01

79 14 2
                                    

Sebelum baca terimakasih udah mampir..

ini keseluruhan cerita sebagian mengandung adegan+

jgn hujat cerita aku, nikmatin aja karena segelintir keluhan aku..

Kata-kata dr cerita ini mungkin byk typo-nya, rada belibet jg. Kalo ada saran memperbaiki kasi tau aja..

Bahasa di cerita campuran dikit. Paling2 ke-buat bhs daerah sendiri hehe

harap maklum aku amatir di bidang EYD.. tolong kalau suka vote. bukan maksa tapi lebih kamu itu menghargai aku yg ngetik cape. jgn gratis aja bacanya sayang

dan tolong pembahasan yang untuk BUKAN di bawah umur lewatin ya sayang..atau cari cerita lain. aku tahu pasti ada aja yg baca masi umurnya gak pantas di sini. Mencemari otak kamu, aku jadinya.

Terus kalau gak suka silahkan minggat aja, cari cerita yg lebih kam mau.. makasih 🙏🏻

•••••

Nanti malam jalan ya, gue jemput.

Tulisan itu tentu saja terbaca di secarik robekan kertas yang terbawa oleh Jia dari depan kelas menuju bangkunya, melihat kertas itu yang Jia kelupaan membuang dari rumah dan ingin membuang ke tong sampah sudah lebih dulu berpindah tempat di genggaman seseorang.

"Dari siapa nih ?"

"Ituu.. dari tetangga." cuit Jia menyahut cepat namun pelan.

"Tetangga ?"

Jia menatap wajah cowok itu yang sudah setengah mengeras. Seperti ingin marah yang di tahan.

"Udah lah." balas Jia sebelum berdecak lalu melenggang pergi. Meninggalkan cowok itu yang mengontrol amarahnya sebelum mengejar kepergian Jia.

Di tengah kerumunan orang berusaha meraih diri Jia, Amat sampai lupa kalau dirinya ada janji dengan orang lain. 

Cewek itu meraih lengan Amat. "Amat."

"Lo udah janji kan mau ngomong soal itu ke gue ?"

Amat masih diam. Di antara memberitahu ke cewek ini soal apa yang di inginkannya atau pergi tetap mengejar Jia.

"Akh!"

"Eh dia jatuh tuh!"

"Eh JIAA !"

Mendengar pekikan dari beberapa orang Amat spontan melepas lengan cewek itu dan agak jalan cepat menghampiri sumber suara di kejadian.

Jia sendiri yang tak biasanya merasakan pusing pada kepalanya dan melayang jatuh tak dapat menyeimbangkan badannya di sekeliling gerombolan orang-orang yang masih berlalu lalang di lorong tangga sekolah.

<<

"Pantesan lo gak ninggalin dia, cowok semua ada sini lah."

Kesadaran Jia yang mulai membaik selagi melihat kepergian teman Amat melongos dengan menyodorkan dua kantong kresek. Yang dirinya berada di brankas UKS.

Memang di balik beberapa tirai, isinya kumpulan cowok yang mungkin tak ingin ikut upacara. Berpura-pura sakit.

"Huek!"

Jia menutup mulutnya ingin muntah, lalu menatap Amat yang berekspresi lempeng.

"Asam lambung gue naik." celetuk Jia.

senyap beberapa saat, Amat melempar katanya.

"Emang gue ada mau bilang apaan ?"

Jia mengedipkan matanya beberapa kali. "Ya engga-papa cuma ngasih tahu aja."

JiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang