Akhir pekan adalah hal yang selalu di nantikan Damar. Setelah Kinan memutuskan untuk membuka dirinya, perkembangan hubungan mereka rasanya begitu cepat. Meski Kinan belum ingin menerima cintanya. Namun Damar sudah merasa sangat senang dengan penerimaan Kinan terhadap dirinya. Damar benar-benar merasa Masuk dalam pesona Kinan.
"Mas, kita Mau ke mana Sih" Ucap Kinan yang duduk di sebelah kursi kemudi. Wanita itu terlihat sangat penasaran dan Bingung dengan rencana Damar. Dia hanya menyetujui tawaran Damar untuk menghabiskan waktu akhir pekan mereka tanpa tahu ke mana laki-laki ini akan membawanya.
"Rahasia ya Kin. Aku yakin kamu pasti bakalan suka" Ucap Damar melirik Kinan sekilas. Namun senyum di bibirnya tak luntur sedikitpun. Ia begitu bahagia hari ini bisa menghabiskan waktu dengan Kinan. Rasanya tak sabar melihat reaski Kinan yang melihat apa yang telah Ia siapkan.
Setelah melewati perjalanan yang cukup jauh. Mereka sampai di sebuah villa yang terlihat begitu megah. Kinan mengernyitkan dahinya bingung dengan maksud Damar. Ia begitu penasaran mengapa Damar bisa membawanya ke sini.
Namun yang ia tahu pasti. Di belakang Villa ini terdapat pantai karena kinan bisa mendengar suara ombak yang bersahutan.
"Turun Yuk Kin" Ucap Damar membukakan pintu untuk Kinan. Ia mentaap Kinan lebut, memberikan Kinan tatapan dalam pada wanita itu.
Kinan yang melihat Damar telah membukakan pintu mobil untuknya akhirnya memutuskan untuk turun. Ia begitu terpukau dengan desain villa ini. Terlihat begitu megah dan elegan.
"Mari kita masuk" Ucap Damar menuntuk memasuki villa tersebut dengan penuh senyuman. Sungguh ia merasa sangat gugup saat ini.
"Masss Damar" Ucap Kinan begitu terkejut dengan aapa yang ada di depannya. Ia bisa melihat berbagai bunga bertebur di lantai dengan ditengan ruangan yang langsung menghadap laut lepas terdapat meja yang sudah dihiasi begitu cantik. Kinan benar-benar terpukau melihat semuanya.
"Kinan" Ucap Damar menggerakkan tubuh kinan menghadapnya. Ia menatap dalam wanita yang masih terlihat begitu terkejut dengan apa yang di lihatnya.
"Kinan, mungkin ini bukan waktu yang tepat, atau sebebebarnya aku tak tahu waktu yang tepat itu. Namun aku sudah tak bisa menahan rasa ini padamu. Tolong jadilah kekasihku Kinan" Ucap Damar menatap dengan penuh harap pada Kinan.
"Mas, Tapi ini ...."
"Kinan tolong terimalah cintaku ini. Aku benar-benar sudah begitu mencintaimu" Ucap Damar memotong ucapan Kinan. Ia merasa sangat tegang. Karena mungkin ia begitu takut kinan tak akan menerima perasaanya.
Kinan yang mendengar suara Damar yang begitu lembut dan penuh harap menjadi begitu bingung. Haruskah ia menerima cinta laki-laki di hadapannya ini.
"Tuhan apakah aku bisa mempercayai cinta dari pria ini. Aku tak tahu harus bagaimana Tuhan" Batin Kinan bingung.
Damar yang melihat wajah kinan tampak begitu bingung menjadi semakin gugup. Ia begitu mencintai Kinan dan sangat takut wanita ini akan menolaknya.
"Mas. Tolong dengarkan aku. Aku belum bisa memberikan jawaban saat ini padamu. Tolong berikan aku waktu untuk memastikan kembali perasaanku. " Ucap Kinan menatap dalam Damar yang terdiam mendengar perkataannya.
"Tolong berikan waktu aku sebentar lagi. Aku hanya butuh meyakinkan diriku sendiri" Ucap Kinan tersenyum. Ia mencoba menggenggam tangan Damar untuk meyakinkan laki-laki itu.
Damar yang mendengarkan perkataan Kinan hanya bisa menganggukan kepalanya. Ia akan memberikan waktu yang diinginkan Kinan. Setidaknya wanita ini tak menolak dirinya. Damar benar-bener berharap besar Kinan akan menerima perasaanya.
****
Kinan menatap lautan lepas di depannya. Rasanya sudah lama sekali ia tak pernah selepas ini. Merasakan angin laut yang menerpa tubuhnya membuat Kinan teringat akan kenangan dirinya dan mamany. Mamanya begitu menyukai laut dan Kinan pun sangat menyukainya.
Damar yang berada di samping Kinan hanya bisa terpukau dengan wanita di sampingnya. Kinan begitu terlihat Cantik dengan rambut yang di terpa Angin. Damar tak pernah menduga ia akan memiliki perasaan seperti ini. Begitu mengagumi seluruh hal yang ada pada seorang wanita.
"Apa kamu suka?" Tanya Damar pada Kinan yang masih terlihat memandang ke depan, wanita ini terlihat begitu menikmati suasana pantai ini.
"Mas Tahu. Pantai adalah tempat yang sangat di sukai oleh mama. Aku merasa begitu dekat dengan mama sekararang. Terimakasih Mas. Padahal aku tak pernah terpikirkan ke sini"
Ucap Kinan memandang dengan senyum lebar pada Damar. Ia begitu tulus berterimakasih atas apa yang Damar lakukan. Ia bisa merasakan betapa begitu tulus Damar menyayanginya.
"Aku begitu senang mendengarnya Kinan. Aku bahagia jika bisa membuatmu bahagia" Ucap Damar menmbalas tatapan Kinan dengan dalam.
****
Setelah hari itu. Damar tak pernah menahan lagi untuk mendekati Kinan. Apalagi siang ini, laki-laki itu membawanya ke sebuah pusat perbelanjaan. Laki-laki itu menuntun mereka memasuki restoran jepang kesukaannya. Damar benar-benar tahu banyak tentang dirinya.
Namun ketika ia memasuki dan duduk menunggu Damar, Kinan dikejutkan dengan kedatanga seorang yang sangat ia benci dan tak ia harapkan. Perempuan tersebut terlihat datang menghampirinya, membuat Kinan ingin langsung pergi dari tempat ini. Namun sebelum ia kelur, wanita itu berhasil menggenggam lengannya
Kinan yang merasakan genggaman tangan wanita itu langsung menyentak tangan itu. Ia menatap wanita itu dengan pandangan murka.
"Kinan" Ucap Wanita itu memandangnya dengan padandangan terluka.
Namun Kinan yang melihat itu tak merasa kasihan sedikitpun. Ia menatap tajam kembali wanita itu.
"Jangan pernah menyentuh saya seperti itu lagi" Ucap Kinan menatap tajam wanita yang terlihat terus mengelus perutnya. Kinan benar-benar muak bertemu dengan wanita ini.
"Kinan, tolong jangan seperti ini. Tolong izinkan kakak berbicara dengan kamu" Ucap Wanita itu.
Kinan yang mendengar perkataan wanita itu langsung kembali menatap wanita itu lebih tajam. Dia begitu benci mendengar perkataan wanita itu.
"Erina, Kamu, dengarkan saya baik-baik. Saya bukan lah adik kamu. Dan saya tak pernah sudi memiliki saudara seperti kamu" Ucap Kinan menatap benci. Hatinya begitu sakit saat ini. Semua luka yang ia rasakan dulu rasanya kembali menghantam dirinya.
Plakkk
"Kamu begitu kurang ajar Kinan" Ucap seorang wanita mendatangi dan langsung menamparnya.
Kinan yang begitu terkejut dengan tamparan wanita yang sangat ia benci ini langsung menatap tajam keduanya. Ia bisa merasakan semua orang menatap ke arah mereka saat ini.
"Kinan"
Kinan bisa mendengar suara Damar memanggilnya. Laki-laki itu terlihat langsung menghampirinya daan terlihat begitu khawatir.
"Apakah kamu terluka?" Ucap Damar memeriksa keadaan keadaannya.
Namun perkataan dua wanita di depannya membuat Kinan semakin terkejut.
"Damar apa yang kamu lakukan di sini" Ucap Wanita yang ia sangat benci. Karena dialah yang merebut ayahnya dari Mamanya.
Kinan dapat merasakan firasat buruk ketika Damar berbalik dan terluhat begitu pucat memandang mereka. Kinan merasa akan ada hal buruk setelah ini. Ia bisa melihat Damar terpaku dan melepaskan genggamannya ketika menyadari wanita yang ada di depannya.
"Mas Damar mengenal Kinan?" Ucap Erina menatap sang suami. Damar yang mendengarkan itu hanya bisa terdiam. Ia tak menduga semua ini akan terjadi.
"Bagaimana ini" Bagin Damar. Ia tak ingin Kinan mengetahui semuanya.
.
Jangan Lupa Like dan Comment ya. Thanksss

KAMU SEDANG MEMBACA
SERPIHAN HATI
RomansaTernyata ayah yang ku banggakan selama ini tidak sepeti yang ku duga. Ia telah menghianati mama. Betapa aku membencinya