Efek

408 52 6
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡










Harusnya sih makin deket yah, cuma kejadian beberapa hari lalu tuh malah bikin mereka canggung dan terkesan untuk meminimalisir pertemuan di dalam rumah.

Tapi nyatanya mereka setiap gerak malah terlihat sangat canggung, bahkan lebih-lebih canggung dari pas awalan serumah.

Pas sarapan pun mereka malah kayak gak jelas, mau ambil sup barengan, eh gak jadi gegara gak sengaja bersentuhan.

Pokoknya tingkah mereka tuh ganggu banget, sampe sesekali Yewon ngelirik ayah sama papanya bingung.

Apalagi pas pamitan tadi, Jeongwoo gerak-gerak gak jelas dan Asahi diem matung juga karena bingung.

"Kita kapan berangkat nya?"

"Oh iya, haha" balas Jeongwoo, "kita, berangkat"

Asahi ngangguk aja kayak robot, senyumnya keliatan dipaksa untuk lebar.

"Hati-hati"

Jeongwoo ngangguk, "iya, dah"

"Dah"

Setelah masuk mobil dan melajukan mobilnya untuk berangkat kerja sembari mengantarkan Yewon sekolah, Jeongwoo juga mulai menenangkan diri.

Denger ayah nya yang ngatur nafas, Yewon langsung noleh.

"Ayah kenapa?"

"Hm?" Jeongwoo nengok, "kenapa apa?"

"Ya gak tau, soalnya dari tadi ayah sama papa aneh" ujar si anak jujur

"Aneh gimana?"

"Ya gak tauuu ayahhh"

Jeongwoo terkekeh, dia usap gemas kepala si anak yang duduk di sampingnya.

"Ayah sama papa marahan yah?"

"Kok marahan?"

"Soalnya selama sarapan gak ngobrol kayak biasa, terus pas pamitan juga kalian aneh"

Jeongwoo kaget sih, dia gak tau kalo anaknya bisa sepeka itu sama sekitar.

"Kalo marahan jangan lama-lama, kata ibu gak baik loh ayah"

Jeongwoo terkekeh, "iya sayang, ayah sama papa gak marahan kok"

"Terus kenapa?"

Ditatap intens sama anaknya, jujur aja Jeongwoo jadi gugup. Dia juga belum nyiapin alesan buat jawab pertanyaan si anak, ya masa dia jujur soal kejadian malam waktu itu?

"Ayah?"

"Iya?"

"Beneran marahan sama papa yah?" Tanya si anak sedih

PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang