PART 8

90 2 0
                                        

"Maaa tolong bangun, kinan mohon jangan seperti ini" Ucap Kinan dengan terus mencoba menyadarkan sang ibu. Namun ternyata semuanya sia-sia. Kinan langsung panik menghubungi rumah sakit. Mamanya tak boleh pergi meninggalkannya. Kinan benar-benar sangat ketakutan.

****

Kinan terjatuh tak berdaya ke lantai mendengarkan perkataan dokter. Ia tak bisa menerima semua yang di jelaskan. Bagaimana bisa ibunya pergi secepat ini. Kinan merasa belum percaya dengan apa yanb terjadi.

"Kinan, Kamu harus sabar Nak. Mama kamu sudah tidak merasakan sakit itu lagi. Yang ikhlas Nak" Ucap dokter memeluk Kinan. Ia benar-benar sangat sedih melihat wanita yang sudah ia anggap ini. Ia sangat tahu sesayang apa Kinan dengan sang Mama. Ia bisa merasakan bagaimana terpukul nya kinan kehilangan orang yang sangat dicintainya.

"Dokter... dokter bagaimana bisa mama pergi seperti ini, mama udah ninggalin Kinan dok. Kinan hanya ingin mama kembali, bagaimana bisa mama meninggalkan Kinan sendiri seperti ini" Ucap Kinan menyakitkan. Ia tak sanggup kehilangan mamanya. Ia benar-benar meracau tak jelas.

Padahal ia tak merasa tak pernah meminta banyak hal, Ia hanya meminta pada Tuhan untuk memberikan kesehatan pada mamanya. Agar Kinan setidaknya diberikan kesempatan untuk membahagiakan wanita yang begitu ia cintai. Namun sekarang apa, mamanya telah pergi dan ia sudah tak memiliki siapa-siapa lagi. Kinan benar-benar sendiri di dunia ini.

"Kinan ikhlaskan mama ya. Mama kamu sudah tenang Kinan. Kinan harus kuat, seperti yang selalu mama kamu katakan padamu Nak" Ucap dokter menuntun Kinan berdiri. Mereka harus mengurus jenazah mama. Sungguh dia sangat kasihan melihat Kinan yang terlihat linglung.

****

Damar terburu-buru keluar dari rumah ini. Ia harus secepatnya menemui Kinan. Ia benar-benar begitu marah dan muak pada mereka semua yang menyeretnya ke sini. Padahal ia sudah berjanji pada Kinan untuk mengantarkannya pulang.

"Maafkan Aku Kinan, Bagaimana bisa aku lupa" Batinnya mencemooh dirinya yang begitu bodoh. Ia telah melupakan janjinya pada Kinan. Ia melupakan bahwa sore ini seharusnya ia mengantar Kinan pulang.

Tapi apa yang terjadi. Ia benar-benar terjebak di dalam rumah yang membuatnya begitu tak berdaya. Damar benar-benar merutuki dirinya yang begitu bodoh. Apalagi dia benar-benar tidak memberikan penjelasan apapun pada Kinan.

"Sial.Sial." Makinya memukul setir kendaraannya.

Damar benar-benar ingin secepatnya sampai ke tempat Kinan. Ia tak ingin wanita itu salah paham atau marah padanya. Namun kemancetan ini membuatnya harus bersabar untuk secepatnya menemui Kinan. Padahal ini sudah menunjukkan Pukul 11 malam. Ia tak yakin Kinan masih menerima kedatangannya.

Setelah sejaman berkutat dengan kemancetan. Damar akhirnya bisa sampai di depan rumah Kinar. Damar buru-buru turun dari mobilnya dan menuju teras rumah.

Namun setelah sekian kali ia mengetuk pintu. Tak ada sahutan apapun dari pemilik rumah.

"Apakah Kinan benar-benar marah padanya. Atau mereka sudah tidur dan tak mendengar suara pintu yang di ketuk" Batin Damar bertanya-tanya. Sungguh hatinya merasa tak tenang sebelum bertemu dengan Kinan. Ia merasa malam ini harus bertemu dengan wanita itu. Tak mau permalahan mereka terlalu berlarut-larut lagi.

"Kinan... Permisi, ini aku Damar. Tolong buka Pintunya Kin, kita harus bicara. Aku ingin menjelaskan semuanya. Aku benar-benar minta maaf" Ucap Damar mencoba mengetuk pintu di depannya kembali. Namun meski suranya sudah sangat kencang masih tetap tak ada jawaban dari dalam sana.

Ia mencoba cara lain dengan menelpon ponsel Kinan. Namun seperti yang terjadi, Kinan pun tak kunjung menerima panggilannya. Damar benar-benar merasa gundah. Ia merasa sanagt bersalah.

"Sepertinya aku akan menjelaskan besok ketika kami bertemu di perusahaan" Batinnya meninggalkan rumah itu. Ia meyakinkan diri bahwa Kinan mungkin sudah istirahat. Namun sebenarnya ia benar-benar tak bisa tenang. Abimana pulang dengan membawa beban di hatinya. Ingin sekali ia bertemu dengan Kinan.

***

Damar benar-benar tak sabar menunggu kedatangan Kinan. Sejak ia bangun, ia kembali menghubungi wanita itu. Namun seperti sebelumnya, Kinan benar-benar tak menjawab panggilannya. Damar benar-benar merasa tidak tenang. Akhirnya ia memutuskan berangkat ke kantor saja. Pasti Kinan akan datang pagi hari seperti biasnya.

Namun hingga jam 7 pagi, ia belum bisa melihat keberadaan Kinan. Damar benar-benar tak menduga hal ini terjadi.

"Apakah wanita itu begitu marah sampai tak masuk bekerja" Fikir Damar ragu. Namu ia merasa sangat mengenal Kinan. Tak mungkin wanita melakukan hal seperti itu. Ia sangat tahu bagaimana Rajinnya Kinan dalam keadaan apapun. Rasanya tak mungkin Kinan akan melakukan ini semua hanya karena kesal dengan perbuatannya kemarin.

"Seperti nya nanti siang aku harus mendatanginya lagi" Ucap damar pada diri sendiri. Pagi ini ia tak bisa pergi begitu saja meski ingin sekali ia berlari ke arah Kinan. Namun kedatangan beberapa investor menhanannya untuk melakukan itu.

****

Setelah berkutat dengan beberapa meeting. Akhirnya Damar bisa menuju ke rumah Kinan. Ia sangat bingung mengapa Kinan tidak masuk bekerja tanpa alasan yang jelas sesuai dengan keterangan yang di sampikan oleh sekertarisnya. Damar benar-benar harus secepatnya bertemu dengan Kinan.

Namun ketika ia sampai di depan rumah. Ia dibuat terkejut dengan apa yang ia saksikan. Jantung Damar berdetak cepat, ia bear-benar tak menduga apa yang ia saksikan. Damar benar-benar dibuat takut dengan fikiran buruknya.

"Tuhann..." Batin Damar berlari cepat ke arah rumah Kinan. Damar benar-benar merasa sangat takut.
Ia langsung menerobos para tamu yang tampak bingung melihat dirinya. Namun Ketika ia sampai di dalam rumah. Ia tertegun menyaksikan apa yang ada di depannya

"Kinan..." Ucap Damar dengan suara tercekat.

Dari arahnya berdiri, ia bisa menyaksikan wanita yang ia cintai terus menangis dan memeluk wanita di sampingnya. Damar benar-benar tak menduga dengan semua hal yang terjadi.

"Kinan.. " Ucap Damar mendekati mereka. Namun Kinan benar-benar terlihat tak mendengar perkataannya. Wanita itu, wanita yang dicintainya terlihat larut dalam dukanya.

.

Jangan Lupa Like dan Comment ya. Thankssss

SERPIHAN HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang