a t   m e m b a c a

Keduanya masih dalam posisi berpelukan, tidak lebih tepatnya Nangala lah yang memeluk Hera. Gadis itu hanya bisa pasrah sesekali menggeliat. Sungguh, posisi ini membuatnya nyaris mati tidak bisa bernafas dengan normal. Mencoba melepaskan pelukan lelaki bermarga Adiwijaya tidak lah mudah. Semakin ia memberontak maka semakin erat pelukan cowok tersebut. Dalam hatinya Hera sudah memaki dengan kelakuan kurang ajar cowok itu.

"Udah! Gue gak bisa nafas."

Nangala bergumam pelan sambil membuat jarak tubuhnya kedua, itu pun hanya beberapa senti saja. Tangannya ia letakkan di pinggang Hera. Wajah gadis itu sudah melotot padanya, membuat Nangala tersenyum tipis.

"Ini termasuk pelecehan!" Hera mendorong dada Nangala sehingga jarak keduanya tidak sedekat tadi.

"Gue cuma peluk lo gak lebih."

"Cuma peluk tapi tangan lo tadi belai-belai pinggang gue."

Nangala tersenyum. Senyuman yang seperti terlihat menyeringai. Wajah cantik gadis di hadapannya itu memang membuatnya gila. "Kenapa? Bukannya besok kita udah resmi tunangan."

Hera mendengus, "Kita baru tunangan bukan nikah!" sergahnya. "Jadi, lo gak berhak berbuat seenaknya." Setelah mengatakan itu Hera mendorong tubuh Nangala untuk menyingkir dari pintu. Saat baru keluar dari toilet Hera di kejutkan oleh dua siswi masuk ke dalam toilet.

"Pesona cowok orang mah beda." ujar salah satu murid yang tidak Hera kenal.

Kedua gadis itu  sedang bercermin sambil membenarkan baju seragamnya. "Galang juga gak kalah ganteng."

"Tapi di antara mereka berempat cuma Nangala anak kelas IPA yang bikin gue penasaran." ujar gadis pertama lagi. Hera memicingkan matanya untuk melihat nama tag gadis itu.

Virly Maharani. Gadis itu seperti tipe gadis-gadis di luaran sana, centil.

"Gue juga penasaran cuma aura nya bikin gue males cari masalah. Apa lagi dia di rumorkan memiliki pacar cowok. Dih, males banget gue." kata teman Virly.

Hera sempat tertegun saat mendengar perkataan gadis itu. Ia menoleh ke arah pintu toilet yang di mana Nangala berada di dalam. Sepertinya, rumor cowok itu tidak di kalangan kelasnya saja, namun di kalangan kelas lainnya juga tahu.

Saat menyadari Nangala masih belum keluar Hera dengan cepat kembali masuk ke dalam bilik toilet. Nangala yang sedang menghisap rokok menyeringit heran. Tidak menyangka gadis itu akan kembali masuk.

"Kenapa?" tanyanya sambil menghembuskan asap rokok pada wajah gadis itu.

Hera menutup sebagian wajahnya saat aksi gila  Nangala barusan. "Lo ngerokok di toilet cewek!" ucapnya dengan nada yang amat pelan. Takut ketahuan bisa gawat mereka.

Lagian ia sudah tidak habis pikir dengan jalan pikiran salah satu pewaris Adiwijaya itu. Seharusnya, Nangala bisa lebih bijak untuk memilih tempat untuk bisa dijadikan cowok itu untuk merokok ataupun hal lainnya.

"Gak ada yang akan tahu."

"Lo pikir mereka gak akan curiga saat mencium aroma asap rokok lo itu." kesal Hera.

Nangala mengangkat bahunya dengan acuh. Seolah-olah hal tersebut tidak begitu memengaruhinya. Hera mengacak rambutnya frustasi. Sebal juga melihat wajah cuek Nangala di saat genting seperti ini. Resiko ketahuan sangatlah besar itu sebabnya membuat Hera sedikit takut.

NANGALA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang