PART 9

81 2 0
                                        

Damar mengunci tatapannya kepada tubuh kinan yang terlihat meninggalkan tempat pemakaman. Setelah mama kinan dimakamkan, butuh waktu lama tuk para tetangga meyakinkan Kinan untuk meninggalkan Makam sang mama. Damar terus berjalan, mengikuti mereka hingga sampai di kediaman Kinan. Pandangannya terus mentap tubuh wanita nya yang terlihat begitu rapuh.

Setelah mereka memasuki rumah Kinan, Damar mencoba mendekati wanita itu yang terlihat terdiam duduk di sofa. Ia tahu tatapan wanitanya terlihat begitu kosong. Damar benar-benar sangat ingin memberikan pelukan pada Kinan, sehingha dapat berbagi sedih mereka bersama.

"Kinan..." Ucap Damar, ia akhirnya duduk di samping Kinan. Kinan terlihat tak terusik dengan kehadirannya. Wanita itu hanya terdiam dan tak merespon apapun meski ia sudah mencoba menggenggam tangannya.

"Mas Disini Kinan. Mas mohon terima Mas untuk menemani kamu melewati sedihmu ini" Ucap Damar mencoba meremas tangan Kinan. Namun meski ia telah melakukannya. Kinan benar-benar hanya terdiam menatap lurus pada dinding di depan mereka.

"Mas mohon Ki. Mas akan disini menemanimu. Tolong bicaralah sedikit saja" Ucap Damar mencoba kembali mengambil atensi Kinan . Namun meski ia telah berbicara banyak. Kinan benar-bener tak merespon apapun yang dikatakannya. kinan hanya memadang dengan kosong ke depannya.

Namun setelah keterdiamnnya selama beberapa menitan dan hanya menemanin Kinan tanpa mengelurkan sedikitpun kata-kata lagi, Damar bergitu tertegun melihat wajah Kinan yang telah dibanjiri air mata. Ia yang tak tega melihat wanita yang begitu ia cintai bersedih seperti ini, ia pun langsung memeluk Kinan. Sungguh Damar merasa kan tusukan tak kasat mata pada hatinya. Ia begitu sakit melihat wanitanya terlihat begitu menderita.

"Mas Disini bersamamu Ki" Ucap Damar mengeratkan pelukannya. Ia bisa merasakan Kinan yang terus menangis dan membalas pelukannya. Sungguh Damar tak menduga Kinan akan menghadapi hal yang sangat menyakitkan ini. Ditinggal pergi oleh satu-satunya keluarga yang sangat Kinan cintai pastinya tak akan pernah mudah. Damar benar-benar menyesal tak dapat selalu berada di samping Kinan.

"Setelah ini, kamu masih punya Mas. Tolong bagikan semua sedihmu pada Mas" Ucap Damar. Ia berjanji setelah ini akan selalu menjaga Kinan.

****

Kinan menatap langit-langit kamarnya. Setelah seharian menangis dan berbaring di ranjang mamanya, kinan belum merasa percaya bahwa sang mama telah pergi meninggalkan dirinya.

Kinan sangat ingat sekali, begitu banyak kesulitan yang mereka lalui setelah laki-laki yang sangat mamanya cintai, pergi meninggalkan mereka.

Meski Kinan tahu luka hati di hati mama setelah itu masih begitu besar. Kinan hanya pernah melihat mamanya menangis pada hari kepergian laki-laki itu meninggalkan mereka. Setelah hari itu Kinan hanya melihat mamanya disibukkan dengan seluruh pekerjaan untuk membesarkan dirinya. Mamanya yang begitu rapuh tak pernah Kinan dengar mengeluh sedikitpun. Apalagi menangis jika mereka seringkali mendapat penghinaan dan caci maki. Mamanya hanya akan masuk ke dalam kamarnya dan memeluk dirinya yang kecil sambil menutupi telinganya. Kinan benar-benar begitu merindukan wanita tercintanya. Rasanya ia tak sanggup menjalani hidup ini tanpa kehadiran sang mama. Setelah ini ia sudah tak memiliki siapapun. Mama benar-benar telah pergi meninggalkannya.

" Ma, Kinan merasa begitu Rindu. Setelah ini apa yang harus Kinan lakukan. Bagaimana Kinan menjalani hidup ini Ma. Kinan begitu mencintai mama" Ucap Kianan nelangsa.

Kinan kembali menutup matanya. Rasanya ia tak ingin terbangun kembali. Ia hanya ingin bertemu mamanya. Kinan benar-benar dipeluk kesedihan.

Sedangkan Damar yang terduduk di ruang tamu hanya bisa menatap pintu kamar Kinan yang tertutup. Ingin sekali ia masuk dan menghibur wanitanya. Namun penolakan Kinan membuat ia tak bisa melakukannya. Damar benar-benar merasakan kesedihan.

"Tante, Setelah ini ijinkan Damar menjaga Kinan. Maafkan Damar belum pernah menemui tante kembali. Damar benar-benar mencintai Kinan. Restuilah kami dari atas sana. Damar janji akan membahagiakan permata Hati tante" Batin damar. Ia benar-benar menyesal tak semopat menemui kembali Mama Kinan. Apalagi ia belum meminta mama Kinan untuk merestui hubungan mereka.

Namun Damar hanya bisa berjanji akan mencoba selalu ada dan menjaga Kinan selamanya. Setelah semua urusan nya ia selesaikan. Ia tak ingin apapun bisa menyakiti Kiann nantinya.


****

Kinan melangkah masuk ke perusahaan. Setelah Seminggu meratapi kesedihannya, Hari ini Kinan memutuskan untuk kembali masuk bekerja. Meski mamanya pergi dan menyisakan duka berkepanjangan dan gakn akan pernah dapat terobati dalam hatinya. Namun, ia merasa harus keluar dari meratapi kesedihannya, karena ia yakin mamanya tak ingin dia seperi itu terus menerus.

"Kinan, mbak turut berduka Cita atas kepergian mama kamu ya" Ucap Mbak Anin langsung memelukku. Aku bisa melihat ia terlihat begitu mengkhawatirkan ku.

"Iya mbak. Kinan minta doanya untuk mama ya. Terimakasih" Ucap kinan membalas pelukan mbak Anin. Setidak nya dengan bertemu banyak orang baik ketika bekerja dapat membuatnya melupakan sejenak kesedihannya.

"Tadi mbak juga disuruh kasih tahu kamu, kamu langsung di suruh ke ruangan Pak Damar ketika sudah sampai" Ucap Mbak anin menatapku masih terlihat begitu cemas.

Aku yang megetahui mbak Anin mencemaskan keadaanku hanya bisa mencoba memberikan senyum penenangan padanya.

"Kalo gitu Kinan ke ruangan pak Damar dulu ya mbak" Ucap Kinan mengambil perslatan bebersihnya. Ia harus mulai kembali pada semua rutinitas hidupnya. Meski hingga kini semua terasa begitu berat.

****

Damar benar-benar tak sabar dengan kedatangan Kinan. Ia begitu mencemaskan keadaan perempuan itu. Apalagi Kinan menolak keinginan nya tadinya menjemput dan bersama-sama menuju perusahaan.

Suara pintu terbuka membuat Damar langsung berdiri dari duduknya. Ketika ia melihat Kinanlah yang masuk ke dalam ruangannya, ia langsung menyongsong tubuh perempuan itu. Damar merasa tak tahan untuk memeluk kinan. Ia begitu lega melihat kinan ada di hadapannya.

"Mas Lepas. Ngga enak jika dilihat orang nantinya" Ucap Kinan yang begitu kaget dengan pelukan tiba-tiba Damar. Ia tak ingin ada yang melihat apa yang di lakukan mereka.

Damar yang mendengarkan perkataan Kinan memberikan jarak pada tubuh mereka. Ia menatap wajah Kinan yang pagi ini terlihat lebih baik.

"Mas benar-benar sangat khawatir kinan" Ucap Damar menggenggam tangan Kinan. Ia benar-benar tak bisa berhenti mengkhawatirkan wanita ini. Entah mengaapa Damar ingin selalu Kinan ada di jangkauan pandangannya. Ia benar-benar merasa sangat khawatir. Apalagi dengan keadaan Kinan saat ini, rasa kekhawatirannya semakin besar.

"Mas Damar tak perlu menghawatirkanku. Aku sudah merasa baik-baik saja" Ucap Kinan mencoba meyakinkan Damar. Ia bisa melihat wajah laki-laki ini sangat menghawatirkannya. Apalagi Damar tampak tak terlalu percaya dengan kata-katanya.

"Setelah ini, Mas akan mencoba selalu ada untukmu. Mas mohon meski kamu belum menerima Mas, kamu bisa menjadi kan mas tempatmu menceritakan seluruh kesedihanmu" Ucap Damar menatap dalam Kinan. Ia berharap Kinan setelah ini akan berbagi dan mencoba menerima perasaan khawatirnya. Damar benar-benar merasakan cinta ini terus bertambah setiap saat nya untuk Kinan.

"Terimakasih Mas" Ucap Kinan membalas tatapan mata Damar. Ia bisa merasakan genggaman tangan Damar yang begitu erat menggenggam tangannya.

.

Jangan Lupa Like dan Comment ya. Thankssss

SERPIHAN HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang