CHAPTER 11

795 153 30
                                    


"DISSAPPEAR"


Keesokan harinya, Seokjin bersikap ceria seperti biasanya seakan tidak ada peristiwa tidak mengenakan yang terjadi diantara dirinya dan Jungkook pada kemarin malam.

Memotong waffle Jeno menjadi lebih kecil, Seokjin tertawa ketika Jeno menyuapinya makan.

"anak appa kenapa selalu so sweet hmm? I love you Jeno"

"hihihi.. Jeno love appa more"

"lihat, kau sangat pandai bahasa inggris. Kekekw, sudah kenyang? Tidak mau lagi?"

"no appa, sikat gigi?" Jeno meminta Seokjin untuk mengantarnya sikat gigi, dengan senang hati Seokji menggendong putranya yang sudah besar itu kemudian berpamitan kepada Taehyung dan Yoongi.

"Aku temani Jeno dlu, Tae hyung.. jika sudah waktunya berangkat panggil aku okay?"

"oh, okay Jin! kita masih punya banyak waktu, konferensi di mulai jam 10 pagi" Seokjin melirik kearah jam yang masih menunjukkan pukul 8 pagi,

"sepertinya kita bangun terlalu pagi kekeke, baiklah.. aku pergi dulu".

Melihat Seokjin sudah masuk kedalam kamar, Taehyung dan Yoongi saling bertukar pandang. Mereka berdua seakan berkomunikasi lewat mata hingga akhirnya Taehyung menghela nafas, tanda ia mengalah.

"semalam kau bertengkar dengan Seokjin?" Taehyung akhirnya bertanya pada Jungkook yang sedari tadi membaca koran tanpa menyentuh makanannya sedikitpun,

"Jungkook, kau ingin bersikap seperti anak kecil? Ada apa denganmu dan Seokjin?!"

"the fuck! Apa urusanmu Taehyung?! Hari masih pagi dan kau sudah menghakimi ku!. Tidak ada yang terjadi antara aku dan Seokjin! Memangnya apa yang seharusnya terjadi antara pimpinan dan asistennya?! Turunkan hayalanmu tentang hubunganku dan Seokjin karena diantara kami berdua tidak akan terjalin hubungan apapun!".

Taehyung dan Yoongi tercengang, meskipun mereka bukanlah Seokjin namun mendengar ucapan Jungkook membuat hati mereka ikut merasakan sakit.

"jaga bicaramu Jungkook! Saat ini aku sedang bukan bicara sebagai asisten pribadimu melainkan sebagai sahabatmu. Jungkook.. aku peringatkan untuk terakhir kalinya, jangan keras kepala dan akui perasaanmu pada Seokjin!. Lupakan masa lalumu Jungkook!" Jungkook dengan wajah marah melempar koran yang sedang ia baca, menatap tajam Taehyung.. Jungkook kembali bersuara.

"jangan pernah memerintahku dan aku sudah memutuskan untuk tidak mengutamakan perasaan dalam hidupku. Saat ini tujuan hidupku adalah bagaimana karir di dunia perpolitikan terus naik dan-"

"dan kau bisa membuktikan pada mantan istrimu bahwa kau lebih baik dari selingkuhannya?! Come on Jungkook! Jangan sia-sia kan waktumu hanya untuk pembuktian yang tidak berguna. Seokjin dan Jeno adalah masa depanmu. Hah! Aku seperti bicara pada batu, Yoongi.. kita pergi dari sini. Kita akan berangkat jam 9 pagi, bersiaplah" ucap Taehyung lalu merangkul tangan Yoongi agar segera pergi dari meja makan.

Jungkook yang di tinggal sendiri hanya terdiam, merenungkan ucapan yang baru saja Taehyung tujukan padanya. Akan tetapi kerasnya hati Jungkook, dan dendam yang masih tersimpan membuatnya tidak dapat mencerna nasihat yang Taehyung berikan dengan baik.

Disisi lain, Seokjin yang ternyata berada di kamar mandi lantai bawah mendengar seluruh pembicaraan antara Jungkook dan Taehyung. Tak ingin terlihat menyedihkan, Seokjin memaksakan diri untuk tersenyum kemudian keluar dari kamar mandi bersama Jeno di gendongannya.

"jangan terlalu memanjakan Jeno-"

"bukan urusanmu" tukas Seokjin tak memberikan kesempatan pada Jungkook untuk mengkritik cara parentingnya.

MR.MINISTER, ANYEONG!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang