"Kemarin pas kamu berangkat sama anak rumah depan tuh, Amat ke sini."
"Kenapa jadi jarang Amat ke sini? Kamu gak ada apa-apa kan sama Amat?"
"Engga ko biasa aja." jawab Jia cepat.
"Gak ada apa-apa tapi lo tumpangan sama cowok lain di sementara calon suami jemput."
"Gak usah kepo urusan aku ya ka."
"Gimana gak kepo, orang lo jarang cerita masalah lo ke keluarga. Sesekali cerita lah."
"Terserah gue lah mau cerita engga, cerita cerita gue juga."
>
Jia yang lagi asik main ponsel menoleh kearah pintu kamar yang di buka. Neneknya masuk begitu saja, duduk di sampingnya.
"Kamu gak kenapa-kenapa Ya?"
Jia menatap lagi kearah neneknya mulai lagi ingin mengetahui permasalahannya. "Gak ko nek."
"Baik-baik aja Yaya mah."
"Setelah 3bulan berlalu, kamu biasa aja kenapa sekarang kayak orang mau putus hubungannya ?"
"Gak ada kok nek. Orang biasa aja."
"Kamu gak bisa bohongin nenek lo Ya."
Jia berdecak. Memperlihatkan ponselnya pada Neneknya. "Nek yaya lagi fokus belajar di ponsel nih."
"Kalau kamu gak mau bilang permasalahan kamu, nenek bisa aja pindahin kamu ke sekolah yang lain. Biar gak perlu lagi ketemu Amat sekalian. Kalau gak bisa juga menjaga hubungan kamu."
"Nenek ngancam aku ?"
Jia memutarkan bola matanya malas. Kalau sudah begini, Jia juga yang akan rugi.
"Itu karena aturan yang udah di buat."
"Aturan apa?"
"Aturan aku sama Amat."
"Jadi ya makanya kayak sekarang." lanjut Jia.
"Aturan seperti bagaimana ?"
"Haduh nenek.. itu loh kebebasan."
"Ngerti gak dari kata kebebasan' kita kan emang punya ikatan tapi temanan sama lawan jenis gak perlu di batasin' .Kalau gak ngerti udah lah lupakan aja aku gak ada tenaga jelasin nek."
Nenek diam sebentar mencerna perkataan Jia. "Kebebasan bergaul tapi tahu pemilik hati.."
"Nah itu. Tahu aja ah nenek."
"Nenek kamu ini pengalaman lebih banyak di banding kamu."
"Iya deh iya."
"Yaya tahu resiko membebaskan? kenapa kamu gak memilih di jaga? Posesif-in itu kan anak zaman sekarang sebutnya."
"Yaiya."
"Kenapa gak gitu?"
"Karena dia setuju aja. Dan prinsip aku emang gitu maunya."
"Dia juga buat aturan ko engga aku aja." kata Jia ini bermaksud mendustai. Yang sebenarnya hanya Jia yang membuat.
"Itu namanya dewasa dalam menjalin hubungan Nek makanya aku bebasin aja asal dia setuju kalau aku juga bebas."
"Astaga Jia. Justru bebas yang kamu maksud itu yang bisa buat kamu renggang."
"Iya aku tau. Tapi ya mau gimana lagi orang udah terlanjur ya jalanin aja."
Nenek menghela nafas beratnya. "Kalau suatu-waktu dia membahas lagi soal aturan. Dan aturan kebebasan itu di rubah kamu setuju aja ya."
"Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jia
Teen Fictionuntuk perempuan seperti aku, di sayangi karena keinginan bukan ketulusan seakan tak jadi masalah karena aku sendiri sadar bahwa ketulusan yang sebenarnya aku cari di kamu, ada di keberuntungan aku memiliki kamu. "Kamu berbeda dari lelaki lain" -wal...