Eits.....jangan lupa pencet dulu bintangnya ya sebagai dukungan buat authornya👍
Author mau membeberkan rahasia nih
Kenapa sahabat Nadira itu ada banyak, ya karena itu terinspirasi dari semua sahabat author. Tapi sahabat Nadira gak bakal sering muncul di sini tapi banyak muncul di cerita author yang sebelumnya....
Beberapa hari ini Nadira mulai sering memata-matai Tama. Ia seolah kehilangan rasa takut pada lelaki itu, hanya demi tantangan yang sebenarnya konyol tapi Nadira yakin kalau ia yang akan memenangkan taruhan itu.
Seperti sekarang dimana ia mengikuti langkah Tama yang berjalan melewati depan perpus. Selama tiga hari mengikuti Tama membuat Nadira yakin lelaki itu anti perempuan. Tapi masih ada aja perempuan yang nekat mendekati Tama dan hasilnya sesuai dugaan Nadira.
“Minggir!”
“Tama terima ya makanan spesial yang aku masak sendiri, rasanya dijamin enak” ucap seorang perempuan dengan nada lembut.
“Lo tuli?” sarkas Tama membuat Nadira berdecak kagum terhadap lelaki itu. Padahal di depannya perempuan cantik tapi sikapnya masih kejam gak ada lembutnya.
“Apa?” perempuan itu tercengang.
“Selain tuli Lo juga bego ya” Tama menyingkirkan perempuan itu dari hadapannya dengan kasar dan lanjut berjalan meninggalkan perempuan itu yang menangis malu.
“Ck kasihan. Salah Lo juga sih orang doi gak doyan cewe” gumamnya seraya menggeleng pelan.
Nadira kembali mengikuti langkah Tama, tapi ia sedang kebingungan karena kehilangan jejak lelaki itu.
“Penguntit!” seru sebuah suara laki-laki tanpa emosi.
Nadira langsung berbalik dan matanya membulat melihat Tama yang berdiri di belakangnya dengan tangan tersisip di saku celananya.
“Siapa yang penguntit” kilah Nadira.
“Siapa lagi?”
Rasanya Nadira pengen teriak kalau ia bukan penguntit tapi hanya mengikuti dia aja. Sebenarnya apa bedanya sih.
“Gue bukan. Kalo penguntit itu ada maksud tersembunyi atau jahat. Lah gue itu cewe baik-baik, paling cantik, ramah, manis dan baik hati mana mungkin nguntit lo” jelas Nadira
“Udah?”
“Iya udah suka sama Lo!” seru Nadira tiba-tiba membuat ia merutuki pernyataan yang keluar tiba-tiba itu.
Tidak ada yang berubah dari raut wajah Tama, masih biasa dan masih datar. Nadira sampai heran apa tidak ada kesan sama sekali ketika ia menyatakan suka.
“Oh”
“Oh? Itu aja? Lo gak kaget apa?”
“Ngapain”
“Intinya gue suka sama Lo dan gue akan ngejar lo” putus Nadira dengan sadar.
Untuk menyehatkan hati dan mentalnya, Nadira lekas pergi dari situ sebelum ia berubah pikiran dan malah mengata-ngatai Tama.
...
Pagi yang cerah secerah senyum sumringah di wajah Nadira. Gadis yang kini terlihat sangat cantik dengan make up tipis yang membuatnya makin terlihat manis. Tak salah lagi, Nadira memang tepat mendapat gelas primadona sekolah.
Kali ini sang primadona akan melancarkan aksinya meluluhkan hati seorang Tama. Bermodal nekat dan kepercayaan diri membuat Nadira seolah tidak peduli dengan reputasi Tama yang lumayan buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ziratama Obsession [TELAH TERBIT]
Roman pour AdolescentsCERITA MASIH LENGKAP! Niat awal Nadira hanya ingin bermain-main, ia tidak seserius itu ingin mengejar Tama. Nadira hanya merasa tertantang karena mengira Tama yang belok atau gay. Terlebih taruhan yang ia adakan dengan salah satu sahabatnya membuat...