Chapter 22

12 3 0
                                    


Maaf karena telah melampiaskan lelah pada mu,kau telah menyediakan segala fasilitas untuk ku singgahi hanya sejenak untuk berehat melepas lelah, lantas pergi setelah sembuh,aku tahu kamu niat baikmu.
_Arga Yunanda Al-Ghifari_

_Happy Reading_

Sepeninggalan Laura dan Felly, Arga dan Rey terdiam sebentar.

"Lo liatkan apa yang Lo perbuat itu udah nyakitin cewe yang tulus cinta sama Lo" ucap Rey setelah diam
"Gue gak habis pikir sama Lo ga" lanjutnya pada Arga yang masih terdiam.

"Gue tau gue salah, tapi gue juga gak bisa maksain perasaan gue Rey" ucap Arga setelah sadar dari lamunannya.

"Lo harusnya mikirin perasaan Laura juga ga, dia tulus banget sama Lo tapi Lo malah gini" ucap Rey kesal pada sahabatnya itu.

Arga hanya diam mendengarnya. Dia sadar karena telah menyakiti perempuan yang tulus padanya, tapi dia juga tidak bisa memaksakan perasaanya meskipun sudah berusaha mencintai kembali perempuan itu.

Setelah beberapa saat Arga dan Rey memutuskan untuk pulang ke rumahnya masing-masing. Dengan Rey yang sudah melaju meninggalkan Arga yang masih berdiam diatas motornya. Arga menghela nafas panjang setelah itu mulai menghidupkan motor nya dan melaju meninggalkan cafe tersebut.

***

Tak terasa waktu berlalu begitu cepat. Dari kejadian dimana hubungan Arga dan Laura selesai, hari ini adalah hari pertama ujian kenaikan kelas. Dimana para siswa dan siswi bersiap untuk berperang dengan kertas ujiannya.

"Ra lo udah siapkan ujian hari ini?"tanya Felly pada Laura yang sedang berjalan disampingnya.

"Harus siap dong" jawab Laura menoleh ke arah Felly
Ya mereka sekarang sedang berjalan menuju kelas mereka yaitu X IPA 2.
Mereka berjalan dengan sesekali tertawa entah apa yang mereka bicarakan. Belum sampai dikelas, mereka berpapasan dengan Arga dan Rey yang juga sama menuju ke kelas mereka X IPS 1. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan mereka.

Bel masuk telah berbunyi, siswa siswi SMA Pertiwi berhamburan ke kelas mereka masing-masing.

Di kelas X IPS 1

Semua murid tengah mengerjakan soal ujian mereka, dengan raut wajah yang berbeda-beda. Ada yang pasrah, ada yang nunggu contekan, ada yang ribet minjem Tip x dan masih banyak lagi.

Seperti Arga dan Rey mereka tengah fokus dengan soal mereka masing-masing, karena keduanya tergolong siswa yang cukup pintar.

Cukup lama mereka mengerjakan soal dari pelajaran pertama hingga terakhir. Akhirnya waktu pulang pun tiba.
Hari Ujian pertama mereka lewati dengan berbagai ekspresi.

"Ga gue duluan ya" ucap Rey pada Arga

"Mau kemana Lo buru buru amat" sahutnya

"Gue mau nganter mama, biasa belanja udah ngirim pesan soalnya" jelas Rey sembari beranjak meninggalkan arga

"Ohh yaudah hati-hati, salam buat mama Lo" ucap Arga dan hanya diacungi jempol oleh Rey.

Arga pun beranjak dari kelasnya untuk pulang.

***

Di taman belakang rumah

Arga sedang menikmati sore nya sembari memainkan gitarnya dan menulis puisi. Entah sedari kapan dia menjadi seorang puitis, yang pasti dia sangat pandai menuangkan apa yang dia rasakan ke dalam sebuah puisi. Seperti saat ini entah apa yang sedang dirasakan nya. Dia kadang memetik gitar nya kadang juga menulis sambil melamun.

"Hidup gue gak ada perubahan ternyata" gumam Arga dalam hati sambil terkekeh

Kelana hinggap pada rindu yang terenyuh
Berbisik hati utarakan rasa
Seraya melangkah dengan lirih
Menunggu jiwa kembali dari sesat

Di ufuk malam nan gelap
Gemintang menyapa dengan ramah
Kelana teringat jiwa yang hilang
Tak kasat namun tampak
Terus menggugah hati yang salah

Kelana yang malang terselimuti gundah
Terhimpun dengan lara
Kelana yang bias pada nirwana

Seperti itulah kira-kira puisi yang ditulis olehnya. Setelah lama bergelut dengan pikiran nya Arga memutuskan untuk masuk ke dalam rumah karena hari juga mulai gelap.

Next chapter 👉🏻👉🏻

Lara DiBalik TawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang