Setelah menyelesaikan polesan terakhir di wajahnya, Nadira tersenyum puas. Memandang wajahnya dengan perasaan bangga. Ia selalu bangga dengan wajah cantiknya yang membuat ia selalu ingin memuji diri sendiri.
Malam ini ia menepati janji dengan Eric untuk menemani lelaki itu ke pesta ulang tahun temannya. Ia menggunakan dres selutut warna hitam yang kontras dengan kulitnya yang putih.
Eric
[Gue di depan rumah Lo]
[Tunggu bentar]
Setelah menerima pesan dari Eric, Nadira mengambil Sling bag-nya dan menaruh handphonenya di dalam. Lalu bergegas keluar menghampiri Eric yang masih nangkring di dalam mobilnya.
“Cepet juga Lo, gue kira masih lama datangnya” ucap Nadira sembari memasang sabuk pengaman.
Eric menatap Nadira dengan ringan, “Iya lah gue gak mau tuan putri menunggu gue” kekehnya.
“Ihh gue baper. Tapi boong”
“Ya elah coba jangan jujur-jujur banget” keluh Eric.
“Cepetan jalan. Lo mau bermalam di sini” perintah Nadira ketika merasa Eric tidak juga menjalankan mobilnya.
Setelah mendengar perintah Nadira, Eric sekali lagi terkekeh dan memberi isyarat tanda oke. Tak butuh waktu lama mobil Eric terparkir rapi di sebuah parkiran hotel. Eric dengan cepat membukakan pintu mobil untuk Nadira.
“Entah mengapa gue jadi curiga sama Lo” celetuk Nadira membuat Eric terbatuk pelan.
“Ayo masuk. Jangan terlalu curigaan deh”
Nadira mengendikkan bahunya, bukan salahnya kalau radarnya mendeteksi ada udang dibalik bakwan. Ia mensejajarkan langkahnya dengan Eric. Hotel tempat acara ini termasuk hotel bintang lima yang pastinya untuk mengadakan acara di sini pasti harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit.
Memasuki lobi hotel, Nadira mengerutkan kening ketika merasakan tatapan tajam yang terarah kepadanya atau lebih tepatnya kepada Eric. Netranya menelisik sekitar dan benar saja tidak jauh dari tempat mereka berada, ada seorang perempuan yang memberikan tatapan tajam.
Saat itu juga ia merasakan tangan Eric merangkul pinggangnya dan tersenyum pongah kepada perempuan itu. Untuk yang ini akhirnya Nadira mengerti. Ia membiarkan saja lelaki itu sampai mereka tiba di tempat pesta yang sudah lumayan rame.
Plak
“Aduhh! Sakit Ra” keluh Eric ketika Nadira memukul kencang tangan Eric yang bertengger di pinggangnya.
“Jadi Lo manfaatin gue. Tega ya Lo mana gue gak tau apa-apa lagi. Juga tangan Lo kurang ajar banget ya”
“Yah ketahuan. Sorry Ra gue gak bermaksud kurang ajar. Tapi janji deh asal Lo bantu gue malam ini buat panasin mantan gue tadi, gue akan traktir Lo sepuasnya” janji Eric dengan mengangkat kedua jarinya.
“Emang Lo kira gue cewe apaan!” sungut Nadira dengan kesal.
“Tapi beneran traktir gue sepuasnya ya?” bisiknya lagi mendekati tubuh Eric dengan tatapan licik.
Eric menelan ludahnya, entah mengapa ia merasa menyesal memberikan janji kepada Nadira.
“I-iya sepuasnya”
“Deal!”
Senyum manis terkembang di wajah Nadira. Lumayan pikirnya dapat traktiran jadi dia gak perlu keluar uang. Masalah membuat mantan Eric panas, itu keahlian Nadira.
Dengan cepat ia merangkul lengan Eric dan tersenyum manis kepada Eric membuat lelaki itu sedikit ngeri.
“Lo kenapa?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Ziratama Obsession [TELAH TERBIT]
Teen FictionCERITA MASIH LENGKAP! Niat awal Nadira hanya ingin bermain-main, ia tidak seserius itu ingin mengejar Tama. Nadira hanya merasa tertantang karena mengira Tama yang belok atau gay. Terlebih taruhan yang ia adakan dengan salah satu sahabatnya membuat...