Chapter 2

42 6 0
                                    

-Happy Reading-

Keesokan harinya rutinitas dilakukan seperti biasanya. arga sarapan bersama ayah serta bundanya, tapi suasana kali ini terasa berbeda, canda tawa keluarga kini berubah menjadi hening. Tidak ada percakapan apapun setelah kejadian semalam. Tak selang lama ayah membuka suara agar tidak ada keheningan.

"Arga" ucap ayah sambil menatapnya
"Bun Arga berangkat dulu. " Arga bangun dari duduknya lalu beranjak pergi meninggalkan ruang makan ia tidak menghiraukan panggilan sang ayah.

Beberapa langkah Arga berjalan ayah kembali memanggilnya.

"Arga tunggu,, ayah perlu bicara sebentar" ayah berjalan menghampiri Arga.

"Nanti aja yah, Arga takut telat ke sekolah." Sahut Arga. Arga berlalu begitu saja ia segera ke luar rumah menghampiri sopir yang telah siap mengantarnya.

Setelah arga pergi bunda segera menghapiri sang ayah juga membawakan segelas kopi hangat untuknya.

"Yahhh sudah jangan terlalu tegas kepada arga ". Ujar bunda menaruh segelas kopi dan duduk di samping ayah.

"Bukan tegas bun, hanya saja ayah ingin yang terbaik untuk Arga dan masa depannya. " Jawab ayah

"Kita bisa membujuknya pelan pelan yah ". Ujar Bunda

"Bun, bunda jangan terlalu memanjakan Arga, jadinya begini kan ?." Ujar ayah

"Yah , arga itu anak kita satu satunyaa! "
"Justru karena itu Bun ayah ingin yang terbaik buat arga." ucap ayah

"Hmm iya yah bunda juga tau,, tapi kita harus bujuk dia pelan pelan yah dia tidak suka jika ayah terlalu tegas kaya gini ,arga hanya butuh waktu.." ucap bunda menenangkan ayah yang terdiam memikirkan ucapan dari istrinya itu.

Sedangkan di sekolah arga hanya duduk diam memikirkan keinginan dari sang ayah.

Bel pulang sudah berbunyi arga bangun dari duduknya dan mengemasi barang miliknya. Arga keluar dari kelas menghampiri sang sopir yang terlihat sudah menunggu arga didepan, agar masuk dan sopirpun melajukan mobilnya untuk pulang.

Sesampainya di rumah arga langsung masuk ke kamarnya. Tak berselang lama bunda datang dan masuk kedalam kamarnya.
"Sayangg , kamu sudah pulang nak? kita makan dulu bunda udah masakin makanan kesukaan kamu."
"Ayoo sayang" ucap bunda.

Arga hanya diam tidak menanggapi ucapan dari sang bunda .
" Sayangggg...." ucap bunda kembali.

"Bunda duluan aja, arga masih kenyangg, nanti kalo laper arga turun buat makan." Ujar arga

"Kalau nanti, makananya keburu dingin dong sayanggg." bunda merayu arga

Arga hanya diam tidak menimpali apa yang bundanya katakan.

"Bun, arga gamau di masukan ke pesantren." ucap arga dengan raut sedih .

"Sayangg , Bunda sama ayah hanya ingin yang terbaik buat kamu , kami mau arga lebih mandiri lagi , lebih dewasa dan lebih banyak lagi belajar disana." ucap bunda sambil mengelus puncak kepala anaknya.

"Tapi bun ga harus masuk pesantren juga bisa, gimana kalau nanti arga gapunya temen atau gaada yang mau berteman sama sekali dengan arga." ucap argaa menahan air matanyaa yang sudah hampir menetes.

"Hushhh,, jangan berfikir seperti itu sayangg, disitu sudah pasti banyak yang mau berteman dengan kamu, teman arga juga akan bertambah lagi akan lebih banyak dari sekarang percaya sama bunda ." ucap sang bunda membujuk arga

"Tapi bun argaa gamau jauh dari ayah sama bunda." ucap argaa memberi beberapa alasan agar dia tidak jadi dimasukan ke pesantren.

Bunda meraih dagu arga membuat arga menatap sang bunda, dia menatap anaknya dengan lekat .

"Nggaa kok sayan kamu gaakan jauh sama ayah sama bunda , kami akan sering dateng jenguk kamu kesana ." ucap bunda sambil mengelap mata anak kesayangannya itu yang sebentar lagi pasti air mata arga akan jatuh ke pipi arga .

Tak lama ayah datang ikut masuk kedalam kamar arga niat hati ingin membujuk arga supaya dia mau di masukan ke pesantren.

" Iya Arga, betul apa yang di ucapkan bunda,,, ayah sama bunda akan sering kok jenguk argaa kesana, Lagian kamu anak kesayangan ayah sama bunda kita jugaa gamau jauh jauh dari kamu sayang tapi ini jugaa demi kebaikan kamu nantinya, ayah sama bunda hanya ingin yang terbaik untuk anak kesayangan ayah." Tutur ayah dengan lembut

Argaa merenung memikirkan apa yang ayah serta bunda nya katakan.
" Baiklah, jika itu kemauan ayah sama bunda yang ingin arga lebih baik lagi arga terima ." ucap arga sambil berhambur kepelukan bundannya .

Sang bunda tersenyum hangat mendengar apa yang arga sampaikan, lalu memeluk erat anak kesayangan nya itu.

"Lohh Kok ayah Ga di ajak ." ucap ayah ikut memeluk mereka. Mereka bertiga berpelukan seakan akan tidak ingin ada yang merusak keluarga yang harmonis itu.

"yaudah kalauu gitu kita makan yuuk , keburu dingin makanannya.?" Tawar bunda sembari melepaskan pelukanya.

"Ayoo bun, arga jugaa udah gasabar pengen makan makanan kesukaan argaaa ." Ujar argaa dengan sumringah menarik ayah dan bundanya itu menuju ruang makan.

Flashback off

Lara DiBalik TawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang