Chapter 5

24 4 0
                                    

-Happy Reading-

Setelah kepulangan ayah dan bunda nya, Arga pun kembali ke ruangannya yang dimana Arga enggan untuk menginjakan kakinya di ruangan pesantrennya, tapi itu semua kemauan ayah dan bundannya, yang tidak bisa di lawan lagi oleh Arga.

Arga pun menjalani hari demi hari di pesantren, yang dimana Arga tidak biasa dengan aturan - aturan kaku yang ada dipesantren, karna Arga biasanya sangat di manja oleh ayah dan bundanya.

Karena ketidak mauannya untuk berada dipesantren Arga pun tidak hadir dari kegiatan yang ada di pesantren, Arga memilih untuk tetap berada di ruangannya di bandingkan harus ikut kegiatan yang ada di pesantren, Arga terus melamun dan memikirkan hidup Arga kedepannya.

Di tengah lamunan Arga, ada aeseorang yang mengetuk pintu ruangan Arga

Tok...tok..tok...

"Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam, ada apa ya?" Ucap Arga sambil berjalan dan membukakan pintu.

"Arga, kamu di panggil oleh pak kyai untuk segera ke ruangannya." Ucap seseorang yang di perintah kyai.

"Ohh iya nanti saya ke sana." Ucap Arga dengan perasaan yang tidak enak karna tiba - tiba di panggil ke ruangan pak kyai.

Arga pun menutup pintu dan langsung pergi ke ruangannya pak kyai.

"Assalamu'alaikum." Ucap Arga sambil masuk ke ruangan pak kyai

"Ohh arga silakan duduk." Ucap pak Kyai.

Arga pun duduk sambil bertanya "Ada apa ya pa kyai?" Ucap arga dengan rasa heran.

"Arga, saya perhatikan bahwa kamu sering tidak hadir kegiatan yang ada dipesantren, apakah ada yang mengganggumu?" Ucap pak kyai.

"Maaf, Pak. Saya merasa saya tidak cocok berada di pesantren." jawab Arga.

"Mengapa demikian, arga ? Pesantren adalah tempat untuk belajar dan tumbuh dalam iman dan juga belajar untuk mandiri. Apakah ada yang bisa saya bantu?" Ucap pak kyai

Saya tidak merasa terhubung dengan pelajaran-pelajaran agama dan lingkungan di pesantren ini, pak. Jawab Arga sambil memegang erat kedua tangannya karna takut.

"Saya mengerti bahwa setiap orang memiliki minat dan kecenderungan yang berbeda, Arga. Namun, kamu harus ingat bahwa pesantren adalah tempat untuk memperkuat iman dan juga membuat diri lebih mandiri. Kamu harus berusaha untuk menghormati aturan dan nilai-nilai yang diajarkan di sini." Ucap pak kyai sambil yakin bahwa Arga akan termotivasi.

" Saya akan mencoba, Pak." Jawab arga sambil sedikit kesal karna dari awal Arga tidak ingin berada di pesantren.

"Yaudah sekarang kamu boleh keruangan kamu lagi." Ucap pak kyai.

"Baik pak" Jawab Arga sambil bangun dari tempat duduknya dan berjalan kembali menuju ruangannya.

Di perjalanan menuju ruangannya arga melamun karna memikirkan perkataan pak kyai yang bertentangan  dengan keinginan nya.

Kemudin Ada seaeorang yang bertanya kepadanya.

"Kamu kenapa?" Ucap orang itu sambil keheranan.

"Aku habis di tegur oleh pak kyai karna aku sering gak masuk kegiatan yang ada di pesantren." Jawab Arga sambil heran orang itu siapa?.

"Kenapa kamu sering ga masuk kegiatan yang ada di pesantren?" Tanya orang itu.

"Aku terjebak aku tidak benar benar ingin ada di sini, ini semua adalah kemauan ayah dan bunda ku aku terpaksa berada disini." Jawab Arga, sambil memasang muka sedih.

"Kenapa begitu, apa yang membuat kamu tidak mau berada di pesantren?" Orang itu bertanya lagi.

"Aku tidak memiliki minat dalam pelajaran-pelajaran agama dan kurang merasa terhubung dengan lingkungan pesantren ini. Aku merasa seperti tidak ada tempat untukku disini." Jawab Arga kepada orang itu.

"Itu pasti sulit. Tapi kamu harus ingat, kamu memiliki kendali atas hidupmu sendiri. Apa yang membuatmu bahagia? Itulah yang harus kamu kejar." Ucap orang itu.

"Tapi bagaimana dengan harapan ayah dan bunda ku? Mereka berharap aku bisa mempelajari ilmu agama dan juga lebih mandiri." Jawab arga.

"Tentu, harapan orang tua  penting, tapi mereka juga pasti ingin kamu bahagia. Kamu harus berani mengambil langkah untuk mengejar kebahagiaanmu sendiri, meskipun itu berarti melawan ekspektasi mereka." Ucap orang itu.

"Tapi ayah dan bunda ku pasti kecewa." Jawab arga dengan perasaan sedih.

"Itu wajar, . Tapi ingatlah bahwa kebahagiaanmu juga penting." Jawab orang itu kepada Arga.

"Baik lah kalo begitu aku ke ruangan ku dulu ya." Jawab arga sambil bejalan ke ruangannya.

"Iya baiklah." Ucap orang itu sambil berjalan meninggal kan tempat tersebut.

Sesampainya arga di ruangannya, Arga kembali memikirkan perkataan orang tadi. Yang di mana, Arga pun setuju dengan perkataannya yaitu Arga harus memilih keinginannya dan kebahagiaan nya sendiri walapun bertentangan dengan keinginan ayah dan bundanya.

Lara DiBalik TawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang