28.

6.5K 359 108
                                    

Note: vote ya biar aku update nya semangat

***

Sore ini, pasangan pengantin baru itu mulai mengemasi barang-barang pribadi mereka untuk dibawa ke rumah baru yang katanya hadiah dari Ganesha dan Disa.

"Udah semua?" tanya Nangala seraya memasukkan koper ke dalam bagasi mobil.

Hera mengangguk yakin. "Udah." jawabnya.

Setelah itu keduanya kembali memasuki rumah untuk berpamitan pada Ganesha dan Disa. Disa memberikan banyak petuah-petuah dan nasehat untuk kedua remaja itu. Hera dan Nangala mengangguk lalu pamit setelah semua wejangan Ganesha dan Disa selesai.

"Ingat pesan Mama jaga istri kamu, Gala." ujar Disa lagi.

"Iya."Jawab Nangala seraya merangkul pundak sang istri. "Aman kok, Ma tenang aja."

Hera diam-diam mendengus, aman katanya? Hih, ia tidak akan percaya apa itu aman. Ia tahu bagaimana peringai lelaki itu. Cemburu, egois dan suka memaksa lengkap dengan kelakuan brengsek nya. Hera yakin tidak ada kata aman untuk hidupnya.

"Kalian hati-hati jalan. Ingat santai aja bawa mobilnya." kata Ganesha sambil terus menatap anak lelakinya itu. "satu lagi mulai besok kamu langsung kerja di perusahaan jangan sampai telat."

"Hmm," Nangala membalas dengan deheman membuat pria paruh baya itu menghela nafas lelah.

"Jaga Nangala ya sayang." ucap Disa  sambil memeluk sang menantu. Hera mengangguk

Hera dan Nangala mulai meninggalkan halaman kediaman Adiwijaya. Sebelum pergi tak lupa keduanya mencium tangan, Ganesha dan Disa.

"Ini kita beneran tinggal berdua?"

"Iya."

Hera meremas tangannya gugup. Gadis itu melirik Nangala yang terlihat santai. "Eemm, bisa mampir ke rumah Kiva dulu gak?"

Mendengar penuturan sang istri membuat cowok itu akhirnya menoleh dengan alis menyerngit, terlihat heran namun akhirnya ia mengangguk. Tidak bertanya apapun. Hera yang melihat anggukan Nangala menghela nafas lega.

Lega sekali karena sebentar lagi kucing yang di adopsinya dua hari lalu itu akan tinggal bersamanya. Dan yang lebih penting Hera akan menggunakan kucing itu tamengnya. Semoga saja, karena ia tidak yakin apakah kucing jalanan itu akan bersifat agresif pada Nangala nanti.

"Mau ngapain ke rumah Kiva?" tanya Nangala setelah sekian lama terdiam. Lelaki itu melirik sekilas lalu kembali fokus pada jalanan di depan sana.

"Mau ambil Singa."

"Singa?" Kali ini Nangala tidak bisa untuk tidak bertanya lebih lanjut. "Ngapain mau ambil singa di rumah Kiva?"

"Ya, ya gue mau pelihara singa. Gue udah beli jadi sayang banget kalo gak di ambil. Singa nya imut kok." jelas Hera membuat Nangala mendengus.

Laki-laki itu menatap istrinya dengan tajam sambil menunggu lampu lampu merah berubah menjadi hijau. "Jangan aneh-aneh Halera. Lo mau kita mati konyol di makan singa peliharaan lo, hah."

"Kalau lo gak mau tinggal bareng gue bilang aja." lanjut Nangala. Terlihat dari wajah laki-laki itu tampak mengeras. "Kita ambil singa nya setelah itu kita bawa ke kebun bintang. Gue gak mau suatu saat nanti lo diterkamnya." pungkas Nangala.

NANGALA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang