"BESAR"
"Mommy... dan daddy akan sedih, mereka akan sedih Hyungie" Seokjin terduduk dilantai, menyembunyikan wajahnya diantara kedua lututnya yang ditekuk menangis seperti anak kecil yang kehilangan kedua orang tuanya.
"Seokjin.. baby, ikut aku. Kita selesaikan baik-baik, aku akan meninggalkan Hoseok hanya untukmu hmmm baby? Dengarkan aku" mendengar rayuan Namjoon, Seokjin mengangkat wajahnya.
"kau menjijikkan Namjoon, aku pasti sudah gila karena pernah jatuh cinta padamu!"
"Seokjin.. kau sedang emosi, kita pulang ke apartemen ku. Pernikahan kita tidak boleh batal-"
"Namjoona..kau..akan meninggalkanku-"
"SHUT UP HOSEOK!!! Aku sudah bilang padamu bahwa diantara kita tidak ada hubungan, kau tau bukan..aku tidak akan meninggalkan Seokjin-" tanpa ragu Seokjin melemparkan cincin pertunangannya ke wajah Namjoon yang kini merah padam menahan marah,
"apa maksudmu Kim Seokjin?! Pakai kembali cincinmu!"
"tidak...aku tidak mau, lepas! Lepaskan tanganku! Sakit!"
"Seokjin memintamu melepaskan tanganny, sial!" Jungkook menepis tangan Namjoon kemudian mengamankan Seokjin agar berdiri di belakang tu tubuhnya,
"aku tidak tau apa masalahmu denganku Jungkook, aku mohon.. JANGAN IKUT CAMPUR URUSAN KU DAN SEOKJIN!!"
"Hyungie!!" tubuh Jungkook terhuyung kebelakang setelah menerima pukulan keras dari Namjoon,
"jangan pukul Hyung!! Kau lupa dia siapa Namjoon? Kau akan dapat masalah fuck you- arghh!!"
"Jinnie!" Jimin yang sedari tadi masih dalam kebingungan akhirnya tergerak untuk membantu Seokjin, melihat sahabatnya di tarik keluar apartment secara paksa membuat Jimin geram. Berlari menghampiri Seokjin, Jimin memukul lengan Namjoon berulang kali.
"lepaskan sahabatku!!! Jinnie.. Jinnie, hey Namjoon hyung lepaskan Jinnie!" Jimin terus berusaha menahan tubuh Seokjin agar tidak ikut masuk kedalam lift, selang beberapa saat berusaha.. Beberapa pihak keamanan datang berlarian dari tangga darurat.
"what the fuck, siapa yang memanggil pihak keamanan-"
"aku, sekarang terserah padamu.. tinggalkan wilayah property ku atau kau bisa berurusan dengan kepolisian nanti. Privasi ku akan tetap terjaga, tapi tidak dengan mu. Pikirkaj baik-baik Namjoon" ucap Jungkook tenang, sembari membersihkan darah diujung bibirnya.
"fuck this!!!" marah Namjoon kemudian melepaskan pergelangan tangan Seokjin yang sudah memerah.
"baby.. kita bicara nanti, apapun yang terjadi kita harus menikah Jin. I love you" Seokjin memalingkan wajahnya, ia bahkan merasa jengah dengan ucapan cinta yang kini sudah tidak berarti apa-apa lagi baginya.
"Minister Jeon, anda ingin melanjutkan kasus ini? Kami akan memberikan bantuan-"
"tidak perlu, terimakasih atas kesigapan kalian"
"baiklah kami permisi".
Setelah kepergian Namjoon dan pihak keamanan, Seokjin meluru kearah Jimin.. memeluknya erat sembari menangis.
"kenapa kau tidak pernah cerita padaku Jinnie? Aku sahabatmu.. kau pasti melalui semua ini dengan hati yang terluka, maafkan aku.. aku bukan sahabst yang baik"
"Chim... hatiku sakit" hanya kalimat itu yang bisa Seokjin ucapkan kepada sahabatnya, mengakhiri pelukan.. Jimin menghapus air mata Seokjin lalu mencoba tegar untuk sahabatnya dengan cara tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
MR.MINISTER, ANYEONG!
FanfictionSeokjin berpikir bahwa hidupnya akan berjalan sesuai dengan apa yang kedua orang tuanya rencanakan. Lulus kuliah, menikah, memiliki anak dan hidup bahagia bersama orang yang di cinta. Akan tetapi suatu kenyataan menyadarkannya bahwa hidup berjalan d...