CHAPTER 2

1K 138 21
                                    



"BE A MINISTER"


Jungkook dengan wajah kesal, menyandarkan tubuhnya di pintu ruang tamu. Menyaksikan Seokjin yang sedang tertawa kecil sembari bertelepon riang.

Bosan menunggu Seokjin bertelepon yang entah sampai kapan, Jungkook akhirnya memutuskan untuk berkeliling rumah. Saat berjalan di taman belakang, ia mendapati ayah Seokjin sedang kesulitan menggali tanah yang ia yakini akan ditanami bunga.

"Mr.Kim, aku bantu" Jungkook mengambil alat gali dari tangan ayah Seokjin,

"terimakasih Kook, panggil aku paman saja.. aku teman ayahmu"

"baiklan paman, anda ingin menanam apa disini?"

"ada pohon yang sudah terlalu besar didalam pot jadi aku berpikir untuk memindahkannya ke tanah asli. Tapi nyantanya..tubuh tua ini serasa ingin patah walau baru beberapa kali menggali"

"kekeke..harusnya anda meminta bantuan ku paman"

"hhmm, lain kali paman akan memanggilmu. Paman kira kau sedang bermain dengan Jinnie"

"tadinya iya, tapi Jinnie mendapat telepon dari Namjoon atau siapa nama pria itu, entah.."

"benar, Namjoon. Kim Namjoon, dia mahasiswa terpandai di universitas tempat uncle menjadi rektor. Dulu.. ayahmu adalah rektor di universitas Wonkuk tapi setelah menikah, ayahmu memilih pondah ke California dan menjadi dosen disana"

"paman tau banyak tentang keluargaku, apakah..paman juga tau kenapa haraboji tidak menyetujui pernikahan eomma dengan abojiku?"

"kau tau siapa kakek dan keluarga terdahulunya bukan?" Jungkook mengangguk pasti,

"sebagai keturunan keluarga yang bekerja untuk pemerintahan, kakekmu berharap jika putri semata wayangnya akan menikah dengan seorang menteri tapi takdir cinta berkata lain. Ibumu jatuh cinta pada si kutu buku..kekeke, ibumu yang edang mengambil gelar master bertemu dengan rektor terkuda universitas Wonkuk. Mereka jatuh cinta dan hadirlah kau.. Jeon Jungkook"

"apakah ketidak setujuan haraboji juga yang menyebabkan marga ku Jeon?"

"hhmm, kakekmu lah yang memberikan nama itu. dia menerima kehadiran mu tapi tidak dengan ayahmu. Bahkan sampai ibumu tiada, kakekmu tetap berkeras hati. Bagaimanapun cerita kedua orang tuamu, jangan pernah membenci kakekmu Jungkook.. dia hanya orang tua yang merasa kecewa-"

"daddy? Jinnie cari daddy" Seokjin berdiri diambang pintu belakang rumahnya, menunggu sang ayah untuk menghampiri.

"sayang? Kau sudah selesai menelpon? Kemari nak. Daddy sedang menanam bunga dengan Jungkook"

"Jinnie mau kesana tapi Jinnie tidak tau dimana sepatu boat karet Jinnie. Mommy nanti marah"

"oh benar, tunggu dulu-"

"paman, duduk saja.. aku yang akan membawa Seokjin kemari"

"huh?" Jungkook menjatuhkan alat penggali, bergegas menghampiri Seokjin yang terlihat kebingungan.

"halo my little prince, ayo naik ke punggung. Aku akan membawamu ke sana"

"Jinnie takut jatuh-"

"jangan takut, kau tidak lihat besar dan kekarnya tubuh hyung? Asalkan tanganmu memeluk leher hyung erat, kau tidak jatuh Jinnie"

"hihihi..Jinnie lihat!. Hyung tinggi dan besar, hati-hati ya hyung.. Jinnie takut jatuh" Seokjin memeluk erat leher Jungkook membuat pipi mereka bersentuhan secara tidak sengaja,

MR.MINISTER, ANYEONG!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang