"Gue heran deh" cetus Nadira seraya mengaduk-aduk jus alpukatnya.
"Emang bisa Lo gak heran?" tanya balik Melia membuat Nadira menatap sinis gadis itu.
"Nyahut bae Lo Maemunah"
"Lo pada liat baik-baik nih muka gue sama badan gue. Apa yang kurang?" perintah Nadira serta memegang mukanya.
"Hem masih ada mulut sama hidungnya" ucap Melia.
"Ada matanya terlebih masih dua" sambung Aula
"Masih punya bibir alisnya masih normal gak bentuk segitiga" timpal Ella menatap serius muka Nadira.
"Badannya juga masih ada kaki sama tangan dua pasang gak kurang gak lebih" sahut Emma ikut mencolek tangan Nadira.
"Walau gunungnya masih gedeaan gue sih" ucap Ella terkekeh.
"Otak Lo ngeres aja" Aula menyentil kening Ella keras membuat sang empu mengaduh.
"Yang paling penting Nadira masih nafas" ucap Ody membuat semua terdiam dan menatapnya.
"Jawaban kalian semua sungguh di luar angkasa. Ya iyalah gue punya anggota badan lengkap sama gue masih nafas Melody bernada. Kalo gak bernafas udah koit berarti gue, belum siap ketemu Malaikat, dosa gue masih menggunung" ucap Nadira dalam satu tarikan nafas mirip orang nge-rap.
"Lah terus maksud Lo apa Bambang biar kami semua gak salah paham" ujar Ella.
"Maksud gue. Liat nih muka gue masih mulus kan? Masih cantik, kan? Sama badan gue gak datar-datar amat juga masih ber body lah. Masa sih tuh cowok gak ada ketertarikan sedikit pun. Masa gue kalah sama cowok sih" kesal Nadira ketika mengingat beberapa hari ini Tama makin menghindarinya. Nadira seolah tidak dapat menemukan bahkan bayangan Tama. Tuh laki emang perlu di rukyah.
"Tandanya dunia makin tua" celetuk Aula membuat Nadira bahkan yang lainnya menghela nafas jengah.
"Lo mau nyerah?" tanya Melia to the point.
Mata Nadira membulat. "Gak lah masa usaha gue selama ini sia-sia kalo gue nyerah. Lagi pula gue gak mau jadi babu Lo ya nyet"
"Yaudah buat Tama jatuh cinta sama lo" celetuk Ody.
"Gimana caranya? Gue udah lakuin berbagai hal tapi masih aja gagal"
"Takdir Lo kurang beruntung begitu. Gue tunggu aja Lo jadi babu gue, haha" Melia tertawa puas melihat sahabatnya itu mencak-mencak kesal.
...
Shitt!!
Entah berapa kali Nadira mengumpat dan berapa kali juga ia merasa bersalah karena mengumpat sembarangan. Bayangin deh orang lagi enak-enaknya tidur tiba-tiba ada yang nelpon dan disuruh menjemput orang. Mana jemputnya di tempat yang jadi malam tanpa tidur alias tempat kesenangan dunia alias club' malam atau bar.
Mana tadi dia dikira anak SMP gegara memakai baju tidur hello kitty yang sangat imut dan hanya ditutupi cardigan. Berkali-kali ia menjelaskan kalau ia sudah legal bahkan ia sudah memiliki KTP.
"Susah punya muka baby face gini masih aja dikira anak kecil yang imut-imut" narsisnya tak ketinggalan ketika berhasil masuk ke dalam club' malam.
Matanya melirik sekeliling merasa sangat asing dengan tempat hiburan malam itu. Tatapan para pengunjung club' mengarah ke arah Nadiran yang seakan salah tempat. Nadira sampai menggaruk-garuk kepalanya dan mencengir untuk mengusir rasa tidak nyamannya.
Hidungnya mengempis begitu asap nikotin yang beterbangan di udara dan bau alkohol yang menyengat menusuk hidungnya. Suara yang sangat nyaring dengan dentuman DJ yang semakin semarak. Ditambah orang-orang yang bergoyang dan berlenggok semakin membuatnya muak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ziratama Obsession [TELAH TERBIT]
Teen FictionCERITA MASIH LENGKAP! Niat awal Nadira hanya ingin bermain-main, ia tidak seserius itu ingin mengejar Tama. Nadira hanya merasa tertantang karena mengira Tama yang belok atau gay. Terlebih taruhan yang ia adakan dengan salah satu sahabatnya membuat...