"HEAL"
Jungkook berdiri didepan pintu rumah kedua orang tua Seokjin, menekan bel tanpa henti ekspresi gusar terlihat jelas di wajah Jungkook tidak sabar menunggu kedua orang tua Seokjin membukakan pintu untuknya.
"hentikan Jungkook, sikap mu yang seperti ini tidak akan dapat menyelesaikan masalah-"
"tutup mulutmu Taehyung!"
"hah! Terlambat Jungkook! Semua sudah terlambat!. Untuk apa kau gusar seperti ini? Seokjin sudah pergi, bukankah kau tidak merasa bersalah atas segala sikap mu selama ini kepadanya? Jadi kenapa sekarang kau bersikap seakan kau khawatir dan menginginkannya untuk kembali? Hidup Seokjin tidak hanya berputar padamu, dia juga punya masa depan"
"aku bilang cukup Taehyung! Jangan ikut campur urusanku!" Jungkook masih dengan kemarahannya menekan bel rumah, hingga beberapa saat kemudian kedua orang tua Seokjin membuka pintu.
"Jungkook.. masuklah" ayah Seokjin tersenyum hangat seakan sudah tau maksud dari kedatangan Jungkook.
...
"yeobo.. ambilkan minum untuk Jungkook-"
"paman.. aku ingin langsung ke pokok permasalahan saja. Seokjin tiba-tiba menghilang, semua benda miliknya sudah tidak ada lagi di apartment ku. Dia hanya meninggalkan Jeno yang masih tertidur dan surat pengunduran diri. Bukankah kalian setuju untuk menitipkan Seokjin bekerja di kantorku selama 3 bulan?"
"pelan-pelan nak. Tenangkan dirimu dulu agar pembicaraan kita tidak bercampur dengan emosi"
"paman..bibi, katakan saja dimana Seokjin saat ini. Jika cara ku mengajarkan tentang bagaimana cara kerja yang baik pada Seokjin terlalu keras, bukankah Seokjin seharusnya mengatakan hal itu kepada ku? Sikap semacam ini tidak dapat diterima dalam dunia kerja paman" Taehyung meraup wajahnya, ia merasa tidak enak dengan cara bicara Jungkook yang tidak menunjukkan rasa bersalah sama sekali.
Sementara itu, ayah dan ibu Seokjin memilih diam. Mereka dengan tenang mendengar keluhan Jungkook kepada kinerja putranya yang mereka akui jauh dari kata baik.
"Jeon Jungkook, paman terima semua keluhan mu atas kinerja putra paman. Seokjin belum pernah sekalipun terjun ke dunia kerja, pasti banyak hal yang tidak dia ketahui dan paman ucapkan banyak terimakasih karena kau sempat memberikan ilmu pada putra paman.
Mengenai pertanyaanmy tentang keberadaan Seokjin, saat ini dia sedang dibandara menuju China-"
"Tae, cepat siapkan mobil kita pergi-"
"nak.. Jungkook tunggu" Jungkook yang sudah berdiri, batal melangkahkan kakinya untuk menuju pintu keluar.
"jangan cegah kepergian Seokjin. Paman dan bibi mohon, jangan cegah kepergian putra kami. Seokjin sudah menceritakan semunya, dan sebagai orang tua.. kami memutuskan untuk bersikap egois demi melindungi putra kami"
"paman.. bibi.. apa maksud kalian?"
"Seokjin sudah menceritakan semuanya pada kami, dulu.. kami selalu berpikir bahwa putra kami hidup dengan baik dan bahagia karena ia hanya memperlihatkan senyum dan tawa riangnya pada kami.
Permasalahannya dengan Namjoon, menyadarkan kami bahwa meskipun anak kami terlihat bahagia sebagai orang tua kita tetap harus menanyakan bagaimana harinya berlalu. 2 hari yang lalu kami menanyakan hal itu dan Seokjin menceritakan bagaimana hatinya yang terasa bimbang karena mulai menyukaimu lebih dari seseorang yang ia kenal semasa kecil.
Meskipun begitu, ia merasa tidak percaya diri dengan perasaannya padamu. Selain karena penolakan dari mu, Seokjin juga mulai sadar bahwa perasaannya bisa saja tumbuh karena baru mengalami perpisahan dengan Namjoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
MR.MINISTER, ANYEONG!
FanfictionSeokjin berpikir bahwa hidupnya akan berjalan sesuai dengan apa yang kedua orang tuanya rencanakan. Lulus kuliah, menikah, memiliki anak dan hidup bahagia bersama orang yang di cinta. Akan tetapi suatu kenyataan menyadarkannya bahwa hidup berjalan d...