Damar benar-benar murka denga sikap Kinan yang menghindar dari dirinya. Selain perempuan itu tak pernah membalas pesannya, tak pula menerima satupun panggilannya. Damar sudah tak bisa sabar menunggu Kinan yang sepertinya memang ingin memutuskan hubungan mereka. Ia harus segera bertemu dengan wanita itu.
Damar melajukan kendaraanya ke rumah Kinan. Ia tak ingin memberikan waktu pada kinan lagi untuk menenangkan diri. Damar sudah tak bisa lagi memaklumi sikap Kinan padanya. Kenapa wanita itu tidak bisa menerima perasaannya hanya karena dia menikah dengan Erina. Padahal ia sudah menjelaskan bahwa ia tak pernah mencintai Erian dan mereka pun akan bercerai. Damar benar-benar sangat tidak sabar bertemu dengan Kinan.
Setelah sampai di rumah Kinan, Damar langsung melangkahkan kakinya menuju depan rumah Kinan. Ia langsung mengetuk pintu rumah itu.
"Kinan buka. Ini aku Damar" Ucapnya Untuk ke sekian kali. Sudah hampir satu jam ia terus mengetuk pintu rumah ini. Namun tak ada jawaban apapun dari dalam sana.
Akhirnya dengan tak sabar ia memutuskan untuk mencoba mendobrak pintu itu. Kinan benar-benar tak tahu jika wanita itu terus menghindarinya, ia benar-benar bisa melakukan hal yang nekat seperti ini.
Namun sebelum ia berhasil membuka pintu itu. Perkataan dari terangga sebelah rumah Kinan membuat Damar terdiam dan begitu terkejut. Bagaimana bisa Kinan melakukan ini padanya.
"Percuma Mas buka pintu itu. Kinan sudah pindah. Kemarin dia sempat berpamitan padan saya" Ucap Tetangga Kinan itu.
Damar benar-benar tak menduga selain Kinan berhenti bekerja di perusahaannya. Wanita itupun pergi dari rumah dan sekarang entah dimana. Damar benar-benar merasakan hatinya berdenyut menyakitkan. Bagaimana bisa Kinan begitu tega meninggalkan dirinya tanpa kata. Apakah wanita itu begitu benci padanya, hingga untuk bertemu pun sudah tak sudi.
Damar merasa tubuhnya sudah tak bisa ditopang lagi. Ia akhirnya menjatuhkan tubuhnya di lantai depan rumah Kinan. Damar menatap jauh ke depan, setelah ini ia yakin hidupnya tak akan sama lagi. Ia benar-benar tak bisa menerima Kinan pergi meninggalkannya.
"Apa kamu tidak bisa melihat Rasa cintaku Kinan, bagaimana bisa kamu tega melakukan ini" Batin Damar menangisi cintanya. Ia benar-benar merasa begitu sesak. Kinan pergi dan tanpa kata, seolah ia dan kebersamaan mereka tak berarti apapun di hidup perempuan itu.
***
Erina menatap sedih Damar yang berbaring lemah di ranjang rumah sakit. Ia bisa melihat suaminya itu hanya terdiam dengan pandangan kosong menatap dinding rumah sakit.
"Mas Bagaimana bisa kamu jadi seperti ini" Batin erina bertanya-tanya. pasalnya Damar mengalami kecelakaan tunggal dan laki-laki ini hanya terdiam semenjak ia sadar dan tak mengatakan sepatah kata apapun. Sedangkan ia sebagai istri yang tak dianggap sudah tak berani menanyakan keterangan pada suaminya ini.
Erina tadinya begitu terkejut mendapat kabar bahwa suaminya itu mengalami kecelakaan. Ia tak menduga semua ini akan menjadi seperti ini. Entah mengapa ia merasa sekarang Damar benar-benar sudah begitu jauh darinya. Erina sadar Damar sudah bukan milikinya lagi. Laki-laki itu seolah tak menganggap keberadaan nya lagi sejak ia melakukan kesalahan itu. Sungguh rasanya begitu pedih diabaikan, namun ia sadar semua ini adalah balasan atas Apa yang ia lakukan selama ini.
"Mas Damar membutuhkan sesuatu" Ucap Erina mencoba mendekati Damar. Namun seperti yang sudah ia tebak. Laki-laki itu hanya terdiam dan tetap memandang pada satu titik. Erian benar-benar merasakan tusukan sakit pada hatinya. Damar benar-benar telah melupakan mereka. Anak pada kandungannya ternyata tak mampu membuat Damar kembali dan mecoba menerimanya lagi.
Akhirnya Erina hanya Diam dan terus duduk di samping Damar yang terlihat hanya terdiam semenjak kesadaran laki-laki itu. Ia akan mencoba bertahan sebentar lagi. Saat ini kesempatannya yang diberikan Tuhan mungkin untuk bisa meluluhkan hati suaminya kembali. Erina akan mencoba lagi. Apalagi semua demi anaknya. Ia hanya ingin semua kembali seperti dulu. Saat ia merasa Damar adalah miliknya seorang dan bisa ia jadikan tempat pulang yang nyaman.
****
Damar terdiam menatap pada satu titik. Ia bisa mengingat seluruh kejadian kecelakaan yang ia alami. Dirinya yang merasa sangat kehilangan akhirnya tak bisa mengendalikan emosinya. Ia mengendarai kendaraan secepat mungkin tanpa tujuan yang jelas. Hanya Kinan yang terbayang di pelupuk matanya sebelum ia menghantam pembatas jalan dan tak sadarkan diri.
Damar bisa merasakan Erina yang duduk di sampingnya menatapnya iba. Namun saat ini sungguh ia hanya ingin terdiam sampai entah kapan. Karena ia merasa begitu terluka kehilangan Kinan dan tak tahu keberadaan wanitanya.
Setelah ini apa yang harus ia lakukan. Kinannya pergi dan ia tak tahu harus menemukannya dimana.
"Damar Astaga Nak" Suara Mamanya yang memasuki ruangan membuat Damar akhirnya mengubah pandangannya. Ia bisa melihat mamanya yang terlihat begitu sedih melihat dirinya seperti ini. Damar hanya bisa terdiam saat merasakan mamanya memeluknya.
"Gimana bisa kamu kecelakaan Damar. Lain kali hati-hati. Lihat istri kamu terlihat sangat pucat mengkhawatirkan kamu. Apalag kalian sebentar lagi akan memiliki anak" Ucap Mamanya melepas pelukannya dan menghampiri Erina yang hanya bisa terdiam mendengarkan semuanya.
Mereka memang belum membicarakan semua renacana mereka untuk berpisah dan mamanya pun belum mengetahui apapun.
"Erina Mama berterimakasih sudah menjaga Damar. Pasti ini tidak mudah apalagi kamu sedang mengandung. Kamu seharusnya lebih banyak beristirahat. Lihat wajah kamu tampak lebih pucat dari Damar" Ucap Mama Damar menghampiri sang menantu. Damar yang mendengarkan perkataan ibunya pun untuk pertama kali setelah Erian datang ia melihat wajah wanita tersebut. Dan ia pun mengakui Erina tampak sangat pucat.
"Setelah ini kamu harus istirahat. Mama tidak ingin terjadi apapun pada kamu dan calon cucu mama" Ucap Mama Damar. Damar yang mendengarkan itu hanya bisa menghela nafas. Sepertinya ia seharusnya sudah mengatakan semua kebenarannya dari awal, sehingga tak ada kesalahpaham di sekitanya. Apalagi Kinan yang pergipun karena dirinya yang tak bisa tegas dengan hidupnya sendiri.
****
Damar bisa melihat tatapan murka dari sang mama. Ia sudah mengatakan semua yang ia rasakan dan akan lakukan pada sang ibu. Ia harus menyelesaikan semuanya. Ia tak ingin Kinan dianggap telah merebutnya meski ia pun tak yakin setelah ini dapat menemukan wanitanya. Rasa sakit kembali menghantam hatinya mengingat keberadaan kinan yang entah dimana."Nak Sadar. Mama menganggap kamu tak pernah mengatakan apapun. Setelah ini anak kalian akan lahir. Mama yakin kamu saat itu akan berubah fikiran dan mempertahankan rumah tangga kalian" Ucap Mamanya menatap dirinya tajam. Damar yang mendengarkan perkataan mamanya langsunh menggelengkan kepalanya. Ia tak pernah ingin kembali lagi bersama dengan Erina. Meski nantinya anak mereka telah lahir.
"Ma, Damar dan Erina akan bercerai. Dan Damar sudah mencintai wanita lain, Tapi dia pergi karena kesalahan Damar Ma" Ucap Damar Menangis. Ia akhirnya tak bisa menyembunyikan rasa sedih dan sakitnya. Ia terlalu merindukan dan mengkhawatirkan Kinan saat ini.
"Bagaimana Jika terjadi sesuatu pada wanita itu, dan Aku disini tak bisa membantunya" Batin Damar takut. Ia sangat tahu Kinan sudah tak memiliki siapapun. Dan sekarang wanita itu pergi entah kemana.
"Damar sadar. Ini tandanya wanita itu tidak mencintai kamu. Kamu hanya perlu melupakannya dan lanjutkan hidupmu bersama Erina. Bagaimana bisa kamu akan menceraikan istrimu ketika kalian akan memiliki anak. Mama tak pernah mengajarkan kamu menjadi brengsek seperti ini. Kasihan Erina dan anak kalian Damar" Ucap sang Mama tak iba sedikitpun melihat kesakitan di mata anaknya. Ia hanya tak ingin rumah tangga anaknya hancur hanya karena sudah tak ada cinta lagi. Baginya Cinta bisa mereka bangun kembali. Bagaimana bisa anaknya itu mengatakan akan menceriakan istrinya dan mencintai wanita lain. Ia merasa sangat malu dengan keluarga besannya.
"Apa mama akan membiarkanku berpisah dengan Erina jika dia yang ternyata telah berselingkuh Ma?" Ucap Damar menatap ibunya yang ia bisa lihat sangat terkejut mendengar perkataannya. Damar bisa melihat mamanya hanya terpaku mencerna seluruh tanya yang ia ungkapkam. Akhirnya inilah jalan terakhir untuk melepaskan diri dari ikatan yang sudah tak ia inginkan lagi, ia harus mengatakan semua aib rumah tangganya atau mamanya akan terus memaksa dirinya untuk kembali bersama Erina.
"Bagaimana bisa Damar?. Bagaimana bisa kamu mengatakan Erina selingkuh" Ucap Sang Mama. Ia merasa tidak percaya dengan apa yang ia dengar. Bagaimana bisa menantu nya yang begitu baik dan sangat ia banggakan bisa melakukan hal yang tak pernah ia bayangakan. Sungguh ia tak ingin percaya.
Jangan Lupa VOTE dan Comment ya. Thanksss

KAMU SEDANG MEMBACA
SERPIHAN HATI
RomanceTernyata ayah yang ku banggakan selama ini tidak sepeti yang ku duga. Ia telah menghianati mama. Betapa aku membencinya