sial dan keberuntungan dalam satu waktu.

96 28 18
                                    


Im back to bab 2

@rrbraaw8

*****************

“Aduh, moga-moga gak panjang yah
urusannya,” ucap panik Karren duduk gemetar disebelahku.

PRAKKKKK ( Suara gebukkan meja )

“Denger yah Karren, semuanya akan baik-baik saja,”kataku menggebrak meja kelas.  Tapi kayaknya gak baik-baik aja deh.  Soalnya beberapa detik kemudian aku dipanggil guru piket ke ruangan kepala sekolah.

Kepada siswi bernama Kiara Melika Anjani kelas 11 IPA 2,  mohon segera ke ruang kepala sekolah.

Ah.  Si Alan emang bener-bener sialan.  Dasar pengaduan.  Tapi gapapa, aku merasa benar kok jadi  gak ada yang perlu dikhawatirin.

“Kiara.  Yakin kamu mau ke sana ?”tanya Karren dobel panik wajahnya.

“Iya.  Ini emang harus diselesain,” ujar aku penuh keberanian.

“Hati-hati yah Kia, aku cuma bisa temenin kamu di luar,” katanya.  Aku hanya mengangguk kepala lalu pergi dengan gagah layaknya pahlawan.

Waduh, rame juga yah yang hadir.  Ada guru BK, wali kelasku, dan si brengsek. ”Kiara, duduk,” perintah kepala sekolah  yang menatapku marah.

“Iya."

“Kiara, bisa jelaskan apa yang sebenarnya terjadi  tadi pagi sampai buat keributan ?” tanya kepala sekolah ekspresi mendadak dingin.

“Dia melecehkan saya Pak.  Dia menyebarkan foto-foto saya dengan tulisan menghina dan memfitnah saya sehingga semua orang di sekolah ini ikut-ikutan jelekin saya,”ungkap aku agak ngegas seperti kodamku  mau keluar. Gak sopan sebenarnya.

“Walaupun Alan salah tapi kamu jangan seenaknya juga menghukum atau memberi pelajaran.  Alan ‘kan pasti ngelakuin ini gak sengaja atau lagi dalam suasana hati yang emosi lagian semua ‘kan bisa dibicarakan baik-baik,” bantah  si kakeknya Alan.

Wah, Gak cucu gak kakeknya sama aja.  Sama-sama bikin emosi.  Aku yang semulanya sopan kelama-lamaan mulai panas dan bernada lumayan keras juga.

“Dia aja memperlakukan saya aja seenaknya Pak.  Gimana saya gak emosi dan kesal. Asal Bapak tahu, perbuatan Alan secara langsung tlah corengkan martabat perempuan dan saya paling gak suka diperlakukan seperti itu." Benarkan Kodam aku keluar. Aku mulai menggebu-gebu.
 
Alan terdiam menunduk sedangkan Bu BK dan wali kelasku hanya bisa menatapku, memberi kode untuk menjaga etika tapi sayangnya aku abaikan. ”Yaudah kita percepat masalah ini.  Kamu minta maaf sama Alan,”perintahnya yang seketika buatku semakin emosi.

“Enggak, dia yang harusnya minta maaf,”penolakanku.

“Loh, orang Alan yang melapor kok dia yang minta maaf.  Kiara, ayo minta maaf atau saya hukum,”ancamnya.

“Tidak.  Lebih baik saya dihukum daripada harus minta maaf sama si pengecut ini,”tegasku menolak permintaan kepala sekolah.

“Kiara, apaan-apaan ini.  Cepat minta maaf,”sambung Bu BK bernada pelan.
“Kiara !!!” kata walikelas ku melakukan hal yang sama.

“Pak, Bu lebih baik saya dihukum.  Diskors pun saya mau dari sekolah ini daripada minta maaf,” ancam balik aku tidak ada takut sama sekali.

“KIARA !!! Jangan sok jagoan.  Udah sehebat apa kamu berani ancam saya hah ?  Dengar saya, tanpa sekolah kamu gak bakal bisa jadi apa-apa.  Bakal jadi orang bodoh selamanya."

Kami semua jeda sejenak.

"OK, KAMU SAYA SKOR EMPAT MINGGU DARI SEKARANG. KAMU BOLEH PULANG!!!!"

Seperti Malin Kundang yang tersambar geledek, aku kaget luar biasa. Diluar ekspektasi.Mampus. Dilarang sekolah empat minggu.

Melodikia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang