Chapter 1

84 6 0
                                    

-happy Reading-

Flashback on

Pagi hari di sebuah rumah berlantai dua terdapat wanita paruh baya yang akan membangunkan putra semata wayangnya .

Ceklek
Wanita itu membuka pintu kamar anaknya.

"Bangun nak" ucap wanita itu seraya berjalan membuka gorden.
"hoamm"
"Mmm... iya bun 5 menit lagi" sahutnya dengan mata terpejam. Dia adalah Arga Yunanda Al Ghifari (Arga kecil). Wanita yang dipanggil bunda itu tersenyum dengan jawaban anaknya.

"Ga ada 5 menit 5 menit! hari inikan jadwal masuk sekolah lagi aga, cepet mandi nanti kamu kesiangan sayang" ujar bundanya bernama rianti.

"Iyaa bun." ucap arga kecil bangun dari tempat tidur menuju kamar mandi dengan langkah yang sempoyongan.

"Bunda tungguin kamu dibawah ya." ucap bunda keluar dari kamar.

* 10 menit lamanya, kemudian arga keluar dari kamar menuruni anak tangga dengan mengenakan seragam merah putih serta dasi yang sudah terpasang rapi.

"Pagi bunda" Ucap Arga kecil berjalan menuju meja makan dengan senyum cerianya.

"Pagi juga sayang" ucap bunda seraya tersenyum kepada anak kesayangannya.

Argapun duduk di kursi makan menunggu bundanya yang sedang menyiapkan sarapan.

"Bun, ayah kemana? " tanya Arga sambil celingukan.

"Ayah sudah berangkat ke kantor, ada meeting mendadak." Jawab bunda sambil menyodorkan sarapannya.

Arga hanya menggangguk sebagai jawaban dia paham akan ucapan bundanya.

Setelah selesai sarapan Arga beserta bundanya pun keluar dari rumah menuju mobil dengan sopir yang sudah siap mengatarnya kesekolah.

Beberapa menit kemudian arga sampai di sekolah.
Sebelum arga keluar dia terlebih dahulu mencium dan menyalami bundanya.
"Bunda arga sekolah dulu ya" ucap arga sambil keluar dari mobil.
"Iya sayang, belajar yang rajin ya. Nanti pak sopir dateng lagi buat jemput kamu." Jawab bunda.
"Iya bun." Arga menjawab saraya melambaikan tangan Kepada bundanya.

Setelah itu mobil pun berjalan pulang dengan bunda yang melambaikan tanganya kearah arga. Selang waktu Arga sudah masuk ke dalam kelasnya.

Bel pulang pun berbunyi , sang sopir sudah setia menunggu tuan kecil nya di parkiran khusus untuk menunggu murid murid.
Tak lama Arga menghampiri sopir, pak sopir segera bergegas untuk membuka pintu mobil tuanya, arga pun masuk dan duduk di samping kemudi.

Pada Malam hari setelah acara makan malam selesai bunda serta ayah mengajak Arga menuju ruang keluarga untuk membahas perihal Arga setelah lulus dari sekolah dasarnya itu.

"Jadi gini, bunda sama Ayah punya rencana kami juga sudah sepakat buat masukin kamu ke Pesantren setelah lulus dari nanti. " Ucap sang Ayah menatap Arga dengan serius.

"Hah? Kenapa harus masuk pesantren si yah? " Kaget Arga dengan penuh kebingungan .

"Ini demi kebaikan kamu nak, Bunda sama Ayah mau kamu jadi anak yang mandiri tidak berkegantungan kepada orang tua. Karena Bunda sama Ayah gak akan selamanya selalu berada di samping kamu " Ujar Bunda memberi pemahaman.

"Tapikan bun.., kenapa harus pesantren?, Arga juga bisa mandiri tanpa harus masuk pesantren Bun." Bantah Arga dengan raut wajah kecewa setelah mendengar penjelasan bundanya .

"Pokoknya Ayah sama Bunda gak mau tau kamu harus masuk pesantren! " Mutlak Ayah tegas.

"Ttapi yahhh....,
"Gak ada alasan apapun keputusan ayah dan bunda sudah bulat untuk masukin kamu ke pesantren." Potong ayah yang sudah tidak bisa di bantah lagi.

"Okeee, Arga akan nurutin kemauan ayah sama bunda, tapi jangan salahkan Arga kalau suatu saat Arga jadi seseorang yang sesuai dengan yang Ayah dan bunda harapkan." Ucap Arga sambil berdiri dan berlari menuju kamarnya.

" Argaa..Arga! Ayah belum selesai bicara " Ucap ayah dengan suara lantang.

Sementara itu bunda merenungi perkataan anak semata wayangnya itu. Hening suasana itu pun berubah seketika menjadi hening.

Sedang arga dikamarnya duduk termerenung memikirkan keputusan ayah serta bundanya.

Yang penasaran sama masalalu Arga tunggu kelanjutannya di bab selanjutnya ya teman-teman😉

Lara DiBalik TawaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang