hadiah yang tak pantas dibanggakan

25 20 0
                                    

Baca yah !!!
Moga suka wkwkwkwkw


*********

Selepas pulang dari kafe ada sesuatu asing nampak di halaman rumah.  Benda itu ditutupi kain lebar menggundang pertanyaan dibenak kepala. Aku coba raba-raba sepertinya bendanya tidak kecil. 

Aku berniat ingin membukanya tapi kedatangan Ayah yang baru pulang beli sesuatu menggunakan motornya membuyarkan itu semua.

“Ini apa yah ?” tanya aku.  begitu Ayah turun dari motor PCX nya.

“Buka aja,”cetus santai Ayah.

Yah aku bergegas membukanya.  Weh, isinya bikin aku kaget.“Ini sepeda buat siapa ?”

“Buat Kiara lah. ”

“Buat aku ?  Aku udah masih lama tahunnya,” kata aku masih tak percaya.

“Ini hadiah karena kamu sudah dapat nilai bagus pas ujian susulan dan juga ini sebagai media untuk kamu jaga jarak sama Kak Irzy,” ucap dia bikin aku ngedown seketika.

“Kenapa Ayah berpikiran seperti itu.  Aku sama Kak Irzy cuma temen doang. ”Aku yang tidak suka Ayah menghalangi kebebasan aku.

“Yah, Ayah cuma antisipasi aja sih.  Tapi kamu suka ‘kan,” tuturnya.

“Suka, makasih Ayah,” balas aku berbohong dan pura-pura senang.

"Makasih sayang. ”

Aku bergegas masuk, berusaha menahan kecewa yang lumayan menyengat hati.  Asal Ayah tahu, aku dapat nilai bagus karena Kak Irzy.  Seharusnya Ayah berterima kasih sama dia bukan sama aku.  Berlebihan. 

Satu jam sebelum tidur Kak Irzy menelponku.  Seperti biasa pengen manja-manjaan sama aku. ”Halo sayang."

Kia belum tidur. ”

“Pengen tidur sih, cuma hati lagi kecewa saja sama Ayah. ”

“Kenapa lagi ?”

“Ayah beliin aku sepeda. ”

“Pacar aku ini emang unik yah.  Dibeliin sepeda malah ngambek. ”

“Iyalah , dia beliin itu sebegai hadiah karena nilai ujianku bagus juga sebagai alat buat jauhin Kak Irzy,”

Kak Irzy tak ada respon selama beberapa puluh detik.  Dia diam sampai aku panik dan curiga ngambek. "Kak ?”

“Gapapa Kia.  Terima aja.  Kalo kamu tolak hadiahnya itu hanya bikin ayah kamu curiga kalo kita pacaran,” jawab Kak Irzy pasrah.

“Kamu gak risih apa kita backstreet terus.  Rasanya aku ingin bicara jujur sekarang,” kelak aku agak ngegas.

“Jangan.  Sabar.  Pasti ada waktu untuk mengungkap semuanya.  ‘Kan kita masih punya waktu berduaan di sekolah sama kafe,” relainya.

“Iya juga sih.  Maafin ayah aku yah.  Aku jadi gak enak hati sama Kak Irzy.  Padahal kamu gak seburuk Alan. ”

“Santai aja sih.  Aku sayang sama Kia.  Makanya aku berusaha buat bertahan sampai kita merdeka dan mendapat restu ayah kamu. ”

“Iya, Indonesia saja butuh bertahun-tahun untuk bertahan demi merdeka dan kita harus ikuti itu,” kata ku.

“Maksudnya nunggu bertahun-tahun juga,” canda Kak Irzy bikin aku kembali cengar-cengir sendirian.

“Yah nggak lah beb.  Kesabarannya itu yang perlu kita tiru. ”

Ini hal lain yang bikin aku tambah suka dari Kak Irzy.  Selalu memberikan bumbu-bumbu komedi disaat aku sedang disituasi kesal. 


