24

11 7 0
                                    

Hal paling sulit dari kesepian adalah berusaha keras untuk gak mengganggu.

Menatap kosong room chat dari seseorang yang ingin orang itu menghubunginya. Hanya akan membuat sedih-sesak berkepanjangan.

Tapi pula apa terlalu se-mustahil itu.. Apa harus Jia juga yang memancing.

Memancing dari postingan, sudah. Bahkan foto paling seksi yang Jia bagikan hanya untuk Amat melihatnya dan bagaimana tanggapan cowok itu.. tapi hanya di lihat, gak di respon sama sekali. Foto profil yang awalnya kosong Jia pasang pula dengan di setel hanya cowok yang melihat seseksi sekali tak ada respon juga. Padahal Jia berharap cowok itu merespon dengan typing amarahnya.

Apa setidak penting itu sekarang Jia..

Jia menghela nafas. Melihat room chat itu dan hanya membaca chattingan lama-lama yang tak sengaja membuat Jia sedih juga senyum kecut sendiri.

Foto profil cowok itu yang kosong sekitar lama lalu juga membuat Jia ingin mengklik ikon telpon, berdering.. Jia langsung mematikan.

Jia memulai mengetik pesan di sana setelah beberapa lama itu pula baru sekarang lagi ia tak bisa menahan rasa sepi juga capek. Mengirim pesan pada Amat.

|Eh maaf salah pencet.  -Jia.

Dengan eskpresi galaunya Jia menyungging senyum senangnya, pesannya di balas. Walau hanya satu kata. Kayak gak menyangka aja..

|Iya  -Amat.

Jia ingin membalas seperti ini -Aku pencet telpon lagi yah.. Tapi Jia gengsi kok..

|Aku pencet telpon lagi yah..  -Jia.

Dan itu cuma hanya di baca oleh Amat.

Datar lah ekspresi Jia suntuk. Sudah rela menjatuhkan gengsi malah di balas rasa sakit. Kayak rugi makin tambah rugi.

Jia berdecak jadi kesal juga sedih. Namun sesaat kemudian sambungan panggilan dari orang lain membuat Jia mengklik ikon hijau.

Iya itu dari Bagas, bukannya tak mengangkat atau mengabaikan saja tapi Jia malah menerima telpon.

Jia lupa kalau itu video call bukan telpon biasa, Jia yang masih memasang ekspresi cemberut di lihat oleh Bagas.

"Yaampun sayang kok judes gitu mukanya ?"

"Lo ngeganggu gue."

"Oh iya iya."

Jia mendengar kata itu, bukannya minta maaf atau matikan sambungan telepon. Tapi Bagas biasa saja seakan perkataan Jia lelucon. Namanya juga Bagas seperti biasa orang itu meremehkan Jia.

"Gue cuma ngecek keadaan sayang gimana gimana, gak apa apa yang lain kok."

Jia melihat Bagas di layar ponsel itu, bukan dia sendiri saja melainkan ada satu cewek di sebelah Bagas. Jia agak mendekatkan ponselnya pada wajah. Melihat teliti Bagas yang telanjang dada rebahan di samping seorang cewek yang juga memainkan ponselnya.

"Lo ngapain ?" tanya Jia mengerngit dengan kecurigaan.

"Habis ngewe."

Jia membelalakkan matanya.

"Mau lihat gak, ini baru ronde 1 sih sayang.."

"Goblok!" umpat Jia memotong perkataan Bagas. Bisa-bisanya di saat melakukan hal menjijikkan itu sambil menelpon Jia. Malahan sambungan video.

Bagas tertawa di mimik wajah Jia yang kalau dekat sudah Jia pukul kepala cowok itu.

Tut.

Jia mematikan cepat. Namun Bagas menghubungi lagi.

JiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang