POV KINAN
"Mbak Kinan benar-benar sangat cantik. Saya sudah menebak mbak kinan akan secantik ini jika saya dandani, karena memang dasarnya dari sana mbak kinan dari dulu udah cantik sih"Aku bisa mendengar suara wanita yang di perintahkan tante mendandaniku. Aku langsung memperhatikan cermin di depanku. Setelah berkutat dengan semuanya. Aku bisa melihat diriku yang terlihat sangat berbeda dari sebelumnya. Tante benar-benar mengubahku seperti yang dia inginkan. Aku bisa melihat beberapa bagian tubuhku yang terbuka. Rasanya benar-benar tak nyaman.
Namun mengingat apa yang harus ku lakukan setelah ini. Aku langsung merubah raut wajahku. Tersenyum memperhatikan wajahku yang terpantul di cermina. Karena aku tahu setelah ini mungkin aku tak akan bisa tersenyum lagi.
"Mbak Kinan udah waktunya keluar. Tante sudah menunggu di bagian tengah"
Aku bisa merasakan tepukan di pundakku. Aku bisa mendengar salah satu petugas di klub malam memanggil diriku Untuk segera menemui tante.
Sekali lagi aku memperhatikan diriku di depan cermin, sebelum aku langsung keluar untuk menemui secepatnya tante yang sedang menungguku.
"Malam ini akan ada yang sudah memesanmu. Kamu hanya tinggal menunggu di dalam kamar 10" Ucap tante menganggukkan kepalanya. Ia terlihat puas melihat penampilanku.
"Malam ini tante pilihkan orang yang terlihat lebih baik, ini tidak setua pelanggan tante lainnya, kamu hanya perlu memuaskan dia, ingat apa tujuan awal mu Kinan. Jangan membuat kekacauan apapun"
Aku yang mendengarkan perkataan tante hanya bisa menganggukkan kepala. Rasanya aku sudah tak bisa mundur kembali. Aku sudah memasrahkan semua yang akan terjadi ke depannya. Aku harus menahannya demi menyelamatkan mama yang sedang membutuhkanku. Selama ini mama terlalu banyak berkorban untuk membesarkan ku, aku merasa ini lah saat nya aku membalas mama, meski aku pun tahu, jalan yang aku ambil salah. Namun aku sudah tak tahu harus bagaimana lagi. Aku tak memiliki siapapun untuk meminta bantuan lagi. Sudah cukup selama ini dokter samuel membantu semua kekurangan biaya rumah sakit mama.
***
Aku mencoba membuka pintu ruangan yang malam ini sebagai tempat aku untuk melakukan semuanya. Tangan ku bergetar rasanya tak mampu memasuki rungan di hadapanku.
Aku berusaha melangkahkan kaki ku dengan percaya diri. Aku mengingatkan diri untuk apa tujuan ku melakukan semuanya. Apalagi terbayang wajah mama yang terbaring lemah di ranjang pesakitan. Aku semakin yakin untuk melakukannya.
Aku mencoba meneliti ruangan ini. Bisa ku lihat tante sudah menyiapkan semua pelayanan yang terbaik. Apalagi di atas meja sana aku bisa melihat wine yang pastinya disediakan untuk pelangganku malam ini.
Aku melangkahkan kaki dan duduk di sofa yang disediakan di kamar ini. Semenjak masuk dadaku terus berdebar ketakutan.
Aku memperhatikan pintu yang terlihat masih tertutup. Aku tahu sebentar lagi dari arah sana akan muncul laki-laki yang akan menjadi pelangganku malam ini. Sungguh meski belum melakukannya. Namun rasa berdosa untuk sudah menghantuiku. Namun bukankah tidak ada cara lainnya yang bisa ku lakukan. Ini semua hanya demi mama yang begitu ku cintai.
"Tuhan maafkan aku. Mama tetaplah bertahan. Maafkan Kinan ma, Kinan tak memiliki pilihan lain lagi. Kinan benar-benar tak ingin kehilangan mama. Setelah ini Kita akan berkumpul kembali. Kinan benar-benar merindukan mama" Batinku merasa benar-benar sangat bersalah, aku tahu mama akan kecewa jika mengetahui diriku mengambil jalan ini.
****
Setelah merasa sangat ketakutan, rasa tersebut hilang karena ditutupi rasa kesalku. Aku benar-benar merasa sangat bosan menunggu, bagaimana bisa aku ternyata menunggu selama tiga jam semenjak diriku masuk ke dalam kamar ini. Padahal tante tadinya mengatakan laki-laki yang akan bersama ku malam ini akan datang secepatnya. Tapi hingga 3 jam Aku menunggu, aku baru mendengar suara pintu yang akhirnya terbuka.
Rasa bosan yang tadinya aku rasakan yang membuatku sedikit kesal pada siapapun itu yang dimaksud tante, namun setelah aku tahu ada seseorang yang masuk ke dalam ruangan ini, aku merasa jantungku mulai berdetak tak nyaman Kembali. Entah rasa kesal yang tadinya ku rasakan menguap seiring dengan perasaan tak nyaman itu kembali.
Aku bisa melihat seorang laki-laki memasuki ruangan yang sama dengan ku. Jantung Aku kembali berdetak cepat. Rasanya aku yang dari tadinya ketakutan sampai akhirnya menggerutu kebosanan karena terlalu lama menunggu ingin rasanya waktu kembali ke awal. Aku benar-benar merasa belum siap menghadapi apa yang akan terjadi selanjutnya. Apalagi aku bisa melihat tatapan datar dan menilai dari laki-laki yang juga terlihat memperhatikan ku semenjak masuk ke ruangan ini.
"Kamu yang bernama Kinan?"
Aku terperanjat mendengar suara laki-laki di hadapanku. Setelah laki-laki itu melangkah ke dektanya. Aku bisa melihat wajah laki-laki yang akan menjadi laki-laki yang akan menjadi pelanggan ku malam ini.
"Iya Mas" Ucap ku sembari menundukkan wajahnya. Tangan ini terasa sangat dingin karena perasaan yang mulai tak nyaman kurasakan.
"Kenalkan saya Damar. Saya akan ke kamar mandi dulu. Kamu bisa siap-siap"
Ucap laki-laki di hadapanku. Aku bisa mendengar suara pintu kamar mandi yang terbuka dan tertutup.
Baru itulah aku berani menganggkat pandanganku. aku benar-benar merasa sangat ketakutan. Sungguh rasanya begitu tak nyaman bersama dengan orang asing di dalam ruangan yang sama.
"Tuhaann..."
Batin ku gelisah, Aku menduduk kan diriku kembali di sofa. Tak tahu harus melakukan apapun.
.
.
Jangan Lupa Like dan Comment ya. Thanksss
![](https://img.wattpad.com/cover/365155841-288-k700145.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SERPIHAN HATI
RomanceTernyata ayah yang ku banggakan selama ini tidak sepeti yang ku duga. Ia telah menghianati mama. Betapa aku membencinya