-----------------

Aku mengayuh sepeda pemberian Ayah seorang diri ke sekolah dengan santai sambil menikmati pepohonan rindang yang berdiri sejajar di tepi jalan komplek.

Mulai pagi ini sampai tidak tahu kapan Kak Irzy tidak antar-jemput aku lagi baik sekolah maupun kerja. Untungnya Kak Irzy memaklumi keputusan Ayah yang kadang bikin aku kesal hati.  Yah, ini bukan salah Ayah tapi salahku karena kemarin jatuh cinta sama orang yang salah.

Setiba di sekolah aku menaruh sepedaku tepat di samping sepedanya Kak Irzy yang sudah tiba terlebih dahulu.  Sejenak aku menatap bingung sepedanya, membayangkan perasaan dia yang selama ini sabar menghadapi aku dan Ayah.  Apa yang harus aku lakukan supaya bisa menyenangkan hatinya dia.

Yah, walaupun selama ini hubungan kita baik-baik saja tapi entah kenapa rasa balas budiku terhadapnya belum cukup.

"WOY !!!” teriak Karren mengagetkanku.  Ini sisi gelap Karren yang bikin aku gondok.  Suka ngengetin temennya. "Apa sih teriak dideket telinga aku.  Jantung aku lepas gimana ?”tanya kesal aku.

“Yah tinggal sambung,” balasnya  sungguh polos. Lenni pun sampai nyengir sambil geleng-geleng kepala.

“Pake apa beb,” kata aku sambil melipat tangan.

“Tau,” ucapnya sangat tidak jelas.

Saking gondoknya aku lupa kalo dia sudah pulang pagi ini.  Padahal semalam ia bilang pulang siang. "Oh iya katanya kamu pulang siang ?  Terus oleh-oleh mana ?”

“Ih, dia mah teman gak sopan.  Orang tuh tanya kabarnya dulu. Ini mah udah ditodong oleh-oleh,” ketusnya.

“Tau lo Kia, dia pengen pamer cuma tunggu ditanya dulu sama orang,” sambung Lenni yang senang meledek Karren dan aku.

“Huh, Oke.  Halo Karren Almira Nadia.  Bagaimna perasaannya di Australia.  Udah ketemu jodoh di sana?” Aku yang meledek ia dalam keadaan masih kesal.

Karren memanyunkan bibir dibarengi kedua alisnya mengkerut sedangkan Lenni menunduk menahan ketawa yang amat geli. "Sudah aku bilang yah.  Aku maunya Dendy. ”

“Ih, jangan ngambek ah.  Mana,” todong aku tak peduli Karren ngambek.

Karren tiba-tiba tersenyum.  Kedua tangannya tiba-tiba bergerak, merapihkan kerah lengan seragamku yang agak berantakan dan dasi ku yang katanya miring.  Dengan sopan dan penuh kehalusan ia berkata "Minta nomornya Dendy yah?”

Aku diam menatap kaku wajahnya yang nyebelin itu.  Tanpa bicara aku menarik lengannya Lenni lalu menuntun dia ke kelas meninggalkan Karren yang minta balasan lebih. "Ih, calon kakak.  Jangan tinggalin aku dong. ”



--------------------------

Bel bunyi istirahat bergema.  Kita bertiga yang sedari jam sepuluh sudah lapar bergegas meninggalkan kelas.  Karren dan Lenni pergi duluan sedangkan aku ke toilet dulu karena juga tak tahan buang air kecil.

Setelah keluar dari toilet, aku berjalan ke arah kantin melalui ruangan kelas dua belas IPA satu dimana ruangan itu tempat Kak Irzy belajar.

Aku menoleh ke arah jendela kelas dan aku melihat dia lagi sibuk belajar bersama teman sekelasnya menghadapi ujian demi ujian yang akan dimulai tak lama lagi.

Haruskah aku ganggu dia hari ini ?  Tidak.  Lebih baik aku doakan saja semoga semua yang ia lalui lancar.  Mungkin itu bisa jadi bentuk balas budiku atau...

Oh iya, aku punya cara kedua buat balas budi.

****************

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Melodikia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang