3.SUARA ANEH

7.8K 507 12
                                    

*****

Nalla mengerjapkan matanya dengan pelan, setelah kesadaran mulai kembali dia melihat sebuah atap langit langit berwarna putih. Dia mengernyitkan keningnya bingung. Nalla menoleh pada tangan kirinya yang sakit dan mendapati tangannya di tempeli benda aneh seperti kakeknya Beberapa hari yang lalu.

"Hiks..."lirihnya

Sekarang dia tahu dia berada dimana,ini tempat yang sama dengan tempat kakeknya sebelum meninggal. Sebenarnya Nalla belum mengerti apa itu meninggal,dia hanya diberitahu oleh Abah Ujang jika sekarang Nalla tidak akan bertemu dengan kakeknya selamanya. Dan itu membuat nya sedikit memiliki trauma terhadap ruangan berwarna putih, pikirnya karena kakeknya dibawa keruangan tersebut Nalla jadi tidak bisa bertemu dengan kakeknya.

"Kek...hiks~.."tangisnya pelan

Nalla menatap sendu tangannya yang sakit karena benda aneh itu. Dia menoleh kesana kemari berharap ada orang yang membantunya.

Pintu didepannya terbuka dan menampilkan pria yang sangat tampan menurut Nalla, pria tersebut memakai pakaian berwarna putih. dia menyodorkan tangannya yang sakit pada pria asing tersebut berharap pria tampan itu mau membantunya.

"Akit~..."lirih Nalla menatap sendu pria tampan didepannya

Pria tersebut menelan ludah nya susah payah melihat tatapan sendu Nalla yang menurutnya sangat mengemaskan'tahan Ghazi, kenapa Lo jadi lemah gini cuman gara gara anak kecil'batinnya resah

Ternyata pria tersebut adalah Ghazi. "Apakah sakit?"tanya Ghazi lembut sambil memegang tangan mungil Nalla

Nalla mengangguk pelan, Ghazi mengelus tangan mungil itu dengan lembut"Maaf ya, ini juga demi kebaikanmu"ucap Ghazi lembut

Sedangkan Nalla hanya menatap polos kearah Ghazi.
"Omm?~..."tanyanya sambil memiringkan kepalanya

Ghazi hampir tersedak ludah nya sendiri karena dipanggil om oleh Nalla'emang gue udah keliatan om om ya'batinnya sedih

"Jangan panggil om adik manis,eum... bagaimana jika Abang. Ayo panggil Abang Ghazi"ucap Ghazi semangat

Nalla terlihat kesusahan menyebut kata Abang"bang..."lirihnya pelan

Ghazi mengangguk heboh dia mengelus rambut Nalla"iya benar abang, kamu namanya siapa?"tanya Ghazi karena memang sedari kemarin dia belum mengetahui nama Nalla

"Na~..."Gumam Nalla malu karena belum bisa menyebutkan namanya sendiri

"Na?... Na apa?"tanya Ghazi bingung

Tapi Nalla hanya menggelengkan kepalanya. Ghazi bisa tersenyum pasrah memang anak seusia Nalla belum bisa bersosialisasi dengan benar. Dia mengambil peralatan dokter nya dan mulai memeriksa Nalla.

Awalnya memang Nalla terlihat takut tapi dengan kejeniusannya Ghazi berhasil mengalihkan perhatian Nalla pada tv yang di setel nya tadi.

Setelah memeriksa anak manis yang belum diketahui namanya itu Ghazi mengambil bubur hangat yang baru dibelinya tadi, dia menyedok bubur tersebut dan menyuapi Nalla.

"Ayo bayi kau harus makan!"titah Ghazi dia lebih memilih memanggil Nalla bayi karena menurutnya Nalla sangat mirip dengan bayi apalagi tingginya yang hanya dibawah lutut Ghazi.

Nalla hanya menggelengkan kepalanya dan tetap fokus menonton tv, Ghazi menghela nafas panjang dia mengeser duduk Nalla agar menatapnya.

"Ayo Makan bayi...,kalo kamu makan kamu bisa pulang"ucap Ghazi lembut

Nalla mengangguk antusias mendengarnya dia memang tidak menyukai ruangan putih aneh ini. Nalla membuka mulutnya lebar supaya Ghazi menyuapi.

Nalla makan dengan tenang dan juga lahap dia juga sudah memakan obatnya. Ghazi pamit keluar dulu karena ingin memeriksa pasien yang lain, tapi dia tidak membiarkan Nalla seorang diri dia sudah memanggil seorang suster untuk menemani Nalla.

NallaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang