Malam ini padahal Nadira tidak ingin keluar, ia begitu malas keluar malam-malam. Tapi karena tamu bulanannya datang mengharuskannya untuk keluar untuk membeli pembalut. Setelah selesai membeli keperluannya, ia berjalan kembali menuju rumah. Memang tokonya tidak terlalu jauh dari rumahnya dan Nadira juga terlalu malas untuk menggunakan kendaraan pribadi.
“Kagak ada cogan lewat kali yak?” gumam Nadira sembari menendang kerikil di jalan.
Memang tuh anak pikiranya cuma cogan aja, sebelas dua belas sama Ella emang.
Dia menyipitkan mata ketika segerombolan lelaki sedang duduk berkelompok di pinggir jalan. Tapi sekali lagi Nadira tanpa ragu berjalan melewati kumpulan lelaki itu dengan santainya.
“Suitt...suiitt..cewe, enggak mampir dulu main sama kita” ucap seorang lelaki dengan rambut di cat kuning dan bertindik dengan senyum genit.
Nadira menatap mereka jijik, tapi dia begitu lihai menyembunyikan ekspresinya. ‘Iyuhh...bukannya ketemu cogan malah ketemu cowo genit mana jamet lagi’ gerutunya dalam hati.
“Wani Piro bang?” ucapnya dengan menaik-turunkan alisnya dengan senyum pongah.
“Ayolah kita seneng-seneng bareng, ya gak” ucapnya sembari berjalan mendekati Nadira dengan sempoyongan.
“Najis! Sok kecakepan! Lo kira gue yang cantik paripurna ini mau gitu bareng Lo Lo pada yang burik gini? Ngaca bang, udah mabuk-mabukan di jalanan, kere banget ya sampai gak mampu ke club' buat mabuk? Ngimpi aja Lo sama mau sama gue” semprot Nadira dengan tatapan menghina. Memang kalo urusan menghina itu udah jadi bakat alami Nadira, mulutnya itu loh beracun.
Raut muka semua lelaki di sana segera saja menjadi masam dan geram mendengar perkataan Nadira.
“Belagu banget Lo jadi cewe, emang Lo kira ada juga cowo yang mau sama Lo?” murka cowok berambut kuning itu.
“Oh ya jelas banyak lah, malah pada antri mereka buat jadi pasangan gue” ucap Nadira mengibaskan rambutnya sombong.
Ucapannya semakin membuat para lelaki itu meradang. Tapi tanpa dia sadari di ujung jalan tak jauh dari tempatnya berada, ada seorang lelaki yang duduk di motornya dan menatap kejadian di depannya dengan datar dan sedikit ekspresi ketertarikan di wajahnya.
“Lo semua pada gak laku ya jadi mangkal di pinggir jalan buat godain anak cewe orang? Sesuai sih sama tampang kalian, mana mungkin ada yang mau sama kalian” ejek Nadira semakin menjadi, salah siapa mereka menghadang dia yang saat ini moodnya lagi buruk-buruknya.
“Lo!” seru lelaki dengan rambut kuning berdiri itu mengangkat kepalan tangannya seolah ingin memukul Nadira.
Nadira meraba kantong celananya dan bersiap mengeluarkan senjata ampuhnya jika lelaki itu hendak menyakitinya. Tapi.
“Banci Lo mukul cewe” ucap seorang lelaki yang muncul dari belakang Nadira dan membogem wajah cowok berambut kuning itu hingga jatuh ke jalan.
Nadira ternganga melihat Tama yang muncul tiba-tiba dan membantunya. Matanya mulai berbinar dan menatap Tama dengan seksama. Bahkan lelaki itu mengernyitkan keningnya sedikit terganggu dengan tatapan Nadira.
“Bukan urusan Lo njing!” teriak lelaki berambut kuning bangkit sembari meringis pelan karena sudut bibirnya yang sobek.
“Sekarang jadi urusan gue” ucap Tama tenang.
“Pergi gak Lo atau Lo mau coba buat muka jelek kalian bonyok” ancam Tama menatap tajam kumpulan lelaki itu.
“Sialan!” teriak lelaki itu aku mengajak teman-temannya untuk pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ziratama Obsession [TELAH TERBIT]
Ficção AdolescenteCERITA MASIH LENGKAP! Niat awal Nadira hanya ingin bermain-main, ia tidak seserius itu ingin mengejar Tama. Nadira hanya merasa tertantang karena mengira Tama yang belok atau gay. Terlebih taruhan yang ia adakan dengan salah satu sahabatnya membuat...