PART 6

101 2 0
                                        

Damar merasa ini bukanlah dirinya. Namun entah mengapa ia menerima saja perempuan ini mengajaknya untuk makan malam di sini. Padahal sepanjang hari ia sudah sengaja memberikan perhatian dan kemewahan, Namun Kinan terlihat biasa saja dengan apa yang di lakukannya. Tak ada binar kagum dan tertarik dari mata wanita ini meski ia telah memberikan semuanya. Namun ketika ia mengikuti kemauan wanita ini untuk makan di tempat kesukaannya, yang sialnya adalah makanan pinggir jalan. Damar barulah menemukan apa yang di carinya. Terlihat sekali wanita ini sangat menikmati jalan-jalan mereka. Dan Damar begitu terpesona dengan semua ekspresi yang ditunjukkan oleh Kinan.

"Mas dimakan makanannya" Ucap Kinan membuyarkan keterpakuann Damar dari perhatiannya akan Kinan.

Wanita itu terlihat kembali bersemangat menghabiskan seluruh makanan yang terhidang.

Damar benar-bener tak menyangka ternyata wanita ini memiliki porsi makan yang besar. Damar hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia pun kembali ikut melanjutkan makan. Damar mengakui, meski tempatnya tidak terlihat begitu bersih, namun makanannya cukup enak dan masih bisa dimakan.

"Mas aku mau nambah satenya, boleh ya?" Tanya Kinan dengan wajah penuh harap. Ia benar-benar lapar setelah seharian ini tenaganya benar-benar terkuras, laki-laki di hadapannya mengajaknya mengitari pusat perbelanjaan.

Damar yang mendengar itu hanya menganggukan kepalanya. Ia menggeleng dan hanya bisa tersenyum melihat semua tingkah Kinan. Damar memang benar sudah masuk dalam pesona Kinan. Ia merasa begitu nyaman bersama wanita ini. Kinan tidak seperti wanita yang banyak dikenalnya selama ini, yang sangat suka diberikan kemewahan.

***

Ketika mereka sampai di depan rumahnya, Kinan tak menduga ibunya telah menunggu di teras rumah. Ia merasa sangat bersalah telah membuat ibunya terlihat sangat khawatir.

Kinan buru-buru turun dari kendaraan. Dia langsung menghampiri ibunya. Kinan sangat khawatir ibunya terlalu lama di luar rumah, apalagi suhu di luar begitu dingin. Ibunya masih harus banyak menjalani pemulihan. Ia tak ingin terjadi apapun lagi pada snag mama.

"Malam Tante" Ucap Damar menyapa ibu Kinan.

Kinan yang mendengar suara tersebut langsung tersadar. Ia tak menyangka laki-laki ini akan ikut turun dengannya.

"Kamu temannya Kinar ya, Kenalkan saya ibunya Kinan" Ucap Mama tersenyum ramah pada Mas Damar.

Sebenarnya Kinan kurang setuju dengan perkenalan mereka. Namun ia bisa melihat mama nya terlihat sangat antusias melihat kehadiran Damar.

"Iya tante. Saya temannya Kinan. Kenalkan nama saya Damar" Ucap Damar dengan sopan. Ia bisa melihat tatapan lega dari wanita yang ia tahu adalah orang tua Kianan. Mungkin ibu ini sangat khawatir dengan Kinan karena ia ajak pergia. Damar merasa agak bersalah.

"Maaf tante jika saya membawa Kinan Jalan sampai malam seperti ini" Ucap Damar dengan perasaan tak enak.

Ia tak ingin dirinya dianggap buruk oleh ibu dari wanita yang ia sukai. Apalagi Kinan belum mau menerimanya. Ia tak ingin ibunya pun menolak dirinya.

" Tidak apa Nak Damar. Tante hanya khawatir saja dengan Kinan. Terimakasih tekah mengantarkan putri tante pulang ya" Ucap mama.

Kinan yang tak ingin pembicaraan mereka terlalu panjang apalagi nanti mamanya sampai mengajak laki-laki ini masuk bertemu ke rumah mereka langsung menghentikan percakapan itu.

"Seperti nya Mas Damar sedang buru-buru Ma, ya kan Mas" Ucap Kinan memberikan kode pada Damar lewat tatapannya.

"Iya tante saya balik dulu. Permisi" Ucap Damar mengyalami mama Kinan.

