konser dadakan

56 20 2
                                        

ARGH !!!!!!!!

Aku senang banget.  Hasil ujian aku dapat nilai bagus semua.  Kak Irzy memang pahlawanku.  Karren, Lenni dan Kak Irzy sampai tutup kuping terganggu dengan lengkinganku yang menusuk gendang telinga mereka. Untung kafe lagi sepi jadi aku gak terlalu malu lah.  Hehehe.

“Girang yah girang.  Gak usah teriak.  Pengang tahu.  Kamu udah ketiga kalinya teriak.  Pertama di kelas terus di gerbang sekolah sekarang di sini,” tegur Karren mengudek-udek daun telinganya.
 
“Ya habisnya exited banget.  Jarang –jarang murid bobrok kayak aku dapat nilai sebagus ini. ”Aku menyindir diriku sendiri sampai-sampai Kak Irzy yang dengan santai duduk berhadapan denganku menegur. ”Ehm. "

Aku terdiam sadar akan nasihat Kak Irzy untuk tidak jadi orang yang berlebihan.  Iya sih.  Aku juga dapat nilai bagus hasil usaha dia kebanyakan. "Maaf beb.  Aku kelepasan. ”

Lenni mencoba mengalihkan suasana tegang ini dengan bertanya pada Kak Irzy yang menyuruh dirinya, Karren dan Kia menunggu Kak Kemal, pemilik kafe. "Kak, orang yang Kakak bilang tadi disekolah mana ?” Lenni mulai malas.

“Sebentar lagi juga datang.  Biasanya jam tiga lewat lima udah sampai,”sahutnya sambil melihat jam yang ada ditangannya.

“Emang Kak Kemal mau bicara apa sih sama kita-kita.  Aku harus ganti baju tahu.  Dikit lagi mau perform,”gelisah aku takut terlambat kerja.

“Katanya penting banget tapi dia gak ngasih tahu penting soal apa ?  Aku juga harus pulang ganti pakaian sekalian ambil brownis. ”

Untungnya tak lama Kak Kemal datang.  Kalo tidak kita semua auto cabut.  Dia membawa sesuatu yang membuat pikiran ku bertanya –tanya.  Aku amati kayak semacam undangan pernikahan gitu.  Kak Kemal kah mau nikah ?

“Maaf yah udah nunggu.  Terima kasih udah nyempetin dateng Kia, Irzy.  Nah, ini yang namanya Karren dan Lenni bukan ?   Yang kemarin nyanyi sama Kia.  Kenalin, saya Kemal pemilik kafe ini sekaligus temannya Irzy dan Kiara,” ucap Kak Kemal.

“Halo Kak Kemal,”sahut Karren.

“Halo Kak,”sambung Lenni.

“Jadi saya mengundang kalian semua karena minggu besok saudara saya ada acara nikahan dan dia butuh seorang penyanyi.  Saya mau minta Kia, Irzy, Karren dan Lenni nyanyi yah diacara saya. ”

“Boleh,” jawab aku senang.

“Boleh banget,” tambah Lenni.

“Iya, gue ikut,” sambung Kak Irzy.

“Tapi aku gak bisa nyanyi Kak Kemal. Gimana dong,” kata Karren.

“Bohong !! Suara Karren gak kalah bagus sama Kia.  Cuma dia malu aja,” bantah Lenni mengganggap Karren pura-pura.

“Tau.  Karren bisa nyanyi Kak Kemal.  Dia waktu SMP ikut choir.  Udah, dia ikut. ” Aku yang ikut-ikutan Lenni.

“Tapi-”

“Udah.  Pokoknya Karren bisa nyanyi dan suaranya merdu banget,” kataku berusaha menutup mulut Karen yang terus ingin menolak.

Kak Kemal senang semuanya bisa hadir. Tak lama perbincangan pun dibubarkan.  Aku dan Kak Irzy harus pulang dulu untuk rapi-rapi sebelum kembali ke kafe sedangkan Karren dan Lenni pulang ke rumahnya masing-masing setelah menginap di rumahku.

----------------

Hari minggu pagi aku sudah rapi dengan setelan gaun pastel ku yang anggun. Begitupun Mama yang juga mengenakan gaun senada denganku.

"Ih, anak Mama cantik banget sih,”pujinya.

Aku salah tingkah sendiri begitu mencerminkan seluruh tubuhku. Gak nyangka Tuhan sebaik ini menciptakan aku.

Melodikia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang