06. Berita hot

12.2K 553 13
                                    

Ayo kasih vote tinggal pencet lho itu gak bikin kalian rugi

Happy reading

Suasana kelas begitu sunyi saat guru matematika menulis soal di papan tulis. Beberapa murid terlihat mengantuk bahkan ada yang  tidur secara terang-terangan termasuk Kiva. Gadis pencinta gosip itu sudah tertidur dengan posisi buku paket menutup seluruh wajahnya hingga jika di lihat dari depan seperti sedang membaca buku, padahal orangnya sudah menjelajahi alam mimpi.

Hera menoleh ke belakang. Kursi tersebut lagi-lagi kosong, tanpa sadar Hera berdecak. Ia heran dengan cowok itu kenapa suka sekali bolos di saat pelajaran matematika dan Bahasa Indonesia.

"Kerjakan soal yang saya kasih dalam waktu 30 menit, bisa?"

Beberapa murid terlihat mengangguk patuh, namun kebanyakan protes dengan waktu yang diberikan oleh guru matematika tersebut.

"Pak gak bisa apa di kurangi soalnya." ujar Fitri, sekertaris kelas Hera. Gadis bar-bar milik kelas IPA itu suka membuat onar setiap kali dia tidak sesuai dengan minatnya.

"Iya pak soalnya kebanyakan."

"Banyak? Saya cuma kasih soal 10." balas Pak Panto sambil membenarkan tata letak buku paket.

"Emang 10 soal tapi setiap soal yang Bapak kasih punya anak lima."

"Tau nih bapak."

"Otak saya udah pusing duluan liat soalnya pak."

"Goblok benar lo liat soalnya aja udah pusing."

Pak Panto menghela napas, "sudah sudah....Kerjakan saja! Waktu kalian sudah berkurang 1 menit." ucapnya membuat murid kalangan kabut.

Hera dan yang lainnya mulai mengerjakan saat pak Panto berucap. Kiva yang tertidur tadi juga sudah terbangun kala mendengar suara pekikan heboh anak-anak. Dengan teliti Hera mengerjakan soal matematika tersebut hingga suara pintu terbuka membuat fokusnya teralihkan.

Suara decitan pintu dibuka dari luar membuat atensi mereka teralihkan. Sosok tubuh tegap seseorang menjulang tinggi di depan pintu masuk. Pak Panto yang melihat sosok tersebut memijit pelipisnya, pusing.

"Nangala! Habis dari mana kamu?"

Nangala yang ditanya hanya diam sambil melangkah mendekat Pak Panto. "Ban mobil saya kempes pak." jawabnya kemudian.

Hera yang mendengar alasan cowok itu tentu mendengus. Kempes dari mana. Tadi mereka saja berangkat bareng jadi tidak mungkin kan. Emang akal-akalan cowok itu saja.

"Beneran kempes?"

"Hmm, bapak bisa langsung cek mobil saya." Wajah datar cowok itu sepertinya mampu membuat Pak Panto menggeleng tanda menolak untuk memeriksa.

Pak Panto menggeleng pelan, "Tidak perlu. Silahkan duduk dan kerjakan soal yang saya kasih."

Nangala mengangguk lalu melangkah mendekati kursinya. Saat melewati Hera gadis tersebut menatapnya dengan penuh selidik. Tanpa memperdulikan tatapan gadis itu ia melangkah ke pojok belakang. Hera yang melihat sikap aneh Nangala menyerngit heran.

"Ke sambet apaan tuh cowok." gumamnya.

***

"Pak Panto gak kira kira ngasih soal." Keluh Kiva.

NANGALA (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang