"Apa Maksud kamu hah" Ucap Damar penuh Amarah. Ia benar- banar tak bisa menahan seluruh emosinya lagi.
*Damar melempar seluruh barang yang ada di apartemennya. Ia tak bisa mengendalikan emosinya setelah mendengarkan semua perkataan Erina. Bagaiamana bisa semuanya menjadi begini, begitu sulit situasi yang ia hadapi. Damar masih mengingat jelas apa yang dikatakan erina padanya.
"Mas tak akan bisa bersama dengan Kinan. Selain karena Dia adalah adikku. Aku yakin kinan tidak akan mau lagi bersama Mas, karena aku sangat tahu seberapa benci Kinan dengan semua bagian dari kami"
"Kinan adalah anak papa, namun papa meninggalkan nya dengan tega demi memilih mama dan bertanggung jawab terhadap kandungan mama dengan kondisi mama yang tak stabil dulu. Dan aku yakin sekarang Kinan akan mulai membenci kamu. Karena dia sangat membenci semua bagian dari kami. Mas tak akan bisa bersamanya, karena aku sangat tahu seberapa keras kinan jika sudah membenci" Ucap Erina dan setelah nya meninggalkan Damar yang sedang dikuasai Emosi. Setidaknya dengan seperti ini Damar akan mengetahui seberapa mustahil laki-laki itu akan bersama Kinan.
Damar sangat membenci situasi ini, namun sekaligus ia sangat iba pada wanita yang dicintai, selama ini berarti kehidpan Kinan dan mamanya begitu sulit. Damar merasakan marah sekaligus sedih disaat yang bersamaan. Setelah ini bagaimana ia harus mendekati Kinan lagi, sedangkan wanita itu terlihat sangat menghindarinya.
****
Kinan mencoba menjalani harinya dengan tegar. Meski ia sudah bisa mengetahui siapa Damar sekarang. Namun ia memutuskan untuk tetap bertahan bekerja di perusahaan ini. Ia masih membutuhkan pekerjaan ini. Setidaknya ia bisa terus menghindar dari Damar jika laki-laki itu selalu berusaha mendekatinya.
Kinan membersihkan kamar mandi wanita. Setelah ini dia harus membersihkan beberapa bagian dari perusahaan lainnya. Namun ketika dia sudah selesai membersihkan toilet, dan keluar dari sana, dia dikejutkan dengan dua orang yang terlihat sedang berdebat. Kinan hanya tertegun melihat dua orang wanita dan laki-laki itu berdebat. Ketika sadar Kinan langsung pergi dari tempat itu. Ia begitu muak melihat keberadaan mereka di sekitarnya.
"Kinan tunggu nak" Ucap seorang laki-laki dari arah belakangnya. Kinan sangat mengetahui suara siapa itu dan ia benar-benar harus secepatnya pergi dari sini. Kinan melangkahkan kakinya cepat. Namun sepertinya Tuhan tidak membiarkan dirinya menghindar sekarang. Karena ia bisa merasakan cekalan pada tangannya.
Kinan akhirnya memutuskan untuk berbalik. Ia harus menghadapinya bukan. Tidak bisa selamanya ia dapat menghidari semuanya.
Kinan bisa melihat seorang laki-laki tua, berdiri memandangnya dengan sendu namun senyumnya begitu lebar.
"Kinan, papa sangat rindu kamu" Ucap sang papa menariknya masuk dalam pelukan. Laki-laki ini memeluknya begitu erat.
Kinan bisa melihat di depan sana, wanita itu menatapnya dengan tajam. Seolah begitu benci padanya dan terlihat begitu benci melihat laki-laki ini yang merupakan suaminya memeluknya erat.
"Tolong lepaskan saya" Ucap Kinan mencoba melepaskan diri dari pelukan sang papa. Ia ingin sekali pergi dan tak ingin berurusan lagi dengan mereka semua. Rasanya benar-benar muak dan tak ingin membuka luka lamanya lagi.
"Tolong Jangan pernah sepert ini lagi. Jangan anda sok mengenali saya. Saya merasa sangat tidak nyaman. setelah ini jangan pernah memeanggil dan mendekati saya lagi seperti ini" Ucap Kinan menatap tajam laki-laki yang terlihat terdiam memandangnya sendu dan terluka. Namun Tak sedikitpun Kinan merasa kan hatinya mengasihani semua ini. Hanya ada rasa sakit setiap melihat wajah yang dulunya begitu sangat ia cintai. Namun denagan tega menyakiti dirinya dan mamanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
SERPIHAN HATI
RomanceTernyata ayah yang ku banggakan selama ini tidak sepeti yang ku duga. Ia telah menghianati mama. Betapa aku membencinya