Setelah hari ia bertemu kembali dengan Mas Damar, laki-laki itu terus-terusan menemuinya dengan berbagai alasan. Kinan merasa kan tidak enak untuk menolak dan menghindar terus-terussn dari laki-laki di sampingnya ini. Ia bener-benar merasa hubungan mereka berkembang terlalu cepat. Ia tak mengerti mengapa Mas Damar melakuakan semua ini. Padahal mereka adalah orang asing, meski memang pernah menghabisakan malam bersama, namun apakah ia se istimewa itu hingga bisa membuat laki-laki ini terpikat secepat itu padanya. Apalagi di sekitar Damar pasti banyak sekali wanita yang mengingankannya. Laura benar-benar tak mengerti mengapa harus dirinya yang Mas Damar perlakukan seperti ini.
"Aku menunggu kamu di sini sampai pulang. Kita pulang bersama. Aku yang akan mengantarkan kamu pulang Kinan" Ucap Damar menatap wanita di sampingnya. Setelah sekian kali bertemu dengan wanita ini, Damar semakin kagum dengan Kinan, ia ternyata bukanlah wanita yang selama ini sesuai bayangannya. Ia Kira Kinan hanyalah salah satu wanita yang pura-pura jual mahal hanya agar ia bisa membayarnya lebih tinggi, namun setelah mengenal lebih jauh, ia bisa melihat Kinan terkadang sering risih jika ada beberapa laki-laki yang terlihat menggodanya. Abimana merasa matanya tidak bisa berhenti menatap kemanpun pergerakan Kinan. Wanita itu memiliki magnet tersendiri yang membuat ia terus-terusan mendatangi Bar ini lagi dan lagi. Abimana merasa hidupnya hanya sekitaran kantor dan Bar akhir-akhir ini.
"Mas Damar, aku bisa pulang sendiri. Mas tidak perlu mengantarku, apalagi Mas Bisa lihat masih banyak penginjung, saya pasti akan pulang larut malam ini. Saya tidak ingin Mas menunggu saya" Ucap Kinan mencoba menolak penawaran laki-laki ini. Ia benar-benar merasa tidak nyaman dan tak enak hati dengan perlakuan Damar padanya.
"Aku tidak mau ada penolakan, Aku hanya ingin mengantarkan kamu saja. Aku akan menunggumu hingga jam kerjamu selesai " Ucap Damar final. Ia kembali menikmati berbagai hal yang ada di depannya. Ia tak ingin mendengarkan lagi penolakan dari Kinan. Sulit sekali rasanya mendekati perempuan ini.
****
Kinan merasa perjalanan kali ini terasa sangat panjang. Apalagi Semenjak mereka memasuki mobil, Mas Damar hanya terdiam dan tak mengatakan apapun. Ia merasa tidak cukup nyaman dalam situasi bersama pria yang belum cukup di kenalnya, meski mereka akhir-akhir ini sering kali bertemu di Bar. Perjalanan mereka akhirnya hanya di temani oleh berbagai macam lagu yang di putar. Rasanya tubuhnya bernar-benar merassa sangat pegal. Malam ini pengunjung bar memang lebih banyak dari biasanya.
"Kinan, bangun Kinan"
Samar-samar ia bisa mendengar suara orang memanggilnya. Ia pun bisa merasakan tepukan pada pundaknya.
Kinan mencoba membuka matanya. Ternyata ia telah sampai di depan rumahnya. Kinan benar-benar ketiduran setelah berusaha menahan kantuk yang ia rasakan.
"Mas Terimakasih telah mengantar saya" Ucap Kinan pada Damar setelah ia merasa kesadarannya telah kembali. Namun ia bisa melihat Damar yang menatapnya dengan intens.
Karena merasa Damar hanya terdiam dan tak mengatakan apapun, Kinan memutuskan untuk keluar saja. Ia merasa Damar malam ini tidak terlihat dalam mood untuk berbicara saja.
Namun ketika ia baru saja memegang bagian pembuka pintu mobil ini, Kinan bisa merasakan tubuh nya ditarik dengan lembut dan ia bisa merasakan tubuhnya masuk ke dalam pelukan.
Kinan yang cukup terkejut dengan hal yang di lakukan Mas Damar akhirnya langsung berontak. Ia tak suka dengan perlakuan laki-laki ini padanya. Bisa-bisa nya laki-laki ini memeluknya sembarangan. Apalagi ia tak ingin ada orang yang melihatnya. Cukup ia dia bekerja di Bar saja yang membuatnya di cap menjadi wanita Malam, ia tak ingin menambah masalah baru. Apalagi ia mengingat ibunya yang baru sembuh, ia tak ingin menambah beban fikiran ibunya jika mendengarkan perkataan para tetangga tentang dirinya.
"Tolong sebentar saja begini, saya hanya ingin memastikan sesuatu" Ucap Damar tak membiarkan Kinan lepas dari pelukannya. Ia memeluk semakin erat ketika merasakan pemberontakan dari wanita itu.
"Ternyata Benar" Batin Damar menyadari semuanya. Ia sudah jatuh dalam pesona wanita ini. Ia ternyata telah jatuh cinta pada Kinan. Karena ia bisa merasakan setiap kali di dekat wanita ini, Damar terus ingin mendekat dan tak ingin ada jarak diantara mereka. Apalagi dadanya berdebar begitu menyenangkan.
Damar akhirnya memberikan jarak pada pelukan mereka. Ia bisa melihat wajah Kinan yang terlihat kesal padanya. Apalagi wanita itu menatap dirinya tajam. Namun seharusnya ia marah di tatap seperti itu, namun entah mengapa hatinya malah menyukai Ekspresi Kinan seperti ini.
"Mas Tolong lepaskan saya. Saya tak suka Mas Damar memeluk saya sembarangan. Apalagi ini tidak lagi di Bar. Mas Damar lepaskan saya" Ucap Kinan memberikan tatapan tajam kepada laki-laki di hadapannya. Namun seperti tadinya yang sudah-sudah, Mas Damar hanya terdiam dan menatap dirinya.
"Kenapa laki-laki ini sering menatapnya sih, kan rasanya jadi ngga nyaman" Batin Kinan merutuk tingkah laki-laki ini.
"Mas saya harus masuk, tidak enak jika ada yang melihat kita seperti ini. Tolong lepaskan saya" Ucap Kinan mencoba melepaskan dirinya dari cekalan tangan Damar. Namun ia masih tak berhasil.
"Kamu harus mau menerima ajakan Saya besok siang, baru saya akan melepaskan kamu" Ucap Damar menatap tepat di kedua mata Kinan.
Kinan yang di tatap sedemikian dalam oleh Damar merasa ada yang salah dengan dirinya. Mengapa wajahnya terasa memanas, padahal tadinya hatinya merasa begitu kesal dengan laki-laki ini.
"Saya tidak akan melepaskan kamu sampai kamu mau menerima ajakan saya" Ucap Damar mencoba menekan ruang pilihan bagi Kinan. Ia tak ingin terlalu lambat dalam bertindak. Ia harus melakukan hal yang nekat, karena Kinan sangat berbeda dengan wanita yang pernah ia kenal. Kinan tak menyukai kemewahan, dan ia akan mendekati wanita ini dengan memeberikan sebanyak-banyaknya perhatian.
"Besok saya jemput kamu di depan sini, selamat tidur ya" Ucap Dimas setelah ia melihat Kinan menganggukkan kepalanya. Ia merasakan hatinya berdebar-debar ketika melihat kinan memasuki halaman rumah. Damar merasa tidak mengenali dirinya lagi. Ia benar-benar telah jatuh pada pesona Kinan.
Damar Akhirnya melajukan kendaraannya kembali dengan hati yang begitu bahagia. Malam ini ia yakin tidurnya pasti akan lebih nyenyak dari hari-hari sebelumnya. Apalagi ia sangat tidak sabar menantikan hari esok, jalan bersama dengan Kinan, atau ia bisa sebut sebagai Kencan pertama mereka.
"Aku seperti ABG yang baru merasakan cinta saja" Batin Damar merutuk debar hatinya jika mengingat Kinan.
.
Jangan Lupa Like dan Comment ya, Thanksss

KAMU SEDANG MEMBACA
SERPIHAN HATI
RomanceTernyata ayah yang ku banggakan selama ini tidak sepeti yang ku duga. Ia telah menghianati mama. Betapa aku membencinya