PART 13

107 3 0
                                    

"Saya tidak peduli dengan kalian. Dan sejujurnya meski anda telah menceritakan semuanya. Saya tak benar-benar peduli karena sayang tak merasa menyuaki Anda selama ini. Jadi tolong biarkan saya pergi dari sini, karena saya risih dengan sikap anda yang seperti ini" Ucap Kinan menatap Damar Tajam. Seolah seluruh cerita Damar tak berarti apa-apa untuknya.

Kinan berjalan menyusuri jalan menuju makamnya. Ia merasa akhir-akhir ini hidupnya kembali dipenuhi dengan derita. Kinan merasa tak sanggup lagi menghadapi semua yang ada di sekitarnya. Semuanya terlalu meyakitkan. Ia merasa tak bisa lagi bersama Damar setelah mengetahui semua kenyataan yang sebenarnya. Ia tak ingin semua sakit yang dulu ia rasakan kembali menghantam hantinya yang sebenarnya tak pernah pulih dari luka dan duka lama.

Ketika sampai di pemakaman sang mama, kinan dibuat terkejut dengan keberadaan seseorang yang sangat tak ia harapkan. Dari arahnya berdiri ia bisa mendengar semua yang di katakan oleh laki-laki yang dulu mereka cintai.

"Nisa, Sekarang Kinan sangat membenciku. Tatapannya selalu mengingatkanku akan tatapan kamu jika sedang kesal padaku"

"Bagaimana bisa aku begitu tidak tahu diri, berharap Kinan sebentar saja memanggilku papa kembali. Seperti dulu ketika aku selalu di dekatnya"

"Nisa maafkan semua salahku. Aku telah meninggalkan kalian. Semua karena kebodohanku. Andai dulu aku tak melakukan itu"

"Maaf aku tidak pernah muncul di kehidupanmu dan Kinan lagi, karena aku begitu malu dengan semua salahku padamu dan anak kita. Aku begitu pengecut untuk muncul di hadaoan kalian lagi. Aku benar-benar sangat merindukanmu nisa. Aku sangat mencintaimu"

Kinan yang mendengar perkataan laki-laki yang tak lain adalah ayahnya begitu terkejut dengan apa yang dikatakan laki-laki ini. Mengapa bisa laki-laki ini mengatakan bahwa begitu mencintai mereka. Namun ia dengan tega menghianati sang mama dan meninggalkan mereka dalam kubang derita.

"Bagaimana Bisa dengan tidak tahu malunya anda datang kesini. Saya yakin mama saya tidak ingin didatangi oleh pengkhianat seperti anda. Jadi saya mohon anda pergi dari sini" Ucap Kinan dengan suara penuh amarah. Ia sangat tidak menyukai pemandangan yang ia lihat saat ini. Seharusnya laki-laki tua ini tak berada disini dan menampakkan wajahnya yang merana. Seharunya laki-laki ini bersikap seperti sebelumnya yang tak pernah peduli dengan kehidupannya dan sang mama.

"Kinan" Ucap laki-laki itu berdiri. Ia menandang putrinya dengan sendu dan penuh kerinduan.

"Tolong. Anda sebaiknya pergi dari sini, karena kedatangan anda disini hanya akan memberikan luka kepada kami" Ucap Kinan memandang datar. Ia benar-benar merasa sangat marah. Namun tak tahu harus bagaimana.

"Kinan. Tolong maafkan papa nak" Ucap sang ayah mencoba mendekati anaknya. Ia mencoba berdiri dan meraih tangan sang anak. Namun dengan kasar Kinan langsung menepisnya. Rasanya tak sudi laki-laki ini menggenggam tangannya. Kinan merasa benar-benar muak. Mengapa semua seakan berkumpul menghancurkan hidupnya.

"Jangan pernah sentuh saya. Dan satu hal yang akan saya katakan. Selamanya saya tak akan memaafkan anda. Jadi sekarang anda pergi dari sini, karena tak ada gunanya anda datang. Mama saya telah pergi dan saya tidak ingin melihat keberadaan anda di sekitar saya lagi" Ucap Kinan. Setelah itu ia melewati tubuh laki-laki itu dan mendekati makam mamanya. Ia langsung duduk dan memulai berdoa untuk sang mama.