"Ohh iya Nak Damar hati-hati, lain kali mampirlah masuk ya"

"Pasti Tante, saya akan sering datang jika seperti itu" Ucap Damar penuh senyum cerah. Ia benar-benar bahagia mama Kinan terlihat menyukainya.

"Kalau begitu saya permisi" Ucap Damar melangkah menuju kendaraanya. Ia sudah bisa melihat mata Kinan yang terlihat melotot, menyuruhnya secepatnya pergi. Damar yang ditatap seperti itu bukan merasa takut. Ia malah sangat gemas dengan ekspresi wanita itu. Malam ini ia merasa benar-benar sangat bahagia. Ia tak akan membiarkan Kinan lepas darinya.


***

Damar melangkahkan kakinya memasuki Bar. Rasanya ia tak sabar menemui Kinan setelah seminggu ini dia disibukkan dengan perjalanan bisnis. Ia sudah sangat merindukan wanita itu. Damar benar-benar sudah tak mengerti dirinya lagi. Bagaimana ia bisa menyukai seseorang sebegininya.

"Tolong anda jangan kurang aja seperti ini"

Saat dia memasuki Bar. Damar bisa mendengar suara yang sangat dikenalinya. Ia bisa melihat di depan sana tampak Kinan berusaha menjauh dari seorang laki-laki. Apalagi ia bisa melihat laki-laki itu terlihat memaksa Kinan untuk mendekat dan mencoba melecehkan Kinan.

Damar yang menyaksikan peristiwa itu langsung tersulut emosi. Ia langsung merengsek masuk.

"Kurang Ajar" Ucap Damar. Melihat wajah laki-laki di depannya membuat ia begitu emosi. Damar langsung menghajar tepat di bagian wajahnya yang mengesalkan.

"Mas Jangan" Ucap Kinan yang begitu kaget dengan kehadiran Damar. Apalagi melihat apa yang dilakukan oleh laki-laki itu. Ia benar-benar tak ingin mencari masalah.

Damar yang sudah tersulut emosi tak mendengarkan perkataan Kinan. Ia terus menghajar laki-laki itu. Ia benar-benar sangat marah melihat Kinan di perlakukan seperti itu.

"Mas Sudah. Mas Jangan" Ucap Kinan. Ia langsung memeluk tubuh Damar yang terlihat membabi buta menghajar laki-laki itu. Ia benar -benar sangat takut. Apalagi melihat laki-laki yang barusan melecehkannya sudah terlihat terkapar tak berdaya akibat pukulan Damar.

Damar yang masih tersulut emosi langsung menarik tangan Kinan. Ia harus membawa wanita ini keluar dari sini. Atau ia akan menumpahkan seluruh emosinya saat ini juga pada wanita di depannya ini.

Damar menarik Kinan masuk ke dalam mobilnya. Meski ada perlawanan kecil dari Kinan, namun Damar tak membiarkan wanita itu lepas. Damar tetap memaksa untuk masuk ke dalam mobilnya.

"Mas " Ucap Kinan memecahkan kediaman mereka. Damar belum terdengar berbicara semenjak mereka masuk ke dalam mobil ini.

Damar yang mendengar suara Kinan langsung saja memeluk wanita itu. Ia benar-benar merasa masih dikuasai amarah setiap mengingat hal yang terjadi.

"Mas Tolong lepaskan Aku" Ucap Kinan tak nyaman. Ia berusaha untuk berontak dari pelukan tiba-tiba Damar.

"Kii, Tolong jangan sanggah Ucapan ku"

Ucap Damar memberi jarak pada pelukan mereka. Ia menatap Mata Kinan dengan sendu.

" Sebaiknya kamu berhenti kerja di Bar itu. Aku tidak akan bisa dan tidak rela melihat kamu diperlakukan seperti itu. Apalagi aku tahu, itu bukan pertama kali kamu diperlakukan buruk. Aku benar-benar tak bisa menahan emosi Mas lagi. Setelah ini jika kamu butuh pekerjaan. Mas akan memberikan kamu pekerjaan yang layak di perusahaan ku. Tolong untuk kali ini jangan tolak kemauanku Kinan" Ucap Damar Menatap penuh harap pada Kinan.

Damar yakin jika ia melihat hal itu terulang kembali suatu saat nanti. Ia benar-benar tak akan bisa mengendalikan emosinya lagi. Ia tak ingin Kinan, wanita yang ia cintai di perlakuka seperti itu. Damar benar-benar merasa frustasi.

.

Jangan Lupa Like dan Comment ya. Thanksss

SERPIHAN HATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang