"YES OR NO?"
"Daddy... appa?" Jeno terlihat kebingungan saat suara kegaduhan yang terdengar dari luar ruang ganti club bolanya ternyata di sebabkan oleh ayahnya sendiri.
Dengan mata kepalanya, Jeno melihat Jungkook sedang mencengkeram leher seorang pria yang ia yakini seumuran dengan sang ayah. Jeno dan Jungkook saling tatap, mata keduanya digenangi oleh air mata yang penuh dengan tanda tanya.
"daddy?" panggil Jeno lagi,
"baby Jeno, kembalilah ke ruang ganti daddy mu akan menyusul ya sayang? Dengarkan appa hhmm please?" Seokjin menggenggam tangan sang putra,sementara tangan lainnya ia letakkan diatas perutnya yang terasa sedikit mulas karena rasa gugup yang berlebih.
"yeobo, aku mohon cepat selesaikan masalahmu. Temui kami di dalam" ucap Seokjin sebelum masuk kedalam ruang ganti.
Seokjin yang melihat ada sang pelatih sepak bola, meminta maaf karena membuat kegaduhan. Memahami situasi Seokjin, pelatih tersebut memberi saran pada Seokjin untuk masuk kedalam ruangan pribadi miliknya agar lebih dapat menjaga privasi. Atas kebaikan pelatih, Seokjin pun sangat berterimakasih dan segera masuk kedalam ruangan tersebut bersama Jeno.
"sebenarnya apa yang terjadi appa? Aku tidak pernah melihat daddy semarah itu, daddy seperti bukan daddy yang ku kenal"
"no baby, jangan bicara seperti itu. Daddy pasti punya alasan mengapa dia sampai bisa seperti itu, sekarang kita tunggu daddy mu hhmm? A...ada hal yang harus di jelaskan padamu dan appa harap, nantinya Jeno bisa memahami apa yang akan daddy sampaikan"
"okay, apapun yang daddy nanti sampaikan pasti demi kebaikanku.. kan appa? Daddy selalu memberikan yang terbaik untukku. Eum..pertandinganku 1 jam lagi, apakah aku boleh melakukan peregangan badan disini sambil menunggu daddy?"
"tentu sayang, lakukanlah. Jeno sayang.. ingat, bahwa daddy dan appa mu ini selalu menyayangi mu hhmm?" ucap Seokjin, nada suaranya bergetar..
"hihihi.. tentu saja appa. Aku tau kalian sangat menyayangiku" Seokjin merengkuh Jeno kedalam pelukannya, diusapnya punggung sang putra sembari menahan air mata yang sedari tadi terasa siap mengalir.
...
Seokjin mengambil beberapa foto dan video putranya yang sedang melakukan peregangan dan beberapa gerakan latihan menendang. Memberikan air mineral, Seokjin mengelap keringat putranya dengan sapu tangan kecil yang ia dibawa.
"appa.. bagaimana? Menurut appa aku akan lolos tidak?"
"tentu saja lolos!, appa bahkan takjub melihat kemampuanmu nak.. anak appa hebat!" Seokjin memberikan tanda hati pada Jeno,
"hihihi.. thank you appa, eum.. daddy kemana? Kenapa lama- dad!" Jeno segera bangun dari duduknya untuk memeluk sang ayah yang baru saja masuk kedalam ruangan.
"halo anak daddy, maafkan daddy karena membuatmu khawatir..hhmm?"
"apakah orang tadi melukaimu dad? Aku akan memukulnya jika ada orang yang berani melukaimu, appa dan calon adikku"
"that's my boy!, anak daddy harus jadi pemberani yang selalu melindungi keluarganya"
"tapi daddy, katakan.. apa yang sebenarnya terjadi? Aku tidak pernah melihat daddy semarah itu. Apakah orang itu membuatmu marah dad?" Jungkook meraup wajahnya frustasi, matanya yang merah menahan tangis membuat hati Seokjin terguris.
"nak.. duduklah, ada yang daddy ingin bicarakan dengan mu sayang" ucap Jungkook setelah berusaha keras mengontrol emosinya, Seokjin yang berdiri di samping sang suami mengusap bahu pria yang ia tau saat ini pasti dalam keadaan dilema itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MR.MINISTER, ANYEONG!
FanfictionSeokjin berpikir bahwa hidupnya akan berjalan sesuai dengan apa yang kedua orang tuanya rencanakan. Lulus kuliah, menikah, memiliki anak dan hidup bahagia bersama orang yang di cinta. Akan tetapi suatu kenyataan menyadarkannya bahwa hidup berjalan d...