Sedangkan sang ayah yang masih terpaku berdiri memandang kinan sendu. Ia begitu merindukan anak yang ia cintai. Namun Kinan ternyata belum bisa memaafkan semua kesalahannya. Rasanya begitu menyakitkan tak diharapkan oleh anak. Ia merasa begitu menyesal telah menyakiti hati kinan begitu dalam. Kinan nya yang dulu yang selalu memandangnya dengan penuh binar cinta sekarang dia hanya bisa menemukan kinan nya memandangnya penuh benci.


****

Setelah membaca doa-doa untuk sang mama. Kinan mengusap batu yang bertuliskan nama sang mama. Ia merasa begitu merindukan mamanya. Kinan merasa begitu sendiri di dunia ini. Setelah sang mama pergi ia benar-benar tak memiliki siapapun lagi. Hanya mamanyalah satu-satunya seseorang yang tulus mencintainya.

"Ma"

"Semoga disana Mama sudah bahagia bertemu dengan adik, pasti kalian sudah berkumpul disana dan pasti adik begitu bahagia bertemu dengan mama, rasanya Kinan ingin sekali bertemu dengan kalian"

"Ma, Ternyata Mas Damar tak seperti yang kinan fikirkan. Mas Damar ternyata telah memiliki istri dan istrinya adalah anak papa yang lain"

"Bagaimana kinan harus menghadapi semua kenyataan itu Ma. Kinan benar-benar merasa begitu merasa tersakiti, selama ini Kinan telah belajar mencintai laki-laki yang salah."

"Kinan sendiri disini Ma, setelah ini kinan harus bagaimana. Kinan benar-benar tak tahu harus melakukan apa"

"Ma, setelah ini, kinan akan kembali bekerja di tempat tante seperti dahulu. Maafkan kinan yang memilih jalan ini. Tolong mama, minta Tuhan untuk memaafkan keputusan Kinan ini"

"Ma, Kinan pulang dulu ya. Kinan selalu rindu mama"

Kinan akhirnya berdiri dan memutuskan untuk pulang. Meski ia tahu, laki-laki itu menunggunya di depan pintu TPU, namun Kinan yang sudah tak ingin mendengar apapun langsung melewati ayahnya itu. Ia benar-benar tak menghiraukan panggilan apapun. Saat ini ia hanya ingin pergi menjauh.

***

Damar menatap tajam wanita yang merupakan petugas kebersihan yang sering bersama dengan Kinan. Ia tak menduga Kinan akan seperti ini, wanita itu benar-benar ingin menjauh darinya.

"Maaf pak, saya kira Kinan sudah mengatakan pada bapak bahwa dia sudah mengundurkan diri" Ucap wanita itu memandang atasannya dengan takut-takut. Ia tak menyangka atasannya ini akan marah perihal Kinan yang telah kelur dari perusahaan.

Damar yang mendengar perkataan wanita ini hanya bisa menghela nafas. Ia benar-benar tak akan membiarkan Kinan pergi begitu saja dari dirinya.

"Ya sudah, kamu boleh keluar" Ucap Damar. Ia kemudian membalikkan kursi nya. Ia bisa melihat pemandangan kota dari tempatnya duduk. Damar merasa emosinya benar-benar tak bisa ditanan lagi. Kinan benar-benar ingin memutuskan hubungan mereka. Damar merasakan tusukan rasa sakit dihatinya. Ia tak bisa kehilangan Kinan seperti ini.

"Kamu ngga akan bisa pergi dari aku Kinan" Ucap Damar menatap tajam dinding kaca di depannya. Ia tak akan membiarkan Kinan menjauh dan membuat hatinya nelangsa karena merindukan wanita itu.

Jangan Lupa VOTE dan Comment ya. Thanksss

SERPIHAN HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang