Kinan akhirnya menerima penawaran yang di berikan oleh Damar malam itu. Meski sebenarnya ia agak ragu, namun ketika Damar menyetujui persyaratannya untuk menempatkan nya sebagai bagiann bersih-bersih saja karena dia hanyalah Tamatan SMA, ia tak ingin nantinya orang-orang mengira dirinya di perlakukan spesial oleh Damar.
Kinan merasa juga sudah seharusnya ia mencari pekerjaan lain. Ia tak ingin semakin sedih melihat ibunya setiap kali mendengarkan semua perkataan tetangga mereka tentang bagaimana ia bisa bekerja di Bar, meski ibunya itu tak pernah menampakkan kesedihan di depannya. Namun Kinan Tahu kesedihan itu ibunya sembunyikan rapi jauh di dalam hatinya. Sama seperti ketika suami wanita itu pergi meninggalkan mereka. Ibuya hanya terlihat sedih dalam beberapa hari, dan setelahnya ia menemukan kembali ibunya yang kuat dan ceria. Kinan sangat mengenal ibunya itu.
Dan disinilah ia sekarang. Sedang membersihkan ruangan laki-laki itu seperti biasanya setiap pagi. Sudah lebih dari setengah bulan ia menjalani pekerjaan barunya, dan sejauh ini dia merasa cukup nyaman. Apalagi ia bisa menemukan banyak teman yang begitu baik padanya. Kinan merasa menikmti pekerjaann barunya.
"Makan siang ini kamu ikut saya ya kin, kita makan bersama" Ucap Damar memperhatikan kinan yang sedang membersihkan ruanganya. Ia sebenarnya tidak terlalu setuju untuk memperkerjakan kinan mejadi Office girl di perusahaan nya ini, namun karena Kinan tak mau menerima penawarannya jika ia tak menyetujui persyaratan wanita itu, maka Damar terpaksa akhirnya mengalah. Yang terpenting Kinan tidak bekerja di Bar tersebut lagi. Apalagi ia cukup menyukai, karena sekarang dia bisa bertemu dan menatap perempuan ini. Apalagi Kinan ia tugaskan membersihkan ruangannya setiap pagi. Damar menyadari semangatnya menuju perusahaan semakin meningkat sejak adanya Kinan.
"Maaf Pak, saya tidak bisa, siang ini saya dan petugas yang lainnya sudah ada janji makan bersama" Ucap Kinan menatap Damar. Ia lalu melanjutkan bersih-bersihnya.
Damar yang mendengar perktaan Kinar hanya bisa menghela nafas, apalagi mendengar panggilan wanita ini untuknya, Damar merasa kurang nyaman. Tapi jika ia melakukan protes, maka Kinan akan lebih dulu menyanggah semua permintaannya. Akhirnya Damar hanya bisa menerima saja panggilan itu. Wanita ini sulit sekali mengikuti keinginannya. Kinan benar-benar menguji kesabarannya.
"Baiklah jika kamu tidak ingin makan bersama. Saya akan menunggu kamu pulang. Kita pulang bersama-sama"
"Saya tidak ingin dibantah Kinan" Ucap Damar langsung menyela ketika Kinan sudah akan menolak ajakannya. Ia hanya bisa tersenyum melihat Kinan hanya bisa menekuk wajahnya seraya melanjutkan bersih-bersih ruangannya.
Menghadapi Kinan memang harus tegas. Wanita ini sangatlah berpendirian kuat, Namun itulah yang ia sangat sukai. Kinan membuatnya merasa disatu sisi harus melindunginya, namun disatu sisi kinan tak pernah membuatnya merasa direpotkan. Memang benar perkataan teman-temannya. Ia telah jatuh begitu dalam pada pesona Kinan.
***
"Kinan mbak duluan ya, sebaiknya kamu juga cepat pulang. Itu bisa dikerjakan besok saja"
Kinan bisa mendegar suara Mbak Amai, petugas disini yang begitu baik padanya, mengenal nya membuat ia merasa memiliki seorang kakak, meski ia baru mengenal mbak Amai, tapi sifat mbak Amai yang selalu membantunya membuat Kinan begitu haru, Ia bersyukur memiliki teman kerja yang begitu baik. Radanya sungguh nyaman.
Kinan akhirnya hanya menggangguk dan hanya memberikan lambai tangan pada teman-temannya yang terlihat lebih dulu pergi.
Kinan memang sengaja tidak langsung pulang, karena ia tak ingin orang-orang nantinya melihat dirinya bersama dengan Damar. Karena pastinya mereka akan berfikir macam-macam. Kinan tak ingin ada suara sumbang lagi tentang dirinya.
Akhirnya, Setelah melihat keadaan perusahaan yang sudah cukup sepi, Kinan memutuskan untuk menunggu Damar di halte bis dekat perusahaan.
Namun ketika ia melangkahkan kaki keluar dari perusahaan, Kinan tertegun dengan suara yang ia sangat kenali memanggilnya.
"Kinan"
Kinan langsung berjalan cepat meninggalkan lobi perusahaan. Bagaimana bisa orang itu bisa berada disini. Bagaimana bisa orang tersebut masih seperti dulu, tidak tahu malu."Kinan Tunggu"
Kinan buru-buru berlari ketika mendengar orang itu sepertinya mengejarnya. Ia sudah tak ingin lagi bertemu ataupun berkata apapun lagi. Kinan benar-benar muak dan sangat membencinya.
Apalagi mengingat semua penderitaan dirnya dan ibunya. Kinan tak akan bisa lagi menerima bahkan untuk mendengarkan panggilan nya saja, kinan benar-benar merasa sangat muak.
"Tuhannn" Ucap Kinan setelah ia yakin ia tidak di ikuti lagi. Ia mendudukkan dirinya di halte Bis. Rasanya dadanya masih bergetar menyakitkan.
Masih ia ingat semua kesakitan yang ia lalui selama ini. Bagimana dulu orang tersebut dengan tanpa kata dan belas kasih meninggalkan mereka berkubang dengan derita. Ia masih benar-benar mengingat bagaimana laki-laki itu sama sekali tak peduli meski ia sudah menatapnya penuh permohonan. Kinan benar-benar merasakan begitu sesak sekali. Waktu benar-benar tak bisa menghapus Rasanya sakitnya.
Kinan mencoba mengedalikan perasaannya. Sudah sekaian tahu lamanya. Ia tak ingin Damar melihatnya dalam keadaan seperti ini. Ia yakin laki-laki itu akan mencari tahu tentangnya jika Damar melihat wajahnya sekarang. Kinan buru-buru memperbaiki riasan wajahnya. Damar benar-benar tak boleh tahu.
****Sudah pukul delapan malam, dan laki-laki itu tak terlihat sama sekali. Padahal ia sudah menunggu dari jam 5, dan sampai saat ini laki-laki itu pun tak memberikan kabar apapun. Rasanya Kinar sudah tak harus menunggu lagi. Ia akhirnya memutuskan untuk pulang saja.
"Seharusnya aku tak terlalu berharap banyak, Kinan kamu harus sadar diri" Batinnya mencemooh dirinya. Ia tak seharusnya mempercayai ucpan Damar. Siapalah dirinya ini, hanyalah wanita yang ia temui di sebuah Bar.
"Dia tidak salah Kinan, kamulah yang tak tahu diri" Ucapnya mengejek dirinya sendiri. Seharusnya ia sudah menduga seperti ini. Kinan tak harus merasa tersakiti. Karena semua hanyalah semu. Dia tidak seistimewa itu hanya untuk membuat Damar benar-benar memperlakukannya dengan baik.
Kinan berjalan ke arah rumahnya nya dengan lesu. Namun ada yang aneh. Kinan buru-buru memasuki rumahnya.
Namun apa yang di lihatnya membuat tubuhnya membeku. Kinan bernar-benar begitu terkejut. Ia langsung merengsek masuk mendekati tubuh yang sudah tak terlihat berdaya itu.
"Mamaaa" Ucap Kinan memeluk tubuh sang ibu. Kinan benar-benar merasa takut.
"Maaa tolong bangun, kinan mohon jangan seperti ini" Ucap Kinan dengan terus mencoba menyadarkan sang ibu. Namun ternyata semuanya sia-sia. Kinan langsung panik menghubungi rumah sakit. Mamanya tak boleh pergi meninggalkannya. Kinan benar-benar sangat ketakutan.
.
Jangan Lupa Like dan Comment ya. Thankss
![](https://img.wattpad.com/cover/365155841-288-k700145.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SERPIHAN HATI
RomanceTernyata ayah yang ku banggakan selama ini tidak sepeti yang ku duga. Ia telah menghianati mama. Betapa aku membencinya